Variabel Penelitian dan Pengukurannya

3 Tidak setuju 2 3 4 Sangat tidak setuju 1 4 2. Kultur Keluarga Yang dimaksud kultur keluarga adalah pandangan hidup yang mencakup cara berpikir, berperilaku, dan sikap nilai, yang diakui bersama dalam suatu kesatuan sosial yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak, yang dapat dijadikan tempat untuk membimbing anak-anak sekaligus sebagai tempat untuk pemenuhan kebutuhan hidup, baik kebutuhan fisik maupun psikis. Variabel kultur keluarga diukur berdasarkan indikator antara lain: kekuasaan orang tua atas aturan, kepatuhanrasa hormat terhadap orang tua atau terhadap anggota keluarga lain yang lebih tua, kebiasaan dalam meminimalkan perbedaan status, ketergantungan pada orang tua, kebiasaan dalam meminimalkan perbedaan status, kebebasan untuk menyatakan pendapat, loyalitas kepada anggota keluarga lain, keleluasaan untuk mandiri, keterikatan sosial satu sama lain dalam keluarga, kebutuhan untuk berkomunikasi, perasaan yang muncul atas pelanggaran suatu aturan atau norma tertentu, ayah lebih dominan, perhatian yang lebih kepada anggota keluarga yang kuat, anggota keluarga laki-laki atau perempuan memiliki cita-cita yang tinggi, menghindari adanya perbedaan, sikap dalam menghadapi ketidakpastian hidup, dan penetapan aturan. Keseluruhan indikator tersebut dijabarkan dalam 18 item pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kultur keluarga. Tabel 3.2 Tabel Operasionalisasi Variabel Kultur Keluarga No. Dimensi Indikator Pertanyaan No 1. Power distance a. Kekuasaan orang tua atas aturan b. Kepatuhan atau rasa hormat terhadap orang tua atau terhadap anggota keluarga lain yang lebih tua. c. Ketergantungan pada orang tua d. Kebiasaan dalam meminimalkan perbedaan status 1 2 3 4 2. Individualism vs Collectivism a. Kebebasan untuk menyatakan pendapat b. Loyalitas kepada anggota keluarga lain c. Keleluasan untuk mandiri d. Keterikatan sosial satu sama lain dalam keluarga e. Kebutuhan untuk berkomunikasi f. Perasaan yang muncul atas pelanggaran suatu aturan atau norma tertentu 5 6 7 8 9 10,11 3. Masculinity vs Femininity a. Peran ayah lebih dominan b. Perhatian yang lebih kepada anggota keluarga yang kuat c. Anggota keluarga laki-laki atau perempuan memiliki cita-cita yang tinggi d. Menghindari adanya perbedaan 12 13 14 15 4. Uncertainty avoidance a. Sikap dalam menghadapi ketidakpastian hidup b. Penetapan aturan 16,17 18 Masing-masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala sikap dari Likert dan masing-masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: Skor untuk pernyataan No. Keterangan Positif Negatif 1 Sangat setuju 4 1 2 Setuju 3 2 3 Tidak setuju 2 3 4 Sangat tidak setuju 1 4 3. Kultur Lingkungan Kerja Yang dimaksud kultur lingkungan kerja adalah pandangan hidup, yang mencakup cara berpikir, berperilaku, sikap nilai, yang diakui bersama dalam suatu lingkungan di sekitar pekerja