Deskripsi Tindakan pada Siklus I

83 Instrumen penelitian yang perlu disiapkan terdiri dari instrumen tes dan observasi. Instrumen tes digunakan untuk mengukur peningkatan keterampilan menyusun kalimat. Instrumen observasi aktivitas siswa untuk mengamati perilaku dan keterampilan menyusun kalimat siswa selama proses pelaksanaan tindakan. Kedua intrumen tersebut disusun sesuai dengan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Selain itu, peneliti perlu mempersiapkan segala fasilitas yang diperlukan selama proses pelaksanaan tindakan berdasarkan skenario yang telah dirancang, seperti media maupun peralatan pendukung lain. Jika segala sesuatunya telah direncanakan dan dipersiapkan, maka peneliti dan guru kelas perlu melakukan diskusi berkenaan dengan pembagian tugas selama proses pelaksanaan tindakan. Pembagian tugas tersebut yaitu, guru beperan sebagai pengajar sementara peneliti berperan sebagai pengamat dan penyedia fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, terdiri dari 3 kali pertemuan untuk melaksanakan tindakan dan 1 kali pertemuan untuk melaksanakan post test siklus I. Alokasi waktu yang dibutuhkan yaitu 2x30 menit pada setiap pertemuannya. Tindakan yang diberikan kepada subjek penelitian berupa kegiatan pembelajaran keterampilan menyusun kalimat menggunakan metode mind map. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengangkat tema yang temuat dalam kurikulum dan memang 84 sedang dipelajari oleh subjek. Uraian dari setiap pertemuan pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut: 1 Pertemuan Pertama Siklus I Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan hari Sabtu, 28 Februari 2015 pada pukul 07.30 – 08.30 WIB dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a Kegiatan Awal Pembuka i. Guru mengkondisikan siswa di kelas dan membuka pembelajaran. ii. Guru melakukan percakapan bersama siswa terkait dengan kegiatan belajar yang akan dilakukan pada hari itu. iii. Guru menunjukkan contoh mengenai bentuk mind map untuk memberikan gambaran awal kepada siswa. b Kegiatan Inti i. Guru menuliskan beberapa kalimat di papan tulis. ii. Guru mengajak siswa untuk mengidentifikasi kesesuaian kalimat dengan struktur, benar atau salah. iii. Guru memberikan penjelasan pada siswa mengenai unsur-unsur pada kalimat subjek, predikat, objek, keterangan beserta fungsi dari setiap unsur tersebut menggunakan metode mind map. iv. Guru mengajak siswa berdiskusi untuk mengklasifikasikan contoh kosakata yang sesuai dengan kedudukan dan fungsi dari setiap unsur. 85 v. Guru memberikan penjelasan pada siswa mengenai macam- macam pola kalimat yang akan dipelajari SP, SPO, SPOK vi. Guru memberikan penjelasan secara lebih detail pada siswa mengenai pola kalimat SP menggunakan metode mind map. vii. Guru mengajak siswa bekerjasama secara aktif untuk menyusun contoh kalimat dengan pola SP. c Kegiatan Akhir Penutup i. Guru memberikan soal latihan menyusun kalimat dengan pola SP. ii. Guru memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan siswa. iii. Guru menjelaskan kepada siswa hasil belajar yang telah dicapai pada hari tersebut. iv. Guru mengkondisikan siswa dan menutup kegiatan pembelajaran. 2 Pertemuan Kedua Siklus I Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan hari Selasa, 3 Maret 2015 pada pukul 09.15-10.15 WIB dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a Kegiatan Awal Pembuka i. Guru mengkondisikan siswa di kelas dan membuka pembelajaran. ii. Guru melakukan percakapan bersama siswa terkait dengan kegiatan belajar yang akan dilakukan pada hari itu. 86 iii. Guru mengajak siswa mengingat kegiatan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya, yaitu berkaitan dengan konsep unsur kalimat dan pola kalimat SP. b Kegiatan Inti i. Guru memberikan penjelasan pada siswa mengenai unsur-unsur pada kalimat subjek, predikat, objek, keterangan beserta fungsi dari setiap unsur tersebut menggunakan bagan mind map. ii. Guru melanjutkan materi dengan memberikan penjelasan secara detail kepada siswa mengenai pola kalimat SPO dan SPOK menggunakan metode mind map. iii. Guru mengajak siswa bekerjasama secara aktif untuk menyusun contoh kalimat dengan pola SPO dan SPOK. c Kegiatan Akhir Penutup i. Guru memberikan soal latihan menyusun kalimat dengan pola SPO dan SPOK. ii. Guru memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan siswa. iii. Guru menjelaskan kepada siswa hasil belajar yang telah dicapai pada hari tersebut. iv. Guru mengkondisikan siswa dan menutup kegiatan pembelajaran. 