Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Total 10908,169
307
Tabel 4.22 menunjukkan bahwa hubungan variabel kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru adalah linier. Hal ini
ditunjukkan dari nilai F
hitung
= 1,544 yang lebih kecil dari nilai F
tabel
= 1,5798, pada derajat kebebasandf 22:284.
2. Pengujian Hipotesis
a. Pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga dengan
kecerdasan emosional guru 1
Rumusan hipotesis I Ho
: Tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru.
Ha : Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur
keluarga dengan kecerdasan emosional guru. 2
Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model
persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi
dapat disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal. 227 : Y = 55,123 + 0,383X
1
+ 14,095X + 0,280 X
1
X
2 2
Keterangan : Y
= Variabel kecerdasan emosional guru X
1
= Variabel kultur keluarga X
2
= Variabel jenis kelamin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
X
1
X = Nilai interaksi antara variabel kultur keluarga dengan variabel jenis kelamin
2
Nilai koefisien korelasi antara variabel kultur keluarga dengan kecerdasan emosional sebesar 0,024 maka dapat dikatakan
bahwa hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Sedangkan nilai koefisien korelasi
antara jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional sebesar 0,28, maka dapat dikatakan bahwa
hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional terkategorikan rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa interaksi jenis kelamin dengan kultur keluarga semakin menguatkan hubungan antara kultur keluarga dengan kecerdasan
emosional Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi β
3
dari interaksi variabel kultur keluarga dan jenis kelamin terhadap kecerdasan emosional guru adalah 0,280.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
memperkuat derajat hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan
emosional guru. Nilai signifikansi koefisien regresi β
3
dari interaksi kultur keluarga dengan jenis kelamin terhadap kecerdasan
emosional guru menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ = 0,049 α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis kelamin terhadap
hubungan antara kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru adalah signifikan. Artinya dapat digeneralisasikan pada
populasi penelitian ini. b.
Pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru
1 Rumusan hipotesis II
Ho : Tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan
kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru.
Ha : Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur
lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru. 2
Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model
persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi
dapat disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal. 228 : Y = 41,127+ 0,732X
1
+ 15,516X + 0,341 X
1
X
2 2
Keterangan : Y
= Variabel kecerdasan emosional guru X
1
= Variabel kultur lingkungan kerja X
2
= Variabel jenis kelamin X
1
X = Nilai interaksi antara variabel kultur lingkungan kerja dengan variabel jenis kelamin
2
Nilai koefisien korelasi antara variabel kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional sebesar 0,168 maka dapat
dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Sedangkan
nilai koefisien korelasi antara jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional sebesar
0,169, maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi jenis kelamin dengan kultur lingkungan kerja semakin menguatkan
hubungan antara kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional
Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kultur lingkungan kerja dan jenis kelamin terhadap kecerdasan emosional guru adalah
0,341. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
memperkuat derajat hubungan kultur lingkungan kerja dengan
kecerdasan emosional guru. Nilai signifikansi koefisien regresi β
3
dari interaksi kultur lingkungan kerja dengan jenis kelamin terhadap kecerdasan emosional guru menunjukkan lebih rendah
dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,043
α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara kultur lingkungan kerja dengan
kecerdasan emosional guru adalah signifikan. Artinya dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian ini.
c. Pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan
masyarakat dengan kecerdasan emosional guru 1
Rumusan hipotesis III Ho
: Tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan
emosional guru. Ha
: Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional
guru. 2
Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model
persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi
dapat disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal. 229 : Y = 21,136 + 1,039X
1
+ 23,603X + 0,460X
1
X
2 2
Keterangan : Y
= Variabel kecerdasan emosional guru X
1
= Variabel kultur lingkungan masyarakat X
2
= Variabel jenis kelamin X
1
X =
Nilai interaksi antara variabel kultur lingkungan masyarakat dengan variabel jenis kelamin
2
Nilai koefisien korelasi antara variabel kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional sebesar 0,258, maka
dapat dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan masyarakat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan kecerdasan emosional terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien korelasi antara jenis kelamin terhadap hubungan
kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional sebesar 0,259 maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur
lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional terkategorikan rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa interaksi jenis kelamin dengan kultur lingkungan masyarakat semakin menguatkan hubungan antara kultur
lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi β
3
dari interaksi variabel kultur lingkungan masyarakat dan jenis kelamin terhadap kecerdasan emosional guru
adalah 0,460. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kultur lingkungan
masyarakat dengan kecerdasan emosional guru. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi kultur lingkungan masyarakat dengan jenis kelamin terhadap kecerdasan emosional guru
menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ = 0,003 α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan antara kultur
lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru adalah signifikan. Artinya dapat digeneralisasikan pada penelitian ini.
d. Pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur keluarga dengan
kecerdasan emosional guru 1
Rumusan hipotesis IV Ho
: Tidak ada pengaruh locus of control terhadap hubungan
kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru. Ha :
Ada pengaruh
locus of control terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru.
2 Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512.
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal. 230 :
Y = 74,512 – 0,031X
1
+ 0,054X + 0,001 X
1
X
2 2
Keterangan : Y
= Variabel kecerdasan emosional guru X
1
= Variabel kultur keluarga X
2
= Variabel
locus of control X
1
X = Nilai interaksi antara variabel kultur keluarga dengan variabel locus of control
2
Nilai koefisien korelasi antara variabel kultur keluarga dengan kecerdasan emosional sebesar 0,024, maka dapat dikatakan
bahwa hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien korelasi antara
locus of control terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional sebesar 0,067, maka dapat dikatakan bahwa
hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa interaksi locus of control dengan kultur keluarga semakin menguatkan hubungan antara kultur lingkungan
keluarga dengan kecerdasan emosional Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi β
3
dari interaksi variabel kultur keluarga dan locus of control terhadap kecerdasan emosional guru adalah 0,001.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
memperkuat derajat hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan
emosional guru. Nilai signifikansi koefisien regresi β
3
dari interaksi kultur keluarga dengan locus of control terhadap
kecerdasan emosional guru menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ = 0,426 α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh locus of control terhadap
hubungan antara kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru adalah tidak signifikan. Artinya tidak dapat digeneralisasikan
pada populasi penelitian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan kerja
dengan kecerdasan emosional guru 1
Rumusan hipotesis V Ho
: Tidak ada pengaruh locus of control terhadap hubungan
kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru.
Ha : Ada
pengaruh locus of control terhadap hubungan
kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru.
2 Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512.
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal. 231 :
Y = 39,748 + 0,0738X
1
+ 1,981X + 0,042 X
1
X
2 2
Keterangan : Y
= Variabel kecerdasan emosional guru X
1
= Variabel kultur lingkungan kerja X
2
= Variabel
locus of control X
1
X = Nilai interaksi antara variabel kultur lingkungan kerja dengan variabel locus of control
2
Nilai koefisien korelasi antara variabel kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional sebesar 0,168, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Sedangkan
nilai koefisien korelasi antara locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional sebesar
0,178 maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi locus of control dengan kultur lingkungan kerja semakin menguatkan
hubungan antara kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional
Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kultur lingkungan kerja dan locus of control terhadap kecerdasan emosional guru
adalah 0,042 Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua
variabel memperkuat derajat hubungan kultur lingkungan kerja
dengan kecerdasan emosional guru. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi kultur lingkungan kerja dengan locus of control terhadap kecerdasan emosional guru menunjukkan lebih
tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ =
0,042 α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh locus
of control terhadap hubungan antara kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru adalah signifikan. Artinya
dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan
masyarakat dengan kecerdasan emosional guru 1
Rumusan hipotesis VI Ho
: Tidak ada pengaruh locus of control terhadap hubungan
kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru.
Ha : Ada
pengaruh locus of control terhadap hubungan
kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru.
2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512.
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal. 232 :
Y = 55,182 + 0,354X
1
- 0,087X + 0,000X
1
X
2 2
Keterangan : Y
= Variabel kecerdasan emosional guru X
1
= Variabel kultur lingkungan masyarakat X
2
= Variabel
locus of control X
1
X =
Nilai interaksi antara variabel kultur lingkungan masyarakat dengan variabel locus of control
2
Nilai koefisien korelasi antara variabel kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional sebesar 0,258, maka
dapat dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional terkategorikan rendah. Sedangkan
nilai koefisien korelasi antara locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional
sebesar 0,267 maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional
terkategorikan rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi locus of control dengan kultur lingkungan
masyarakat semakin menguatkan hubungan antara kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional
Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kultur lingkungan masyarakat dan locus of control terhadap kecerdasan emosional
guru adalah 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kultur lingkungan
masyarakat dengan kecerdasan emosional guru. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi kultur lingkungan masyarakat dengan locus of control terhadap kecerdasan emosional guru
menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ = 0,885 α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh locus of control terhadap hubungan antara kultur
lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru adalah tidak signifikan. Artinya tidak dapat digeneralisasikan pada
populasi penelitian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI