107
Siswa A : “Saya senang belajar dengan peneliti karena pelajarannya asik, diskusi dengan temen, gak tegang, santai tapi serius.”
Siswa B : “Saya senang bisa belajar dengan masnya, karena belajarnya gak sepaneng, pakai model yang beda sama bu guru, lebih
seru.” Siswa C : “Saya merasa senang belajar dengan LKS yang
bergambarkartun, karena saya juga suka menggambar kartun.”
2. Pertanyaan yang kedua :
Bagaimana model dan media yang digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran dapat membuat kamu menjadi lebih paham
terhadap materi pelajaran? Siswa A : “Iya, karena dengan bantuan LKS saya dapat diskusi dengan
temen-temen untuk memecahkan masalah yang ada pada LKS.”
Siswa B : “Iya menjadi lebih paham, karena saya dan temen-temen mengerjakan LKS dengan benar dan sering bertanya kepada
masnya saat bingung pada pertanyaannya.” Siswa C : “Lumayan paham, tetapi saya masih bingung saat
mengerjakan soal mengenai pindah- pindah ruas.”
3. Pertanyaan ketiga :
Bagaimana minat kamu setelah belajar dengan model pembelajaran yang digunakan oleh peneliti?
Siswa A : “Minat belajar saya menjadi bertambah, karena model pembelajarannya mengasikkan dan gak bikin bosen.”
Siswa B : “Saya menjadi berminat mempelajari matematika, ternyata matematika gak susah kalo dipelajari.”
Siswa C : “Minat belajar saya cukup, karena terkadang saya kesulitan mengerjakan soal-
soal saat lupa rumusnya.”
108
D. PEMBAHASAN
1. Efektivitas ditinjau dari Hasil Belajar
Peneliti melakukan pembelajaran di kelas VIII B sebagai kelas kontrol dengan model konvensional dan di kelas VIII C sebagai kelas
eksperimen dengan model penemuan terbimbing menggunakan lembar kerja siswa berupa gambar kartun pada 27 Februari 2007
– 18 Maret 2017. Pembelajaran di masing-masing kelas dilaksanakan selama 6 kali
pertemuan. Pembelajaran yang dilakukan di kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dengan model penemuan terbimbing menggunakan media
pembelajaran lembar kerja siswa berupa gambar kartun. Tujuan digunakannya media dalam bentuk gambar adalah membangkitkan
semangat dan minat siswa untuk dapat menerima pelajaran dengan baik. Kartun sebagai alat bantu mempunyai peran penting dalam pembelajaran,
terutama untuk menjelaskan rangkaian isi, bahan dalam suatu urutan logis atau mengandung makna. Sedangkan pembelajaran di kelas VIII B
sebagai kelas kontrol dengan model konvensional menggunakan treatment ceramah dan tanya jawab.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wardani 2013 melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran penemuan
terbimbing dan diperoleh hasil bahwa rata-rata hasil belajar kelas yang menerapkan model penemuan terbimbing dalam pembelajaran lebih baik
dibandingkan dengan kelas yang menerapkan pembelajaran konvensional
109
dan menurut penelitian Risko 2015 melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing dan menunjukkan
bahwa pemanfaatan program Geogebra sebagai media bantu dalam pembelajaran yang menggunakan model penemuan terbimbing memiliki
tingkat keberhasilan yang tinggi terhadap prestasi hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis data hasil belajar sebelum diberikan model
pembelajaran, diketahui bahwa kedua kelas berasal dari kemampuan yang sama. Ini terlihat dengan uji homogenitas kelas yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa Sig = 0,107 � 0,0 artinya tidak ada perbedaan
variansi kemampuan kelas kontrol dan kelas eksperimen atau variansi kedua kelas sama. Berdasarkan uji inferensial uji Mann Whitney U Test
diperoleh Sig 2-tailed yaitu 0,000 dan kurang dari � 0,05 sehingga �
�
ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol, atau dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran penemuan terbimbing dengan lembar kerja siswa berupa gambar kartun efektif jika ditinjau dari hasil belajar.
2. Efektivitas ditinjau dari Minat Belajar Siswa
Menurut Slameto 2010:180 minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat dapat di ekspresikan dengan pernyataan yang menunjukan perasaan lebih suka pada suatu hal daripada hal lainnya,
110
minat juga dapat dimanifestasikan melalui keikutsertaan dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung
memberi perhatian lebih pada subjek tersebut. Minat terkadang muncultimbul karena dipengaruhi oleh beberapa hal, sehingga rasa suka
pada sesuatu kegiatan atau aktivitas dapat terbentuk. Salah satunya untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran adalah
dengan menggunakan inovasi pembelajaran dan media yang digunakan. Peneliti melakukan pembelajaran di kelas VIII B sebagai kelas
kontrol dengan model konvensional dan di kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dengan model penemuan terbimbing menggunakan lembar
kerja siswa berupa gambar untuk melihat apakah siswa dapat berminat terhadap pembelajaran dan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Kartun-
kartun yang sesuai dalam materi yang diambil akan menumbuhkan minat, bakat, dan menggali kemampuan siswa untuk memahami dan menguasai
materi yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lilik Andri Susanto
2016 melakukan penelitian penggunaan media pembelajaran komik terhadap pembelajaran matematika dapat meningkatkan prestasi belajar
dan minat belajar siswa. Ini terlihat dari salah satu kelebihan komik sebagai media pembelajaran yaitu kartun digunakan sebagai penarik
perhatian dalam proses pembelajaran matematika.
111
Hasil presentase minat siswa terhadap belajar matematika yang tergolong kriteria “Positif” adalah lebih dari 75. Dapat disimpulkan
bahwa minat belajar siswa kelas eksperimen tinggi dengan tanggapan yang positif. Berarti siswa mengalami peningkatan minat belajar setelah
diberikan pembelajaran dengan model penemuan terbinbing dengan lembar kerja siswa berupa gambar kartu. Hal ini diperkuat dengan hasil
wawancara beberapa siswa yang dilakukan oleh peneliti.
E. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan. Keterbatasan
penelitian ini antara lain adalah :
1. Observasi yang dilakukan oleh peneliti sebatas wawancara dengan
guru pengampu yang mengajar siswa kelas VIII, sehingga data awal yang didapatkan tidak dapat maksimal dan kurang akurat.
2. Waktu pelaksanaan penelitian diberi jeda seminggu untuk Ujian
Tengah Semester, jadi konsentrasi siswa terpecah antara melakukan pembelajaran dengan persiapan Ujian Tengah Semester.
3. Informasi kurang berimbang, karena informasi hanya didapatkan dari
guru mata pelajaran, sehingga kurang maksimal. 4.
Peneliti hanya meninjau minat siswa pada kelas eksperimen saja karena kuisoner digunakan untuk mengetahui minat siswa terhadap
model pembelajaran.
112
5. Jam pembelajaran yang sering dikurangi mengakibatkan siswa terburu-
buru dalam mengerjakan lembar kerja siswa maupun latihan soal-soal.
113
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan yang peneliti kemukakan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Minat Belajar Siswa
Model penemuan terbimbing dengan lembar kerja siswa berupa kartun untuk siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten Tahun
Ajaran 20162017 dengan materi garis singgung persekutuan dalam dan luar dua lingkaran efektif jika ditinjau dari minat belajar siswa. Hal ini
terbukti dari perhitungan hasil presentase minat siswa terhadap belajar matematika yang tergolong kriteria “Positif” adalah lebih dari 75. Dapat
disimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas eksperimen tinggi dengan tanggapan yang “positif”.
2. Hasil Belajar Siswa
Model penemuan terbimbing dengan lembar kerja siswa berupa kartun untuk siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten Tahun
Ajaran 20162017 dengan materi garis singgung persekutuan dalam dan luar dua lingkaran efektif ditinjau dari hasil belajar siswa. Berdasarkan uji
inferensial uji Mann Whitney U Test diperoleh Sig 2-tailed yaitu 0,000