Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example and Non Example

4 Kegiatan-kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket. 5 Kegiatan-kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola. 6 Kegiatan metric : melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pemeran, menari dan berkebun. 7 Kegiatan-kegiatan mental : merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8 Kegiatan-kegiatan emosional : minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan overlap satu sama lain. Sardiman 2004 : 23 partisipasi dapat terlihat aktifitas fisiknya, yang dimaksud adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain, ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif. Aspek aktivitas fisik dan aktifitas psikis antara lain : 1 Visual activities : membaca dan memperhatikan. 2 Oral activities : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, wawancara, diskusi, interupsi, dan sebagainya. 3 Listening activities : mendengrkan uraian, percakapan, diskusi. 4 Writing activities : menulis, menyalin. 5 Drawing activities : menggambar, membuat grafik, peta, dan sebagainya. 6 Motor activities : melakukan percobaan, membuat model. 7 Mental activities : menganggap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8 Emotional activities : menaruh minat, merasa bosan, gembira, tenang, dan sebagainya.

2.8.3 Indikator Keterlibatan

Pernyataan Dierich dalam Yamin 2007 : 84 mengeamukakan bahwa “seorang siswa sudah melalui proses belajar aktif jika ia mampu menunjukkan keterampilan berpikir kompleks, memproses informasi, berkomunikasi efektif, bekerja sama, berkolaborasi, dan berdaya nalar yang efektif ”. Sependapat dengan pernyataan tersebut Marzano dkk 1994 dalam supinah 2009 : 11 mengatakan setiap jenjang keterampilan mempunyai indikator-indikator secara khusus sebagai berikut : 1. Berpikir Kompleks Complex Thinking : a. Menggunakan berbagai strategi berfikir kompleks dengan efektif. b. Menerjemahkan isu dan situasi menjadi langkah kerja dengan tujuan yang jelas. 2. Memroses informasi Information Processing : a. Menggunakan berbagai strategi teknik pengumpulan informasi dan berbagai sumber informasi dengan efektif. b. Menginterpretasikan dan mensintesiskan informasi dengan efektif. c. Mengevaluasi informasi dengan tepat. d. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan perolehan manfaat tambahan dari informasi. 3. Berkomunikasi Efektif Effective Communication : a. Menyatakanmenyampaikan ide dengan jelas. b. Secara efektif dapat mengomunikasikan ide dengan berbagai jenis pemirsa, dengan berbagai cara untuk berbagai tujuan. c. Menghasilkan hasil karya yang berkualitas. 4. Bekerja sama CooperationCollaboration : a. Berusaha untuk mencapai tujuan kelompok. b. Menggunakan keterampilan interpersonal dengan efektif. c. Berusaha untuk memelihara kekompakan kelompok. d. Menunjukkan kemampuan untuk berperan dalam berbagai peran secara efektif. 5. Berdaya nalar efektif Effective Habits of Mind Disiplin Diri Self Regulation : 1 Mengerti akan pola pikirnya sendiri 2 Membuat rencana yang efektif. 3 Membuat dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Sangat peka terhadap umpan balik 6. Berpikir Kritis Critical Thinking : 1 Tepat dan selalu berusaha agar tepat . 2 Jelas dan akan selalu berusaha agar jelas. 3 Berpikir terbuka. 4 Menahan diri agar tidak impulsive. 5 Memperlihatkan prinsipwarna jika memang diperlukan. 6 Peka terhadap perasaan dan tingkat pengetahuan orang lain 7 Berpikir Kreatif Creative Thinking : a. Tetap melaksanakan tugas walaupun hasilnya belum jelas benar. b. Berusaha sekuat tenaga dan semampunya. c. Selalu mempunyai dan berusaha mencapai standar yang ideal yang ditetapkan untuk dirinya. d. Mempunyai cara-cara untuk melihat situasi dari perspektif lain selain yang ada. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan yang harus ada dalam indikator memuat keterlibatan mental, emosi, dan fisik peserta didik dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Berikut merupakan modifikasi indikator keterlibatan : Siswa membaca materi pelajaran, siswa mendengarkan pendapat teman, siswa menulis materi pelajaran, siswa berlatih keterampilan menggunakan media, siswa mengemukakan pendapat. Partisipasi siswa di dalam kelas akan mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri, dimana dengan partisipasi yang tinggi akan tercipta suasana pembelajaran yang efektif. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian, tujuan pembelajaran yang sudah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin.

2.9 Hasil Belajar

Dalam hasil belajar akan dijelaskan mengenai pengertian hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

2.9.1 Pengertian hasil belajar

Proses interaksi belajar-mengajar merupakan suatu kegiatan inti sebuah pendidikan. Selain inti dari kegiatan pendidikan, proses interaksi belajar-mengajar adalah suatu upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tidak akan tercapai bila proses interaksi belajar-mengajar tidak pernah berlangsung dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah hasil belajar. Pengertian hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar” Muslich 2011 : 5. Secara garis besar hasil belajar dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang dimilki siswa setelah ia menerima pembelajaran. Sehubungan dengan teori hasil belajar yang diungkapkan oleh Muslich, hasil belajar juga didukung oleh Slameto dalam Wijaya 2013 : 13 mengemukakan “hasil belajar adalah tingkat penugasan yang telah dicapai oeh siswa setelah melakukan aktifitas belajar pada mata pelajaran tertentu dan dinyatakan dalam bentuk nilai yang diukur melalui suatu tes atau evaluasi ”. Maknanya hasil belajar merupakan faktor pengukur utama untuk pencapaian sebuah tujuan pendidikan yang diharapkan.

2.9.2 Jenis-jenis hasil belajar

Jenis-jenis hasil belajar digunakan dalam mengklarifikasi hasil belajar. Gagne dalam Aunurahman 2011 : 47 mengemukakan ada lima macam hasil belajar yaitu : a. Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi di sekolah. b. Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperlihatkan, belajr, mengingat dan berpikir. c. Informasi verbal yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan. d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Sikap yaitu suatu kemampuan internal yang memperngaruhi tingkah laku yang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor intelektual. Jadi, intinya belajar tidak merupakan sesuatu yang terjadi alamiah, akan tetapi hanya akan terjadi dengan kondisi-kondisi tertentu.

2.10 Game Puzzle

Dalam game puzzle akan dijelaskan mengenai pengertian game puzzle, keunggulan, dan kelemahan game puzzle.

2.10.1 Pengertian game puzzle

Menurut Rahmanelli dalam Srianis dkk 2014 : 4 game puzzle adalah “permainan merangkai potongan-potongan gambar yang berantakan menjadi suatu gambar yang utuh”. Sependapat denngan pernyataan di atas, Rohmat dalam Srianis dkk 2014 : 5 juga mengungkapkan bahwa game puzzle adalah “permainan kontruksi melalui kegiatan memasang atau menjodohkan kotak-kotak, atau gambar bangun- bangun tertentu sehingga akhirnya membentuk sebuah pola tertentu”. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa game puzzle adalah sebuah permainan mendidik atau edukatif yang dapat mengoptimalkan atau memaksimalkan kemampuan, keterampilan dan kecerdasan anak.

2.10.2 Keunggulan dan kelemahan game puzzle

Harahap dkk 2013 : 7 mengemukakan keunggulan metode permainan puzzle : a. Guru bisa mengontrol urutan dan keleluaaan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasaibahan pelajaran yang disampaikan. b. Mudah dibawa dan praktis dan dapat diterapkan di wilayah manapun kita mengajar. c. Mudah disajikan dalam pembelajaran. d. Melatih Konsentrasi siswa, solidaritas, dan kerja sama antar siswa. e. Siswa ikut terlibat saat penyajian atau proses pembelajarannya.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS IV SDN BUMISARI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 2 80

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KELISTRIKAN MESIN DAN KONVERSI ENERGI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 5 MEDAN.

0 2 26

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS V DI SDN 01 Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Example Non Example Siswa Kelas V Di SDN 01 Jatiwarno Jatipuro Karanganyar Tahun P

0 5 15

Peningkatan keterlibatan dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan geometri menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example dan game puzzle di kelas IV SD Dukuh 2 Sleman.

0 4 269

Peningkatan keterlibatan dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan geometri menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example dan game puzzle di kelas IV SD Dukuh 2 Sleman

2 4 267

MODEL PEMBELAJARAN TIDAK TERARAH NON DIR

0 0 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS V SD

0 0 9

Peningkatan Keterlibatan Dan Pemahaman Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Menggunakan Model Pembelajaran Example Non Example Berbantuan Game Puzzle Pada Kelas VIII SMP N 4 SEWON

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL EXAMPLE NON- EXAMPLE KELAS IV SD 7 CENDONO DAWE KUDUS

1 0 26

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE KELAS IV SDN 02 HONGGOSOCO JEKULO KUDUS SKRIPSI

0 0 25