Materi Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran

37 Dapat dilihat pada gambar 2.3, garis m menyinggung lingkaran A berjari-jari R di titik P dan lingkaran B berjari-jari r di titik Q. Garis n menyinggung lingkaran A berjari-jari R di titik X dan lingkaran B berjari-jari r di titik Y. Garis m dan n dinamakan garis singgung persekutuan. Titik pusat A dan B terletak terhadap garis m dan juga terhadap garis n pada pihak yang sama sehingga garis m dan n dinamakan garis singgung persekutuan luar. Jika garis singgung PQ dan XY serta sumbu simetri AB, masing-masing diperpanjang, maka garis-garis ini akan bertemu pada satu titik yaitu titik T. sehingga di peroleh : AP ⊥ PQ BQ ⊥ PQ X ⊥ XY BY ⊥ XY APTX layang-layang, maka PT = XT TYBQ layang-layang, maka TY = TQ PT = PQ + QT ⇔ TX = PQ + TY TX = XY + TY AP||BQ AX||BY PQ = XY 38 Jadi, panjang garis singgung PQ = panjang garis singgung XY atau panjang kedua garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah sama panjang. Langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah sebagai berikut : Diberikan lingkaran berpusat di A dengan jari-jari R dan lingkaran berpusat di B dengan jari-jari r yang tidak berpotongan, dengan R r dan AB = s R + r. Sehingga dapat dilukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran itu dengan analisis dan cara berikut. a. Misalkan garis g adalah sebuah garis singgung persekutuan luar yang menyinggung lingkaran berpusat di A dengan jari-jari R di titik P dan lingkaran berpusat di B dengan jari-jari r di titik Q, maka AP ⊥ g dan BQ ⊥ g. b. Tarik dari titik B garis m sejajar garis g yang memotong perpanjangan AP di titik K, maka terjadilah persegi panjang BQPK dengan PK = BQ = r dan ∠K = 90°. c. AK = R − r, jika dilukis lingkaran berpusat di A dengan jari-jari R − r, maka BK merupakan garis singgung di B pada lingkaran berpusat di A dengan jari-jari R − r. d. Karena garis g sejajar BK dan melalui P, maka garis g dapat dilukis. 39 Gambar dari garis singgung persekutuan luar dua lingkaran dapat dilihat pada gambar berikut ini : Panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran disajikan sebagai berikut: perhatikan gambar 2.4, diberikan lingkaran berpusat di A dengan berjari- jari R dan lingkaran berpusat di B dengan berjari-jari r dan jarak AB = s. Garis singgung persekutuan luar kedua lingkaran itu PQ dengan PQ = BK = d. Perhatikan segitia AKB siku-siku di K dengan AK = AP − KP = R − r, BK = d, dan AB = s. Menurut Teorema Phytagoras diperoleh sebagai berikut : BK 2 = AB 2 − AK 2 d 2 = s 2 − R − r 2 d = √s 2 − R − r 2 Gambar 2.4 garis singgung persekutuan luar dua lingkaran A B r Q g R-r E K m P 40 Jadi, panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran adalah √s 2 − R − r 2 . G. Kerangka Berfikir Setiap siswa mempunyai karakteristik serta kencendurungan untuk memahami materi pembelajaran di kelas yang beragam. Pada kenyataannya, tidak semua siswa dapat mencapai kemajuan secara maksimal dalam proses belajarnya. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar yang dialami siswa salah satunya dalam memahami pembelajaran adalah sulitnya menangkap maksud penjelasan materi dari guru. Selain itu, siswa juga dihadapkan pada kesulitan mengerjakan soal ulangan harian, karena cenderung siswa hanya menghafalkan rumus dan soal latihan saja dan ketika soal sudah berbeda kadang-kadang siswa kebingungan dalam mengerjakan soal. Agar membantu siswa mengatasi kesulitan secara tepat, diperlukan inovasi baru dalam proses pembelajaran. Sehingga, siswa tidak hanya melakukan pembelajaran secara konvensional saja melainkan menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih memahami materi dengan baik dan jelas. Proses kegiatan belajar mengajar akan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan melibatkan siswa supaya aktif mengikuti pembelajaran. Dan dengan model pembelajaran penemuan terbimbing diharapkan siswa dapat memahami materi dengan jelas dan dapat mengerjakan soal-soal latihan atau ulangan harian dengan tidak hanya menghafal rumus saja 41 melainkan menggunakan konsep yang telah dipelajari. Karena dengan model pembelajaran penemuan terbimbing siswa dituntut aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar. Untuk mengetahui keberhasilan siswa memahami materi, akan dilakukan pengujian soal posttest. Soal posttest ini dilakukan setelah proses belajar menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing, apakah model pembelajaran penemuan terbimbing efektif untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dalam memahami materi pembelajaran atau tidak. Jika masih ada kesulitan yang dialami, maka dicari faktor penyebabnya. Kerangka berfikir dapat digambarkan dalam diagram berikut : Observasi Wawancara Persiapan Soal Pretest Melakukan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing Soal Postest Guru Siswa Guru Siswa Instrument LKS Kuisoner Minat Belajar Kesimpulan Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berfikir 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen merupakan eskperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan. Penelitian eksperimental semu digunakan untuk mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, di mana peneliti dengan sengaja dan secara sistematis mengadakan perlakuan manipulasi terhadap suatu variabel, kemudian mengamati konsekuensi perlakuan pada variabel lain Sudjana Nana, 1989:19. Creswell 2009 terjemahan Ahmad Fawaid menyatakan bahwa penelitian eksperimental berusaha untuk menentukan apakah treatment tertentu mempengaruhi hasil dalam sebuah penelitian. Dampak ini dinilai dengan menyediakan treatment khusus untuk satu kelompok dan menahan dari kelompok lain dan kemudian bagaimana menentukan hasil skor dari kedua kelompok tersebut. Proses penelitian kuantitatif bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data di lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrument penelitian. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian dengan pendekatan kuantitatif deksriptif merupakan penelitian yang hasilnya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik serta dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti benar atau tidak. Berdasarkan pemahaman penelitian deskriptif kuantitatif yang peneliti gunakan, diperoleh substansi proses penelitian kuantitatif menurut Bungin 2006 terdiri dari aktivitas yang berurutan sebagai berikut : 1 Mengeksplorasi, perumusan, dan penentuan masatah yang akan diteliti, 2 Mendesain model penelitian dan parameter penelitian, 3 Mendesain instrumen pengumpulan data penelitian, 4 Melakukan pengumpulan data penelitian, 5 Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian, 6 Mendesain laporan hasil penelitian. Ciri yang peneliti gunakan didasari pada bagan sebagai prosedur penelitian dalam Sugiyono, 2010:53, berikut adalah bagannya : Gambar 3.1 Komponen dan proses penelitian Keterangan: : Langkah selanjutnya : Berhubungan Pada penelitian ini, peneliti akan menginterprestasikan data yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing di kelas VIII C dibandingkan dengan penerapan pembelajaran dengan model konvensional di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten Tahun Ajaran 20162017. Rumusan Masalah Landasan Teori Perumusan Hipotesis Pengumpulan Data Analisis Data Kesimpulan dan Saran Populasi Sampel Pengembangan Instrumen Pengujian Instrumen

B. SETING PENELITIAN

Seting penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel Bebas : Model pembelajaran penemuan terbimbing. 2. Variabel Terikat : Hasil belajar dan minat belajar siswa. 3. Variabel Kontrol : Guru, materi, alokasi waktu, dan soal tes. 4. Populasi : Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten 5. Sampel : Siswa kelas VIII C yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII B sebagai kelas kontrol yaitu kelas pembanding. 6. Tempat Penelitian : SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten 7. Waktu Penelitian : Semester Genap Tahun Ajaran 20162017 bulan Februari – Maret 2017.

C. RANCANGAN PENELITIAN

Sebelum peneliti terjun melakukan penelitian di sekolah, peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa tahapan yang akan dilakukan diantaranya : 1. Tahap Awal Peneliti mulai melakukan komunikasi dengan pihak sekolah yaitu SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Kemudian peneliti mengurus surat ijin dari Universitas dan Bappeda Klaten serta diserahkan ke pihak sekolah. Peneliti juga berkoordinasi dengan guru matematika kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten yang juga selaku sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum. Dengan guru matematika, peneliti melakukan wawancara mengenai proses belajar mengajar yang dilakukan di SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten dan metode-metode yang digunakan untuk mengajar khususnya mata pelajaran matematika. Peneliti juga menanyakan tentang minat dan hasil belajar yang di peroleh oleh siswa dalam mata pelajaran matematika. Selain wawancara dan diskusi dengan guru matematika, peneliti juga melakukan observasi di kelas guna mengetahui secara umum proses belajar mengajar. Peneliti melakukan wawancara dengan siswa-siswi guna menggali pengetahuan dan minat siswa-siswi terhadap matematika. Didalam tahapan ini, peneliti mempersiapkan membuat beberapa instrument berupa lembar kerja siswa LKS berupa gambar komik, RPP selama proses pembelajaran, soal pre-test dan post-test atau soal evaluasi, lembar observasi secara umum guru dan siswa di kelas, kuisoner minat siswa, serta beberapa alat yang mendukung didalam penelitian seperti laptop, LCD, PPT, dan alat tulis. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap ini, peneliti mengumpulkan data di kelas guna proses analisis data. Pengambilan data dilakukan di kelas VIII. Untuk melihat keefektifan model pembelajaran penemuan terbimbing pada materi garis singgung lingkaran terhadap hasil belajar dan minat belajar siswa, maka dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan data yang telah dianalisis. Sehingga, peneliti bisa memberikan saran kepada penelitian selanjutnya. 3. Tahap Kesimpulan Pada tahap kesimpulan, akan diambil kesimpulan nilai posttest dari kelas kontrol dan eksperimen dengan menggunakan uji statistik.

D. METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Instrumen yang digunakan dalam penelitian terbagi menjadi sebagai berikut : Penelitian ini memiliki 2 variabel sebagai tolak ukur yaitu hasil belajar siswa dan minat belajar siswa. Untuk mendapatkan hasil data yang diperlukan, dalam minat belajar siswa dilakukan dengan cara memberikan kuisoner tentang minat siswa terhadap pelajaran matematika dengan model penemuan terbimbing dan khususnya terhadap materi pembelajaran. Sedangkan untuk hasil belajar siswa, siswa diberikan soal pretest dan soal posttest evaluasi guna mendapatkan hasil dari penelitian yang dilakukan. Dalam penyusunan soal-soal tes, maka terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal berdasarkan RPP yang akan digunakan dalam penelitian. Tabel 3.1 Intrumen Penelitian No Variabel Indikator Sumber Metode Instrumen 1. Minat Belajar Siswa 1. Persentase dari hasil kuisoner Siswa yang mengisi kuisoner Penyebaran Kuisoner Lembar kuisonerangket 2. Hasil Belajar Siswa 1. Rata-rata nilai pre- test. 2. Rata-rata nilai posttest. Nilai siswa yang mengikuti tes Tes tertulis Soal tes

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII Semes

0 0 16

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR GARIS SINGGUNG LINGKARAN DENGAN PEMBELAJARAN PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR GARIS SINGGUNG LINGKARAN DENGAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT (PTK pada Siswa Kelas VIII SMP N 6 Rembang Tahun

0 0 15

Keefektifan model pembelajaran penemuan terbimbing pada materi garis singgung lingkaran terhadap hasil dan minat belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten tahun ajaran 2016/2017.

0 1 2

Efektivitas model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) ditinjau dari hasil dan minat belajar siswa kelas VIII-D SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dengan pokok bahasan persamaan garis lurus.

0 0 163

Penerapan model pembelajaran Penemuan Terbimbing dengan menggunakan media bantu geogebra pada materi lingkaran di kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten tahun ajaran 2013/2014.

0 1 181

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dilihat dari minat dan hasil belajar matematika pada pokok bahasan persamaan garis lurus kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 2013/2014.

0 0 222

Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

0 1 297

Motivasi dan hasil belajar siswa kelas VI A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) pada materi segiempat.

0 0 159

Perbedaan hasil belajar Matematika materi garis singgung lingkaran ditinjau dari penggunaan metode ceramah dan diskusi di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2016 2017

0 0 298

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PANJANG GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN DI KELAS VIII B SMP NEGERI 14 PALU Muliyati

0 0 12