87
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, ketidakhadiran ayah dalam keluarga memberikan dampak secara langsung dan secara tidak langsung terhadap
perkembangan remaja laki-laki. Dampak secara langsung dirasakan secara langsung oleh responden dan bersifat negatif. Sedangkan dampak secara tidak
langsung merupakan respon lingkungan responden atas ketidakhadiran ayah dalam keluarga yang memberikan pengaruh positif atau konstruktif bagi
perkembangan remaja laki-laki yang dibesarkan tanpa kehadiran ayah. Dampak secara langsung ketidakhadiran ayah akan dibahas pada poin
deskripsi ayah bagi responden sedangkan dampak secara tidak langsung akan dibahas pada tema pembahasan berikutnya.
Selain itu, penemuan penelitian ini didominasi oleh perkembangan sosioemosi dan beberapa persepsi responden yang mencerminakan
perkembangan kognisisnya. Sedangkan aspek perkembangan fisik tidak muncul dalam data penelitian. Hal ini dikarenakan rasa sungkan peneliti
untuk menanyakan hal-hal terkait pubertas dan seksualitas pada responden yang berjenis kelamin laki-laki.
1. Deskripsi Ayah Bagi Responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pertama dan ketiga yang ditinggalkan secara sengaja oleh ayahnya memiliki persepsi negatif
terhadap ayah, yakni persepsi bahwa ayah tidak bertanggung jawab.
88
Mereka merasa tidak mendapatkan kasih, perlindungan, didikan, dan pemenuhan kebutuhan finansial dari ayahnya sehingga mereka kecewa,
sedih, dan marah. Oleh karena hal tersebut, responden cenderung mengabaikan, menghindari, menolak, dan ingin membalas perbuatan
ayahnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santrock 2003 bahwa remaja yang ditinggalkan ayahnya sejak masa kanak-kanak dapat memendam rasa
marah kepada ayahnya karena tidak dapat tumbuh dalam keluarga yang utuh.
Akan tetapi, responden kedua yang ayahnya meninggal memiliki persepsi yang positif, dimana ayah adalah sumber finansial keluarga dan
figur yang memperhatikan responden. Oleh karena itu, ketidakhadiran ayah membuat responden merasa sedih, kesepian, dan ingin memiliki
hubungan yang dekat lagi dengan ayah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lerner 2011 bahwa anak yang dibesarkan tanpa kehadiran ayah dapat
merasakan kedukaan dan kesepian. Dalam kedukaan akibat ketidakhadiran ayah, Gunarsa 2008
mengungkapkan bahwa anak berusaha mentransfer perasaannya kepada ibu. Akan tetapi, ibu telah kehabisan waktu untuk bekerja dan mengurus
tugas rumah tangga. Pernyataan Gunarsa tersebut mendukung hasil penelitian dimana ibu responden menghabiskan waktu dari pagi hingga
malam hari untuk bekerja dan mengurus rumah tangga sehingga ibu tidak
89
memiliki waktu dan energi yang cukup untuk berkomunikasi secara leluasa dan memperhatikan responden secara maksimal.
Menurut Sigle-Rushton dan McLanahan 2002, anak yang dibesarkan tanpa kehadiran ayah dapat kekurangan sosialisasi dalam
keluarga. Kekurangan sosialisasi yang dimaksud adalah tidak adanya kesempatan responden untuk mempelajari kemampuan interpersonal
seperti komunikasi, kerja sama, dan penyelesaian masalah dari relasi antara ayah dengan ibunya. Kecenderungan responden kedua untuk
menekan dan menyangkal perasaannya dapat menunjukkan bahwa responden kesulitan dalam mengungkapkan perasaan secara terbuka. Hal
ini dapat disebabkan oleh ketidakhadiran ayah sebagai partner ibu yang memberikan teladan dalam membangun relasi dengan orang lain.
Selain kesulitan mengungkapkan perasaan, responden kedua juga mengungkapkan bahwa dirinya kurang tertarik untuk berkomunikasi
dengan orang lain, baik laki-laki maupun perempuan. Menurut Rohner dan Veneziano 2001, salah satu dampak ketidakhadiran ayah adalah
penarikan diri secara sosial dan emosional oleh anak. Dalam hal ini, represi, penyangkalan perasaan, dan kurangnya minat responden kedua
untuk berkomunikasi dengan orang lain menunjukkan kecenderungan responden untuk menarik diri secara sosial dan emosional.
Di sisi lain, responden ketiga tidak merasakan apa yang dirasakan responden kedua. Hal ini dikarenakan ibu responden mampu memenuhi
90
kebutuhan afeksi responden dengan membangun komunikasi yang terbuka, memberikan perhatian, menanggapi permasalahan responden, serta
memberikan perlindungan yang cukup bagi responden. Sama seperti responden ketiga, kebutuhan afeksi responden pertama
dapat terpenuhi dengan adanya komunikasi yang terbuka dan perhatian dari ibu. Akan tetapi, responden pertama cenderung menunjukkan
dependensi terhadap ibu, khususnya dalam menyelesaikan masalah. Dalam hal ini, Riley dan Shalala 2000 serta Gunarsa 2004, menyatakan bahwa
ayah berperan dalam memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplor berbagai hal dan menjadi model dalam menyelesaikan
masalah. Berdasarkan pernyataan tersebut, dependensi pada responden kedua dapat disebabkan oleh ketidakhadiran ayah dalam memberikan
responden kesempatan untuk mengeksplor berbagai hal dan menjadi model dalam menyelesaikan masalah.
2. Deskripsi Ibu Bagi Responden dan Ekonomi Keluarga
Ketidakhadiran ayah juga berdampak pada keluarga, khususnya ekonomi keluarga. Menurut Santrock 2003, ekonomi keluarga tanpa
ayah tergolong sulit. Hal ini cukup serupa dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa keadaan ekonomi keluarga responden berada di
kisaran menengah ke bawah sehingga membutuhkan bantuan ekonomi