METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

= ∑ − ∑ ∑ √ ∑ − ∑ ∑ − ∑ Dengan : = Persamaan produk momen, = Jumlah peserta tes, = Skor nomor soal awal, = Skor nomor soal akhir. Rumus diatas merupakan reliabilitas setengah bagian tes. Untuk menentukan reliabilitas sesungguhnya digunakan persamaan: = + Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Koefisien Korelasi Keterangan ≤ , Sangat Rendah , ≤ , Rendah , ≤ , Cukup , ≤ , Tinggi , ≤ , Sangat Tinggi Sumber: Jihad 2013:180 c. Daya Pembeda Daya pembeda menurut Arikunto 2009:211 adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah. Berikut ini rumus untuk mencari daya pembeda menurut Jihad 2013:181. � = − ℎ , . Keterangan : DP : Daya pembeda, : Total skor kelompok atas, ℎ : Total skor kelompok bawah, : Banyak butir soal, : Skor maksimal item. Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda Koefisien Korelasi Keterangan , atau lebih Sangat Baik 0,30 ≤ DP ≤ 0,39 Baik 0,20 ≤ DP ≤ 0,29 Cukup , ke bawah Kurang Sumber: Jihad 2013:180 d. Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal dapat ditentukan dengan lebih dahulu menentukan kelompok atas dan kelompok bawah. Kelompok atas terdiri atas 50 dari seluruh siswa yang mendapatkan skor tinggi, sedangkan kelompok bawah terdiri atas 50 dari seluruh siswa yang mendapatkan skor rendah Asep Jihad dan Abdul Haris, 2013:181. Berikut ini rumus untuk menentukan tingkat kesukaran item menurut Jihad 2013:182: = + ℎ . Keterangan: TK : Tingkat kesukaran, : Total skor kelompok atas, ℎ : Total skor kelompok bawah, : Banyak butir soal, : Skor maksimal item. Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran Keterangan 0,00 ≤ TK ≤ 0,30 Sukar 0,31 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang 0,71 ≤ TK ≤ 1,00 Mudah Sumber: Jihad 2013:180 e. Kuesioner Kuesioner menurut Babbie dalam Sudjana Nana 2008:177 adalah alat pengumpul data secara tertulis yang berisi pertanyaan question atau pernyataan statement yang disusun secara khusus dan digunakan untuk menggali keterangan, menghimpun keterangan dan informasi yang dibutuhkan. Isi kuisoner minat belajar siswa terdapat lima item pertanyaan dan penyataan yang dituliskan. Untuk penomoran dalam kuisoner ini, nomor 1 dan 2 memuat aspek keaktifan, nomor 3 dan 4 memuat aspek penemuan serta nomor 5 memuat pemahaman siswa. Kuisoner minat belajar dalam penelitian ini menggunakan skala guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu “Ya – Tidak”. Jawaban “Ya” diberi skor 1 dan jawaban “Tidak” diberi skor 0. Aspek-aspek yang dibuat peneliti adalah sebagai berikut : a. Keaktifan siswa didalam proses pembelajaran minat intristik. b. Siswa mampu menemukan rumus panjang garis singgung persekutuan dalam dan luar lingkaran dengan metode penemuan terbimbing minat enstristik. c. Siswa mampu memahami materi garis singgung persekutuan dua lingkaran. Berikut ini merupakan pertanyaan yang peneliti gunakan sebagai kuisoner minat belajar siswa terhadap materi garis singgung persekutuan dua lingkaran : Tabel 3.9 Kisi-kisi kuisoner minat belajar No Aspek No. Butir 1 Intrinsik 1,2 2 Entrinsik 3,4 3 Pemahaman 5

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik atau metode analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Hipotesis yang diajukan adalah efektivitas model pembelajaran penemuan terbimbing pada materi garis singgung lingkaran tahun ajaran 20162017. Secara umun langkah-langkah analisis data sehingga mendapatkan penyelesaiannya adalah sebagai berikut Zainal Arifin, 2009:282 : 1. Memilih alternatif pengujian hipotesis. 2. Menentukan populasi. 3. Mengambil sampel dan dibagi dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 4. Mengumpulkan data nilai pre-test hasil belajar dari dua kelompok sampel. 5. Mengumpulkan data nilai post-test hasil belajar siswa dari dua kelompok sampel. 6. Menghitung rata-rata ̅ dan simpangan baku s dari kedua sampel. 7. Menguji homogenitas data. 8. Menguji hipotesis dengan Uji T. 9. Membandingkan nilai t hitung dengan nilai tabel harga kritik. 10. Membuat kesimpulan. Berikut akan dijelaskan analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini :

1. Kriteria Efektivitas Model Pembelajaran

Efektivitas model pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Kriteria efektivitas dalam penelitian ini mengacu pada : a. Model pembelajaran dikatakan efektif apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen, antara hasil belajar pada tes kemampuan akhir kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil belajar pada tes kemampuan akhir kelas kontrol. b. Model pembelajaran dikatakan efektif apabila dapat mengungkapkan minat belajar siswa kelas eksperimen menunjukkan peningkatan yang signifikan. 2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Nilai pre-test dan post-test akan menunjukkan hasil belajar siswa sebelum dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran penemuan terbimbing dan setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran penemuan terbimbing. Nilai tersebut diperoleh dari penjumlahan skor jawaban setiap siswa. Skor tersebut dikonversikan dalam satu nilai dengan rentang 0 sampai dengan 100. Pada soal pretest dan soal tes evaluasi post-test ini, masih menggunakan pendoman penskoran yang sama yaitu nomer 1, 2, 3, dan 4 masing-masing bernilai 25 poin. Dan untuk kisi-kisi soal pada soal pretest dan soal tes evaluasi post-test ini masih sama dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada RPP yang dibuat peneliti dengan KKM yang ditentukan dari sekolah yaitu 70. Pedoman penskoran pada soal tes ini telampir pada soal tes dihalaman sebaliknya. = � ℎ Untuk menghitung nilai rata-rata kelas menggunakan rumus sebagai berikut : − = ℎ ℎ ℎ Dan untuk menghitung presentase ketuntasan siswa di kelas menggunakan rumus sebagai berikut : � = ℎ � ℎ Selanjutnya, data hasil belajar ini akan dianalisis dengan Uji Rata- Rata Uji Z. Tahap-tahap untuk menganalisis hasil belajar siswa dari nilai pre-test dan post-test dengan uji statistik sebagai berikut : a. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan SPSS Statistic 17.0 untuk membantu dalam perhitungan uji hipotesis. Langkah-langkah uji normalitas menurut Husaini dan Purnomo 2008:315 yaitu : 1 Merumuskan H dan H 1. H : Data berdistribusi normal, H 1 : Data tidak berdistribusi normal. 2 Menentukan taraf signifikan. Taraf signifikasi yang digunakan adalah � = . 3 Menentukan daerah kritis. Jika Sig 2-tailed � maka H diterima. Jika Sig 2-tailed � maka H ditolak. 4 Membuat kesimpulan. H diterima artinya data tersebut berdistribusi normal atau H ditolak artinya tidak berdistribusi normal. b. Uji VariansiUji Homogenitas Kelas Langkah-langkah uji variansi menurut Husaini dan Purnomo 2008:133 yaitu : 1 Merumuskan H dan H 1. H :Tidak ada perbedaan variansi � = � H 1 : Ada perbedaan variansi � ≠ � 2 Menentukan taraf signifikan � . Taraf signifikasi yang digunakan adalah � = . 3 Menentukan daerah kritis. Jika Sig 2-tailed � maka H diterima. Jika Sig 2-tailed � maka H ditolak. 4 Membuat kesimpulan: H ditolak artinya tidak ada perbedaan variansi dari data tersebut atau H diterima artinya ada perbedaan variansi dari data tersebut

c. Uji Perbedaan Rata-Rata Nilai Posttest

Uji perbedaan rata-rata dilakukan untuk melihat apakah penggunaan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan lembar kerja siswa berupa gambar komik lebih baik dari model pembelajaran konvensional. Uji rata-rata dilakukan dengan menggunakan Uji T independent sample test Perhitungannya menggunakan SPSS Statistic 17.0. Langkah-langkah melakukan Uji T independent sample test, yakni : 1 Merumuskan H dan H 1. H : Rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelas kontrol � ≤ � , H 1 : Rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol � � . 2 Menentukan taraf signifikan. Taraf signifikasi yang digunakan adalah � = . 3 Menentukan daerah kritis. Jika Sig 2-tailed � maka H ditolak. Jika Sig 2-tailed � maka H diterima. 4 Membuat kesimpulan. H ditolak artinya rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol atau H diterima artinya rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelas kontrol. Jika data tersebut tidak berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya menggunakan uji non-parametrik. d. Uji Perbedaan Rata-Rata Nilai Posttest Uji perbedaan rata-rata dilakukan untuk melihat apakah penggunaan model pembelajaran penemuan terbimbing dengan lembar kerja siswa berupa gambar kartun lebih baik dari model pembelajaran konvensional. Uji rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji Mann Whithney U Test. Perhitungannya menggunakan SPSS Statistic 17.0. Langkah-langkah melakukan uji Mann Whithney U Test, yakni : 1 Merumuskan H dan H 1. H : rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelas kontrol � ≤ � , H 1 : rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih tinggi dari

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII Semes

0 0 16

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR GARIS SINGGUNG LINGKARAN DENGAN PEMBELAJARAN PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR GARIS SINGGUNG LINGKARAN DENGAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT (PTK pada Siswa Kelas VIII SMP N 6 Rembang Tahun

0 0 15

Keefektifan model pembelajaran penemuan terbimbing pada materi garis singgung lingkaran terhadap hasil dan minat belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten tahun ajaran 2016/2017.

0 1 2

Efektivitas model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) ditinjau dari hasil dan minat belajar siswa kelas VIII-D SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dengan pokok bahasan persamaan garis lurus.

0 0 163

Penerapan model pembelajaran Penemuan Terbimbing dengan menggunakan media bantu geogebra pada materi lingkaran di kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten tahun ajaran 2013/2014.

0 1 181

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dilihat dari minat dan hasil belajar matematika pada pokok bahasan persamaan garis lurus kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 2013/2014.

0 0 222

Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

0 1 297

Motivasi dan hasil belajar siswa kelas VI A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) pada materi segiempat.

0 0 159

Perbedaan hasil belajar Matematika materi garis singgung lingkaran ditinjau dari penggunaan metode ceramah dan diskusi di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2016 2017

0 0 298

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PANJANG GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN DI KELAS VIII B SMP NEGERI 14 PALU Muliyati

0 0 12