90
kebutuhan afeksi responden dengan membangun komunikasi yang terbuka, memberikan perhatian, menanggapi permasalahan responden, serta
memberikan perlindungan yang cukup bagi responden. Sama seperti responden ketiga, kebutuhan afeksi responden pertama
dapat terpenuhi dengan adanya komunikasi yang terbuka dan perhatian dari ibu. Akan tetapi, responden pertama cenderung menunjukkan
dependensi terhadap ibu, khususnya dalam menyelesaikan masalah. Dalam hal ini, Riley dan Shalala 2000 serta Gunarsa 2004, menyatakan bahwa
ayah berperan dalam memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplor berbagai hal dan menjadi model dalam menyelesaikan
masalah. Berdasarkan pernyataan tersebut, dependensi pada responden kedua dapat disebabkan oleh ketidakhadiran ayah dalam memberikan
responden kesempatan untuk mengeksplor berbagai hal dan menjadi model dalam menyelesaikan masalah.
2. Deskripsi Ibu Bagi Responden dan Ekonomi Keluarga
Ketidakhadiran ayah juga berdampak pada keluarga, khususnya ekonomi keluarga. Menurut Santrock 2003, ekonomi keluarga tanpa
ayah tergolong sulit. Hal ini cukup serupa dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa keadaan ekonomi keluarga responden berada di
kisaran menengah ke bawah sehingga membutuhkan bantuan ekonomi
91
dari keluarga besar serta lingkungan seperti guru, teman ibu, dan pinjaman keuangan dari pihak eksternal.
Dalam hal finansial, ibu mendapat peran sebagai sumber finansial utama. Setiap kebutuhan responden selalu diusahakan tercukupi oleh ibu.
Khususnya pada responden kedua yang masih dependen secara finansial dengan meminta uang saku kepada ibu. Oleh karena itu, ibu dan
responden kedua mengelola keuangan dengan membuat prioritas pemenuhan kebutuhan agar mereka tidak kekurangan. Sedangkan pada
responden pertama, meskipun ia telah bekerja dan berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri, responden masih meminta kepada ibu dan
berusaha untuk mengelola keuangannya dengan menabung. Menurut Gunarsa 2004, peran pencari nafkah merupakan peran
yang dimiliki ayah dalam keluarga. Ketika peran tersebut dilakukan oleh ayah maupun kedua orang tua, anak belajar untuk melakukan tanggung
jawab secara rutin dan tanpa paksaan. Selain itu, anak juga belajar mengenali peran serta pekerjaan yang akan dipilih dan dilakukannya
nanti. Pernyataan Gunarsa bertolak belakang dengan apa yang dialami responden ketiga. Meskipun responden tidak melihat ayahnya mencari
nafkah, responden pernah mengambil tanggung jawab sebagai salah satu sumber finansial keluarga. Dalam hal ini kesadaran responden untuk
bertanggung jawab atas kebutuhan keluarga dapat tumbuh karena ibu menggantikan peran ayah sebagai pencari nafkah yang memberikan
92
teladan mengenai tanggung jawab dan pengenalan akan peran dan profesi pekerjaan.
Selanjutnya, Gunarsa 2004 juga menyatakan bahwa peran ayah adalah melindungi keluarga. Ketika ayah melindungi keluarga, ayah juga
sedang memberikan model pada anak laki-laki bahwa peran seorang laki- laki adalah melindungi keluarganya Riley dan Shalala, 2000. Hal ini
pun bertolak belakang dengan realita pada responden ketiga. Meskipun responden tidak pernah melihat ayahnya melindungi keluarga, responden
berusaha melindungi keluarganya dari ancaman dan hinaan yang diberikan lingkungan. Hal ini mungkin terjadi karena ibu responden
menunjukkan peran ayah sebagai pelindung bagi responden. Peran lain yang dijalankan ibu dalam keluarga tanpa ayah adalah
peran sebagai figur otorita dimana ibu mendidik serta memperkenalkan anak mengenai nilai dan norma. Menurut Gunarsa 2004, pendidikan
mengenai nilai dan norma dilakukan ayah agar anak belajar bersikap patuh dan disiplin. Berdasarkan hasil penelitian, ketiga ibu responden
menggantikan peran ayah sebagai figur otorita dengan cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh sikap patuh dan disiplin ketiga responden kepada
nasihat dan saran dari ibu mereka. Misalnya, responden berusaha mematuhi nasihat ibu untuk rajin belajar dan menjadi pribadi yang
bertanggung jawab. Menurut Sim 2000 dalam Berk 2012, pengasuhan autoritatif membuat anak mematuhi orang tuanya. Berdasarkan hal