Jenis-jenis hasil belajar Hasil Belajar
Simangunsong 2014 dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterlibatan Siswa Pada Matematika Yang Menyenangkan Menggunakan Permainan Kelas II Sekolah Dasar”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif,
dengan bentuk penelitian survey kelembagaan. Sampel penelitian ini adalah 11 siswa. Hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat peningkatan pembelajaran Matematika yang
menyenangkan dengan menggunakan teknik permainan di Kelas II Sekolah Dasar Negeri Nomor 09 Serangkang Entikong Sanggau.
Harahap 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Efektifitas Metode Permainan Puzzle Terhadap Kemampuan Menulis Surat Dinas Oleh Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 35 Medan Tahun Pembelajaran 20132014”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yakni membandingkan dua kelas. Dari distribusi data yang
diperoleh, diketahui kelas X1 memiliki rata-rata 86,58 dengan standar deviasi sebesar 8,55, sementara kelas X2 memiliki rata-rata 76,27 dengan standar deviasi
sebesar 5,36. Berdasarkan hasil uji analisis data dengan me nggunakan uji “t”
diperoleh thitung = 5,12 pada taraf signifikan = 5 dari daftar distribusi N = 26 maka diperoleh ttabel = 1,67. Jadi, thitung ttabel, 5,12 1,67 maka hipotesis nihil H0
ditolak dan hipotesis alternative Ha diterima. Artinya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis surat dinas lebih efektif menggunakan metode Permainan
Puzzle dibandingkan metode Ceramah siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Medan
tahun pembelajaran 20132014. Srianis 2014 dalam pe
nelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode Bermain Puzzle Geometri Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Dalam
Mengenal Bentuk”. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah Hasil analisis data
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal bentuk setelah penerapan metode bermain Puzzle Geometri pada siklus I sebesar
71,50 yang berada pada kategori sedang ternyata mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 91,00 yang termasuk kategori sangat tinggi. Jadi, terdapat
peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal bentuk pada anak setelah diterapkan metode bermain Puzzle Geometri sebesar 19,50.
Wijaya 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Example And Non Example
Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V Sekolah Dasar”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan bentuk quasi exsperimental design. Teknik pengumpul data yang digunakan adalah teknik observasi
langsung dan teknik pengukuran. Alat pengumpul data yang adalah lembar observasi dan tes soal isian yang berjumlah 20 soal. Hasil rata-rata pre-test adalah 60,27
dengan standar deviasi 15,28. Hasil rata-rata post-test adalah 80,22dengan standar deviasi 11,59. Hasil uji normalitas, keduanya berdistribusi normal. Hasil uji t
diperoleh t hitung 8,43 dengan df = 31 – 1 = 30 dan taraf signifikan α = 5
diperoleh harga t tabel = 2,042, ternyata t hitung ≥ ttabel. Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, terdapat pengaruh model Example Non
Example terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Selatan.
Norrahmah2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Model Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”. desain penelitian pretes-postes kelompok non-ekuivalen.Data kuantitatif diperoleh dari
rata-rata nilai pretes dan postes yang dianalisis secara statistik. Data kualitatif berupa data aktivitas belajar, angket tanggapan, dan angket keterlibatan siswa yang dianalisis
secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dalam semua aspek berkriteria baik 75,91. Sebagian besar siswa
memberikan tanggapan positif terhadap model PBL dan terlibat dalam proses pembelajaran PBL. Penggunaan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan rata-rata N-gain yang berkriteria tinggi 74,10. Peningkatan hasil belajar terjadi pada semua indikator kognitif C2 dan C4 dengan rata-rata N-gain berkriteria
tinggi 79,17 untuk indikator kognitif C2; dan indikator kognitif C4 berkriteria sedang 69,02. Dengan demikian penggunaan model PBL dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian terdahulu yang relevan diatas, bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe example and non example pernah digunakan dalam penelitian. Akan tetapi, tidak menggunakan game puzzle dan peneliti menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas. Untuk menghindari duplikasi maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterlibatan dan Hasil Belajar Siswa Pada
Pokok Bahasan Geometri Menggunakan Model Pembelajaran tipe Example and Non PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI