4.2.3 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang telah diajukan pada Bab II adalah: Jika proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example
and non example dan game puzzle dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan
situasi-kondisi yang ada, maka dapat meningkatkan keterlibatan dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan bangun datar pada siswa kelas IV SD N Perumnas
Condongcatur. Berdasarkan, komponen instrumen pembelajaran beserta keterlaksanaannya, komponen soal evaluasi beserta keterlaksanaannya, dan
keterlaksanaan tes terlihat bahwa proses penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example dan game puzzle
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan situasi-kondisi yang ada dan terlihat pula bahwa akibat dari dipenuhinya ketentuan tersebut maka telah terjadi
peningkatan keterlibatan dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima.
BAB V PENUTUP
Pada bab V ini akan dijelaskan kesimpulan, keterbatasan, dan saran penelitian. Dengan uraian sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example dan game puzzle dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan situasi-kondisi yang ada sehingga meningkatkan keterlibatan dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan bangun datar pada siswa kelas IV SD N
Perumnas Condongcatur. Berdasarkan, komponen instrumen pembelajaran beserta keterlaksanaannya, komponen soal evaluasi beserta keterlaksanaannya, dan
keterlaksanaan tes terlihat bahwa proses penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example dan game puzzle
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan situasi-kondisi yang dan terlihat pula bahwa akibat dari dipenuhinya ketentuan tersebut maka telah terjadi peningkatan
keterlibatan dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
diuraikan bahwa:
5.1.1 Langkah-langkah
pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe example and non example dan game puzzle
sudah terlaksana sesuai dengan ketentuan.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe example and non example
dan game puzzle yaitu : a
Guru menulis topik pembelajaran b
Guru menulis tujuan pembelajaran. c
Guru membagi peserta didik dalam kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang.
d Guru menayangkan gambar melalui LCD atau OHP.
106 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e Guru meminta kepada masing-masing kelompok untuk membuat
rangkuman tentang macam-macam gambar yang ditunjukkan oleh guru melalui LCD.
f Peserta didik melakukan diskusi .
g Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi.
Hal ini membantu siswa dalam menguasai materi pembelajaran dan mencapai hasil belajar yang diharapkan. Guru memberikan pelajaran, kemudian
siswa-siswa didalam kelompok memastikan semua anggota kelompok bisa menguasai materi pelajaran tersebut, kemudian setiap kelompok menyusun puzzle
geometri yang dibagikan. Berdasarkan hasil penyusunan puzzle tersebut dapat meningkatkan kerjasama dan keterlibatan siswa. Setelah guru menjelaskan cara
mencari rumus yang benar. Kemudian, siswa memainkan puzzle dengan mencari dan menyusun puzzle untuk membentuk suatu bangun datar. Hal ini berguna
untuk pengecekan keberhasilan penanaman konsep materi pembelajaran. Selain itu, permainan puzzle juga dapat meningktakan keterlibatan siswa.
5.1.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe example and non
example dan game puzzle dapat meningkatkan keterlibatan dan hasil belajar matematika siswa.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example
dan game puzzle dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan geometri meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
pada siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar dari nilai rata-rata kelas
adalah 59,6 menjadi 79,2 pada siklus I, dan menjadi 86,8 pada siklus II. Persentase ketuntasan KKM adalah dari 24 menjadi 100 pada siklus I,
dan menjadi 96 pada siklus II. Peningkatan keterlibatan adalah dari skor 35,2 menjadi 69,2 pada siklus I, dan menjadi 77,6 pada siklus II.
Peningkatan keterlibatan adalah dari Persentase 35,2 menjadi 69,2 pada siklus 1, dan menjadi 77,6 pada siklus II.
5.2.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan ini ada kekurangan yang dirasakan oleh peneliti. Kekurangan yang dirasakan dalam penelitian ini dianggap
sebagai keterbatasan peneliti. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
5.2.2.1Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
example and non example dan game puzzle membutuhkan waktu yang banyak.
Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example dan game puzzle memerlukan
waktu yang tidak sedikit, sehingga guru perlu memperhitungkan waktu yang digunakan dalam pelaksanaan.
5.2.2.2 Kesulitan awal saat pembelajaran
Peneliti mengalami kesulitan pada awalnya dalam melakukan pengamatan pada aspek afektif dan aspek psikomotorik dikarenakan
peneliti belum mengenal nama setiap siswa dalam kelas tersebut.
5. 3 Saran
Berdasarkan dengan hasil penelitian yang dilakukan, beberapa saran dapa disampaikan untuk menjadi bahan pertimbangan kemajuan
belajar khususnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example dan game puzzle untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
5.3.1 Bagi Sekolah
Kepala sekolah diharapkan mampu membekali guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif di kelas saat
kegiatan belajar mengajar sehingga dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.
5.3.2 Bagi Guru
Guru diharapkan mampu menerapkan berbagai model pembelajaran kooperatif dalam menyampaikan materi kepada
siswa saat pembelajaran di kelas, terutama dengan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example dan game
puzzle .
5.3.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan memperhitungkan alokasi waktu yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe example and non example dan game puzzle
karena memerlukan waktu yang banyak. Selain itu, peneliti dapat memberikan kartu tanda nama siswa pada setiap siswa yang
dapat membantu peneliti dalam menyebut dan memanggil siswa saat pembelajaran berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Penyesuaian Diri Hewan dengan Lingkungan Tertentu untuk Mempertahankan Hidup
dengan Menggunakan Metode Examples Non Examples. http:jurnal.iainbanten.ac.idindex.phpprimaryarticledownload119114
diakses tanggal 11 September 2015. Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta :Yuma Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Astuty, Nurul. 2006. Penerapan Model Kooperatif Tipe Example And Non Example Dengan Menggunakan Alat Peraga Untuk
Meningkatkan Hasil belajar Siswa Di Kelas VIII SMPN I Argamakmur
. Volume X, No.1 http:repository.unib.ac.id490104.20Isi20vol20x202012
2020Nuru l20Astuty20Yensi20024-035.pdf diakses tanggal 11
September 2015. Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta
Azwar, Saifuddin. 2003. Validitas dan Reliabilitas.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Budistyadi. 2015. Peningkatan prestasi Belajar Sejarah Dengan Menerapkan
Model Cooperative Learning Examples And Non Examples Dan Penggunaan Media Gambar Siswa Kelas XII IPA SMA N 1 Depok
Yogyakarta .
http:library usd.pdf diakses tanggal 11 September 2015.
Yogyakarta:USD Dimmyati Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta. Fitri, Rahma.2014. Penerapan Strategi The Firing Line Pada Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Batipuh .Volume 3 No.1
http:ejournal.unp.ac.idstudentsindex.phppmatarticleview 1214906
diakses tanggal 11 September 2015. Hamzah. 2009. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan