13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian. Perubahan sikap dan tingkah laku itu memang dapat diamati dan berlaku dalam waktu relatif lama. Dengan waktu relatif lama itu
disertai usaha orang tersebut sehingga dari yang tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakannya. Tanpa usaha, walaupun terjadi
perubahan tingkah laku, itu bukan merupakan belajar Adimasana: 2013 Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman ketrampilan dan nilai sikap Winkel W.S,
1996:53. Surya 2004:32 berpendapat bahwa belajar suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Menurut Gagne Dahar 1993: 76, belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap,
minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan
14
untuk melakukan berbagai jenis kinerja. Ernest R. Hilgard dalam Sumadi Suryabrata, 1984:252, belajar adalah proses perubahan yang dilakukan dengan
sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Belajar dikatakan berhasil jika
seseorang mampu mengulai kembali materi yang telah dipelajarinya, sehingga belajar semacam ini disebut dengan rote learning, belajar hafalan, belajar melalui
ingatan, by heart, di luar kepala, tanpa mempedulikan makna. Di dalam belajar, terdapat tiga masalah pokok, yaitu :
a. Masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya belajar.
b. Masalah mengenai bagaimana belajar itu berlangsung dan prinsip mana
yang dilaksanakan. c.
Masalah mengenai hasil belajar. Dari masalah pokok yang pertama tersebut berkenaan dengan proses belajar
yang sangat berpengaruh kepada masalah pokok ketiga. Dengan demikian bagaimana peristiwa terjadinya proses belajar akan menentukan hasil belajar
seseorang. Dari beberapa pokok masalah serta definisi belajar yang dikemukakan oleh
beberapa ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan setiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku baik dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan maupun sikap dan nilai positif
15
sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari sehingga menghasilkan proses yang memuaskan.
2. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan belajar dan mengajar, dimana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang
berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan siswa sebagai sasaran
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencangkup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran
Aqib 2013: 66 menyatakan bahwa proses pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran
berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Arikunto 1993: 12 mengemukakan pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Lebih lanjut Arikunto
1993: 4 mengemukakan bahwa pembelajaran adalah bantuan pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan,
ketrampilan dan sikap. Teori Gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan usaha guru
untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehinga siswa lebih mudah mengorganisirnya mengaturnya menjadi suatu gestalt pola bermakna.
16
Teori Humanistik, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya
sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dari beberapa definisi pembelajaran dari para ahli dan teori-teori
pembelajaran, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk
mengarahkan siswa menjadi lebih baik serta membentuk perilaku yang positif. 3.
Belajar dan Pembelajaran Matematika Matematika menurut Abdurahman 2003: 252 adalah bahasa simbolis yang
fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sehingga fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.
Matematika diperlukan siswa untuk melatih berfikir kritis, logis, analitis, dan sistematis.
Mengajar matematika merupakan suatu kegiatan pengajar agar peserta didiknya belajar untuk mendapatkan matematika, yaitu kemampuan, ketrampilan,
dan sikap tentang matematika itu. Mengajar matematika haruslah didasarkan kepada situasi masalah asalkan situasinya sudah dipahami peserta didik, konsep-
konsepnya diperoleh dari objek-objeknya, peristiwa-peristiwa serta hubungan operasi dan strateginya telah diketahui dengan baik oleh peserta didik.
Pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong kreativitas anak secara keseluruhan, membuat siswa aktif, mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
17
dan berlangsung dalam kondisi yang menyenangkan. Oleh sebab itu setiap pengajar harus berkeyakinan bahwa Munandar, 1999 :111-112 :
a. Belajar adalah sangat penting dan sangat menyengkan.
b. Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik.
c. Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif. Mereka perlu didorong untuk
membawa pengalaman, gagasan, minat, dan bahan mereka di kelas. Mereka dimungkinkan
untuk membicarakan
bersama dengan
guru tujuan
bekerjabelajar setiap hari, dan perlu diberi otonomi dalam menentukan bagaimana tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
d. Anak perlu merasa nyaman di kelas, dan dirangsang untuk selalu belajar.
Hendaknya tidak ada tekanan dan ketegangan. e.
Anak harus mempunyai rasa memiliki dan kebanggaan di dalam kelas. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan memajang display hasil karya portofolio
mereka di kelas. Mereka perlu dilibatkan dalam merancang kegiatan belajar dan boleh membawa bahan-bahan di rumah.
f. Guru merupakan narasumber fasilitator, mediator, bukan polisi atau dewa.
Anak harus menghormati guru, tetapi merasa aman dan nyaman dekat dengan guru. Anak bukanlah robot, karena robot kecil tidak akan belajar, dan juga
tidak kreatif. g.
Guru memang harus kompeten, tetaopi tidak perlu sempurna. h.
Anak perlu merasa bebas untuk mendiskusikan masalah secara terbuka, baik dengan guru maupun dengan teman sebaya. Ruang kelas adalah milik mereka
dan mereka berbagai tanggung jawab untuk mengaturnya. i.
Kerjasama bernilai lebih daripada kompetisi, walau pada akhirnya mereka harus bertanggung jawab secara pribadi.
j. Pengalaman belajar learning experiences hendaknya dekat dan berasal dari
pengalaman yang diperoleh dari dunia nyata real word. Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan Depdiknas, 2006 :346
menyebutkan pemberian mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan
mengaplikasian konsep matematika secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.