Jenis Kelamin TINJAUAN PUSTAKA
Locus of control as a generalized expectancy of the extent to which a person perceives that events in one’s life are consequences of one’s
behavior.
Locus of control sebagai suatu harapan yang secara umum meluas dimana sering dirasakan seseorang dalam kejadian-kejadian dalam kehidupannya
sebagai akibat dari suatu tingkah laku seseorang. Rotter dalam Brigita Pujiwati, 2004:31 mendefinisikan locus of control berdasarkan teori belajar sosial,
menjadi tiga aspek utama yaitu behavior potential perilaku potensial, expectancy harapan dan reinforcement value nilai penguat, ketiga aspek itu
berhubungan satu dengan yang lain. Perilaku individu bergantung pada harapan- harapan dimana suatu tingkah laku tertentu akan memberi penguatan, dan nilai
penguatan tersebut akan memuaskan kehidupan individu selanjutnya. Jika individu berhasil memperoleh penguatan yang diharapkan, maka ia cenderung
meyakini bahwa penguatan itu akan diperoleh bukan dari dirinya sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa locus of control adalah anggapan sejauh mana
orang tersebut merasakan adanya usaha yang telah dilakukan dan akibatnya. Locus of control umumnya dibedakan menjadi dua berdasarkan
arahnya, yaitu internal dan eksternal. Individu dengan locus of control eksternal melihat diri mereka sangat ditentukan oleh bagaimana lingkungan dan orang lain
melihat mereka. Keberhasilan dan kegagalan dalam hidupnya dipandang sebagai nasib, faktor keberuntungan, kesempatan karena kekuasaan orang lain atau karena
kondisi-kondisi yang tidak dapat dikuasainya. Sedangkan individu dengan locus of control internal melihat diri mereka sangat dipengaruhi oleh dirinya sendiri.
Keberhasilan dan kegagalan dalam hidupnya dipandang sebagai akibat perilakunya.
Locus of control pada individu merupakan suatu konsep yang kontinum. Dalam artian, locus of control individu bergerak dari ekstrim eksternal dan
ekstrim internal. Oleh karena itu setiap orang memiliki sekaligus faktor internal dan eksternal dalam dirinya. Perkembangan orientasi individu ke arah internal
atau eksternal didapatkan melalui proses belajar. Pengalaman individu di masa lalu akan mempengaruhi perkembangan orientasi ini. Perbedaaan orientasi ini
juga akan mempengaruhi penilaian seseorang terhadap suatu peristiwa atau situasi yang sedang dihadapi.
Individu yang berorientasi internal cenderung memandang dunia sebagai sesuatu yang dapat diramalkan dan tindakannya dianggap sangat menentukan
akibat yang diterima, baik itu positif maupun negatif, lebih perspektif dan siap belajar dari lingkungan, memiliki daya tahan yang lebih besar terhadap pengaruh
orang lain, lebih cepat dalam mengambil keputusan dan tindakan karena merasa mampu mengontrol lingkungannya.
Individu yang berorientasi eksternal, memandang dunia sebagai sesuatu yang tidak dapat diramalkan, tidak berpengaruh besar dalam mengendalikan
akibat hidupnya, baik dalam mencapai tujuan maupun dalam melakukan penghindaran terhadap situasi yang tidak menyenangkan, lebih cemas dan
depresif, serta kurang baik dalam melakukan aktivitas bermasyarakat dan lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempunyai kemungkinan besar untuk menampakkan perilaku yang negatif seperti pasifitas, penarikan diri.
Dimensi locus of control internal dan eksternal mencakup indikator: sumber keberhasilan, sikap dalam menghadapi hambatan, kemampuan
memimpin, kemampuan memotivasi siswa, keyakinan akan kemampuan diri, tingkat toleransi.