yang mempengaruhi dirinya, baik secara emosional maupun intelektual, dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Variabel kultur lingkungan kerja diukur berdasarkan indikator antara lain: perbedaan jarak kekuasaan antara atasan dan bawahan, tingkat pengawasan, sistem penggajian, dasar hubungan atasan bawahan, dasar pemberian gaji, sistem manajemen kerja yang dianut, cara mengatasi masalah, filosofi kerja, sikap atasan dalam memimpin, orientasi kerja, budaya kerja keras, orientasi waktu dalam bekerja, kebebasan mengeluarkan ide, sumber motivasi dalam bekerja, dan dasar kedisiplinan kerja. Keseluruhan indikator tersebut dijabarkan dalam 16 item pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kultur lingkungan kerja. Tabel 3.3 Tabel Operasionalisasi Kultur Lingkungan Kerja No. Dimensi Indikator Pertanyaan No. 1. Power distance a. Perbedaan jarak kekuasaan antara atasan dan bawahan b. Tingkat pengawasan c. Sistem penggajian 1,4 2 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Individualism vs Collectivism a. Dasar hubungan atasan bawahan b. Dasar pemberian gaji c. Sistem manajemen kerja yang dianut 9 11 10 3. Masculinity vs Femininity a. Cara mengatasi masalah b. Filosofi kerja c. Sikap atasan dalam memimpin d. Orientasi kerja 5 7 6 8 4. Uncertainty avoidance a. Budaya kerja keras b. Orientasi waktu dalam bekerja c. Kebebasan mengeluarkan ide d. Sumber motivasi dalam bekerja e. Dasar kedisiplinan kerja 12 13 14 15 16 Masing-masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala sikap dari Likert dan masing-masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: Skor untuk pernyataan No. Keterangan Positif Negatif 1 Sangat setuju 4 1 2 Setuju 3 2 3 Tidak setuju 2 3 4 Sangat tidak setuju 1 4 4. Kultur Lingkungan Masyarakat Yang dimaksud kultur lingkungan masyarakat adalah pandangan hidup yang mencakup cara berpikir, berperilaku, sikap nilai, yang diakui bersama dalam sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial dimana didalamnya kehidupan individu dibentuk, saling mempengaruhi satu sama lain, terikat oleh tujuan bersama dengan batas-batas aturan yang dirumuskan dengan jelas. Variabel kultur lingkungan masyarakat diukur berdasarkan indikator antara lain: kewenangan dalam penggunaan kekuasaan, kepemilikan hak, performance of powerfull people, dasar kekuasaan, fokus manajemen terhadap aturan, orientasi kepentingan dalam masyarakat, tingkat kepentingan kehidupan pribadi, penetapan pendapat atas kelompok, perbedaan pelaksanaan hukum dan hak, tujuan yang ingin dicapai, orientasi solidaritas, tingkat toleransi atas kesalahan, cara penyelesaian konflik, kuantitas wanita dalam menduduki jabatan politik, pengertian kebebasan wanita, perlakuan terhadap pelanggaran aturan, sikap atasan terhadap kritik bawahan, dan letak kepercayaan. Keseluruhan indikator tersebut dijabarkan dalam 18 item pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kultur lingkungan masyarakat. Tabel 3.4 Tabel Operasionalisasi Kultur Lingkungan Masyarakat No. Dimensi Indikator Pertanyaan No. 1. Power distance a. Kewenangan dalam penggunaan kekuasaan b. Kepemilikan hak c. Performance of powerfull people d. Dasar kekuasaan e. Fokus manajemen terhadap aturan 1 2 3 4 5 2. Individualism vs Collectivism a. Orientasi kepentingan dalam masyarakat b. Tingkat kepentingan kehidupan pribadi c. Penetapan pendapat atas kelompok d. Perbedaan pelaksanaan hukum dan hak e. Tujuan yang ingin dicapai 15 11 13 14 12 3. Masculinity vs Femininity a. Orientasi solidaritas b. Tingkat toleransi atas kesalahan c. Cara penyelesaian konflik d. Kuantitas wanita dalam menduduki jabatan politik e. Pengertian kebebasan wanita 6 7 8 9 10 4. Uncertainty avoidance a. Perlakuan terhadap pelanggaran aturan b. Sikap atasan terhadap kritik bawahan c. Letak kepercayaan 16 17 18 Masing-masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala sikap dari Likert dan masing-masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: Skor untuk pernyataan No. Keterangan Positif Negatif 1 Sangat setuju 4 1 2 Setuju 3 2 3 Tidak setuju 2 3 4 Sangat tidak setuju 1 4 5. Jenis Kelamin Yang dimaksud jenis kelamin adalah menunjuk pada keseluruhan ciri-ciri yang membedakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan yaitu mengenai jasmani, kejiwaan, sifat, cara berpikir, perasaan dan sebagainya. Pengukuran pada variabel jenis kelamin dengan ketentuan sebagai berikut: No Jenis Kelamin Skor 1 Laki-laki 1 2 Perempuan 2 6. Locus of Control Yang dimaksud Locus of control adalah anggapan sejauh mana orang tersebut merasakan adanya usaha yang telah dilakukan dan akibatnya. Variabel locus of control diukur berdasarkan indikator antara lain: sumber keberhasilan, sikap dalam menghadapi hambatan, kemampuan memimpin, kemampuan memotivasi, keyakinan akan kemampuan diri, dan tingkat toleransi. Keseluruhan indikator tersebut dijabarkan dalam 25 item pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel locus of control. Tabel 3.5 Tabel Operasionalisasi Variabel Locus of Control No. Dimensi Indikator Pertanyaan No. 1. Locus of Control internal dan eksternal a. Sumber keberhasilan b. Sikap dalam menghadapi hambatan c. Kemampuan memimpin d. Kemampuan memotivasi e. Keyakinan akan kemampuan diri f. Tingkat toleransi 1,4,6,7,9,10, 12,14,17,19, 20, 22,24,25 2,3,18, 5,11 8,13,16,21 15 23 Masing-masing pertanyaan diberi 2 opsi jawaban dengan pemberian skor sebagai berikut: Internal skor =1 dan Eksternal skor = 0.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk menghimpun data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiono, 2004:135. Kuesioner ini digunakan untuk mengungkap data identitas responden, kecerdasan emosional guru, kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, kultur lingkungan masyarakat, jenis kelamin, dan locus of control.

