bekerja, kebebasan mengeluarkan ide, sumber motivasi dalam bekerja, dan dasar kedisiplinan kerja. Dimensi maskulinitas versus femininitas masculinity
versus femininity mencakup indikator: cara mengatasi masalah, filosofi kerja, sikap atasan dalam memimpin, dan orientasi kerja. Dimensi individualisme
versus kolektivisme individualism versus collectivism mencakup indikator: dasar hubungan atasan bawahan, dasar pemberian gaji dan sistem manajemen
kerja yang dianut.
C. Kultur Lingkungan Masyarakat
1. Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan Selo Soemardjan dalam Soerjono Soekanto,
1982:22. Hal demikian berarti masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka
dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas Ralph
Linton dalam Soerjono Soekanto, 1982:22. Sedangkan menurut Hasan Shadily, masyarakat adalah golongan besar
atau kecil terdiri atas beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan mempengaruhi satu sama lain dalam
Manurung, 1995:48. Sementara, Webster menguraikan masyarakat sebagai kehidupan suatu susunan sosial atau kehidupan suatu himpunan yang
dianggap seperti suatu sistem yang olehnya kehidupan individu dibentuk, terikat oleh cita-cita atau tujuan bersama, kepentingan bersama dalam taraf
kehidupan dalam Manurung, 1995:49. Jadi, masyarakat merupakan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial dimana didalamnya
kehidupan individu dibentuk, saling mempengaruhi satu sama lain, terikat oleh tujuan bersama dengan batas-batas aturan yang dirumuskan dengan jelas.
Dari definisi di atas, kultur lingkungan masyarakat merupakan pandangan hidup, mencakup cara berpikir, berperilaku, sikap nilai, yang
diakui bersama dalam sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial dimana didalamnya kehidupan individu dibentuk, saling mempengaruhi satu
sama lain, terikat oleh tujuan bersama dengan batas-batas aturan yang dirumuskan dengan jelas.
2. Dimensi Kultur Lingkungan Masyarakat
Menurut Hofstede 1994:10, dimensi kultur lingkungan masyarakat adalah: a jarak kekuasaan power distance; b penghindaran ketidakpastian
uncertainty avoidance; c individualisme versus kolektivisme individualism versus collectivism; d maskulinitas versus femininitas
masculinity versus femininity. Dimensi jarak kekuasaan power distance menunjukkan tingkatan
sejauhmana tiap budaya mempertahankan perbedaan status atau kekuasaan diantara anggota-anggotanya. Kultur lingkungan masyarakat dengan latar
belakang budaya power distance besar akan cenderung mengembangkan aturan, mekanisme atau kebiasaan-kebiasaan dalam mempertahankan
perbedaan status atau kekuasaan. Hal ini ditandai dengan anggapan perangkat desa sebagai pihak yang sah dan tepat untuk dimintai pandangan tentang
kriteria baik dan buruknya tindakan. Lingkungan masyarakat dengan latar belakang budaya power distance kecil berusaha meminimalkan perbedaan
status atau kekuasaan sehingga dalam hubungan bermasyarakat tidak menampakkan dirinya sebagai atasan dan warga tidak merasa sebagai
bawahan. Dimensi penghindaran ketidakpastian uncertainty avoidance
menunjuk sejauhmana pandangan anggota lingkungan masyarakat dalam menghadapi situasi yang tidak pasti. Lingkungan masyarakat dengan latar
belakang budaya uncertainty avoidance kuat, merasa terancam dengan ketidakpastian sehingga anggota lingkungan masyarakat akan cenderung
menghindari perubahan. Sementara pada lingkungan masyarakat dengan latar belakang budaya uncertainty avoidance lemah toleransi terhadap situasi tidak
pasti akan menjadi lebih tinggi, sehingga anggota lingkungan masyarakat akan merubah aturan bersama jika dirasa aturan tersebut sudah tidak dapat
lagi diterapkan. Sementara dimensi individualisme versus kolektivisme individualism
versus collectivism mengacu pada sejauhmana suatu masyarakat mendukung tendensi individualisme atau kolektivisme. Lingkungan masyarakat dengan
latar belakang budaya individualisme mendorong anggota-anggotanya untuk mandiri otonom dan merealisasikan hak-hak pribadinya. Sedangkan pada
lingkungan masyarakat dengan latar belakang budaya kolektivisme menekankan kewajiban pada kelompok daripada hak-hak pribadinya.
Sedangkan dimensi maskulinitas versus femininitas masculinity versus femininity menunjukkan sejauhmana lingkungan masyarakat
berpegang teguh pada peran gender. Lingkungan masyarakat dengan latar
belakang budaya maskulinitas menekankan pada nilai ketegasan, ambisi, dan
persaingan. Sedangkan pada lingkungan masyarakat dengan latar belakang budaya femininitas lebih mengutamakan kesederhanaan, kerendahan hati, dan
kesetiakawanan Dimensi jarak kekuasaan power distance mencakup indikator antara
lain: kewenangan dalam pengunaan kekuasaan, kepemilikan hak, performance of powerfull people, dasar kekuasaan, dan fokus manajemen terhadap aturan.
Dimensi penghindaran ketidakpastian uncertainty avoidance mencakup indikator yang meliputi: perlakuan terhadap pelanggaran aturan, sikap atasan
terhadap kritik bawahan, dan letak kepercayaan. Dimensi individualisme versus kolektivisme invidualism versus collectivism mencakup indikator
antara lain: orientasi kepentingan dalam masyarakat, tingkat kepentingan kehidupan pribadi, penetapan pendapat atas kelompok, perbedaan pelaksanaan
hukum dan hak, tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan pada dimensi maskulinitas versus femininitas masculinity versus femininity mencakup