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Suharsimi Arikunto, 2002:144. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2004:109. Tipe validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk construct validity. Instrumen yang mempunyai validitas konstruksi, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan Sugiyono, 2004:113. Pengujian validitas ini menggunakan rumus korelasi product moment Suharsimi Arikunto, 2002:146. { }{ } 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keterangan: r xy = koefisien korelasi N = jumlah responden X = nilai skor masing-masing item Y = nilai skor seluruh item Kemudian nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai korelasi pada tabel. Jika r xy lebih besar dari r tabel pada taraf siginifikansi 5 berarti menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan valid. Sebaliknya jika r xy lebih kecil dari r tabel berarti menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan tidak valid Suharsimi Arikunto, 2002:147. Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada populasi berukuran N = 30 dengan df = N-2 dk = 30 - 2 = 28. Berdasarkan populasi dan degree of freedom tersebut koefisien r tabel = 0,239. Rangkuman hasil pengujian validitas instrumen penelitian tampak dalam tabel-tabel berikut ini : a. Kecerdasan emosional Hasil pengujian validitas instrumen penelitian variabel kecerdasan emosional lihat lampiran 3 hal. 165: Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kecerdasan Emosional No r hitung r tabel Keterangan 1 0,3958 0,239 Valid 2 0,5939 0,239 Valid 3 0,6781 0,239 Valid 4 0,2482 0,239 Valid 5 0,6911 0,239 Valid 6 0,7029 0,239 Valid 7 0,6055 0,239 Valid 8 0,8088 0,239 Valid 9 0,5707 0,239 Valid 10 0,7533 0,239 Valid 11 0,4686 0,239 Valid 12 0,4217 0,239 Valid 13 0,5728 0,239 Valid 14 0,7777 0,239 Valid 15 0,4179 0,239 Valid 16 0,5907 0,239 Valid 17 0,7284 0,239 Valid 18 0,6082 0,239 Valid 19 0,4547 0,239 Valid 20 0,6523 0,239 Valid 21 0,6626 0,239 Valid 22 0,3288 0,239 Valid 23 0,6642 0,239 Valid 24 0,4878 0,239 Valid Sumber: Data Prapenelitian b. Kultur lingkungan keluarga Hasil pengujian validitas instrumen penelitian variabel kultur keluarga lihat lampiran 3 hal. 167: Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kultur Keluarga No r hitung r tabel Keterangan 1 0,4214 0,239 Valid 2 0,4636 0,239 Valid 3 0,2648 0,239 Valid 4 0,3405 0,239 Valid 5 0,6212 0,239 Valid 6 0,4140 0,239 Valid 7 0,3317 0,239 Valid 8 0,2649 0,239 Valid 9 0,4345 0,239 Valid 10 0,5879 0,239 Valid 11 0,3556 0,239 Valid 12 0,2827 0,239 Valid 13 0,4949 0,239 Valid 14 0,2936 0,239 Valid 15 0,3558 0,239 Valid 16 0,3306 0,239 Valid 17 0,5411 0,239 Valid 18 0,2992 0,239 Valid Sumber: Data Prapenelitian c. Kultur lingkungan lingkungan kerja Hasil pengujian validitas instrumen penelitian variabel kultur lingkungan kerja lihat lampiran 3 hal. 168: Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kultur Lingkungan Kerja No r hitung r tabel Keterangan 1 0,2926 0,239 Valid 2 0,4985 0,239 Valid 3 0,3950 0,239 Valid 4 0,5017 0,239 Valid 5 0,5329 0,239 Valid 6 0,7052 0,239 Valid 7 0,3262 0,239 Valid 8 0,7765 0,239 Valid 9 0,7684 0,239 Valid 10 0,2581 0,239 Valid 11 0,4671 0,239 Valid 12 0,6290 0,239 Valid 13 0,4065 0,239 Valid 14 0,6842 0,239 Valid 15 0,4921 0,239 Valid 16 0,5381 0,239 Valid Sumber: Data Prapenelitian d. Kultur lingkungan masyarakat Hasil pengujian validitas instrumen penelitian variabel kultur lingkungan masyarakat lihat lampiran 3 hal. 169: Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat No r hitung r tabel Keterangan 1 0,2824 0,239 Valid 2 0,4839 0,239 Valid 3 0,6580 0,239 Valid 4 0,6710 0,239 Valid 5 0,5790 0,239 Valid 6 0,3620 0,239 Valid 7 0,6488 0,239 Valid 8 0,4290 0,239 Valid 9 0,4077 0,239 Valid 10 0,5409 0,239 Valid 11 0,3179 0,239 Valid 12 0,3781 0,239 Valid 13 0,3484 0,239 Valid 14 0,3450 0,239 Valid 15 0,3480 0,239 Valid 16 0,3659 0,239 Valid 17 0,4824 0,239 Valid 18 0,4255 0,239 Valid Sumber: Data Prapenelitian e. Locus of control Hasil pengukuran validitas variabel locus of control lihat lampiran 3 hal. 170: Tabel 3.10 Hasil Pengujian Validitas Variabel Locus of Control No r hitung r tabel Keterangan 1 0,2537 0,239 Valid 2 0,3572 0,239 Valid 3 0,4217 0,239 Valid

Dokumen yang terkait

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman - Yogyakarta.

0 0 265

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

1 2 293

Pengaruh jenis kelamin locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei guru SMA di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 276

SKRIPSI PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 205

PENGARUH JENIS KELAMIN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP HUBUNGAN KULTUR KELUARGA, KULTUR LINGKUNGAN KERJA, DAN KULTUR LINGKUNGAN MASYARAKAT DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL GURU Survei: Guru SMA di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untu

0 0 274

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta - USD Repository

0 0 291

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 2 203

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 210

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Sleman, DIY - USD Repository

0 0 269

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masayarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kodya Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - US

0 0 268