87 3 Pertemuan Ketiga Siklus I Pertemuan ketiga pada siklus I dilaksanakan hari Rabu, 4 Maret 2015 pada pukul 07.30 – 08.30 WIB dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: 1 Kegiatan Awal Pembuka i. Guru mengkondisikan siswa di kelas dan membuka pembelajaran. ii. Guru melakukan percakapan bersama siswa terkait dengan kegiatan belajar yang akan dilakukan pada hari itu. iii. Guru mengajak siswa mengingat kegiatan pembelajaran yang sebelumnya, yaitu berkaitan dengan pola kalimat SPO dan SPOK. 2 Kegiatan Inti i. Guru menjelaskan kembali konsep yang telah diberikan pada dua pertemuan sebelumnya secara singkat dan meminta siswa memperhatikan catatan yang telah dibuat pada buku kerja masing-masing. ii. Guru melakukan diskusi dan tanya jawab secara langsung bersama siswa dengan bentuk kegiatan mengidentifikasi fungsi unsur kalimat, menentukan pola kalimat, identifikasi kedudukan kosakata dalam kalimat sesuai dengan jenis unsurnya, dan latihan menyusun kalimat sesuai pola SP, SPO , dan atau SPOK. 88 iii. Guru memberikan bantuan dan motivasi kepada siswa yang mengalami kesulitan dan kurang aktif mengikuti diskusi. 3 Kegiatan Akhir Penutup i. Guru menjelaskan kepada siswa hasil belajar yang telah dicapai pada hari tersebut. ii. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mempelajari konsep yang telah dipelajari karena akan dilakukan evaluasi pada pertemuan selanjutnya. iii. Guru mengkondisikan siswa dan menutup kegiatan pembelajaran. 4 Pertemuan Keempat Siklus I Pelaksanaan post test pada siklus I pada hari Kamis, 5 Maret 2015 pada pukul 07.15-08.15 WIB. c. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan pada siklus I, yaitu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran keterampilan menyusun kalimat menggunakan metode mind map. Komponen aktivitas siswa yang diamati sesuai dengan kisi-kisi yang telah ditetapkan, yaitu meliputi keterampilan siswa dalam menerima dan memahami kegiatan pembelajaran menyusun kalimat, keaktifan siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran, dan perilaku siswa ketika proses pembelajaran. Ketiga komponen tersebut dijabarkan menjadi 10 butir pengamatan. Setiap butir memilki nilai maksimal 4 dan minimal 1. Nilai 89 maksimal yang diperoleh dalam kegiatan observasi adalah 40 dan nilai minimalnya adalah 10. Hasil pengamatan pada masing-masing siswa yang menjadi subjek penelitian akan dijelaskan sebagai berikut: 1 Subjek VK Skor yang diperoleh subjek VK selama tindakan pada siklus I yaitu, pertemuan pertama memperoleh skor 21 yang termasuk dalam kriteria cukup. Pertemuan kedua memperoleh skor 25, termasuk kriteria cukup. Sementara pada pertemuan ketiga skor yang diperoleh semakin meningkat, yaitu mencapai skor 28 yang termasuk ke dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa subjek VK memiliki semangat dan keaktifan yang baik ketika diajak berdiskusi ataupun melakukan percakapan secara langsung. Subjek cukup mudah memahami percakapan dan instruksi yang disampaikan oleh guru karena masih memiliki sisa pendengaran. Namun, subjek cenderung malas dan kurang bersemangat ketika diminta untuk membuat catatan di buku kerjanya dan atau menyelesaikan soal latihan. Oleh karenanya guru cukup sering memberikan peringatan pada subjek untuk segera menyelesaikan pekerjaannya agar teman-temannya tidak harus menunggu lama. Perhatian subjek VK mudah beralih ketika guru memberikan penjelasan sehingga subjek sering mendapatkan teguran. Perhatian subjek yang mudah beralih menyebabkan konsep yang dijelaskan oleh 90 guru kurang dapat diterima dan dipahami secara optimal. Oleh karena itu subjek masih mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi fungsi unsur-unsur pada kalimat, menentukan kosakata penyusun kalimat sesuai dengan kedudukan dan atau fungsi unsurnya, menentukan pola kalimat dan menyelesaikan latihan menyusun kalimat sesuai dengan pola yang ditentukan guru. Subjek membutuhkan pengulangan instruksi dan bantuan yang cukup intensif dari guru dalam memahami konsep yang diberikan. Hal tersebut cukup berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam memahami konsep meskipun belum konsisten sehingga subjek masih melakukan pengulangan kesalahan pada konsep yang sebelumnya telah dijelaskan. Subjek merupakan pribadi yang ceria dan sering bercanda, oleh karena itu subjek hanya tertawa dan menjelaskan bahwa dirinya lupa ketika guru memberikan koreksi. Subjek juga sering berkata agar guru sabar ketika dirinya tidak memperhatikan penjelasan dan atau membutuhkan waktu lama dalam mengerjakan tugasnya. Subjek juga memiliki kepercayadirian yang cukup tinggi sehingga ia tidak merasa down atau rendah diri ketika melakukan kesalahan dan memperoleh koreksi dari guru. 2 Subjek AC Skor yang diperoleh subjek AC selama tindakan pada siklus I yaitu, pertemuan pertama memperoleh skor 27 yang termasuk dalam kriteria baik. Pertemuan kedua memperoleh skor 32, termasuk kriteria 91 baik. Sementara pada pertemuan ketiga skor yang diperoleh semakin meningkat, yaitu mencapai skor 34 yang termasuk ke dalam kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan siklus I, diperoleh informasi bahwa subjek merupakan siswa yang aktif dan memiliki semangat belajar yang baik. Subjek mampu mengikuti seluruh kegiatan belajar dengan sikap dan respon yang baik, mulai dari kegiatan percakapan maupun diskusi secara langsung hingga kegiatan menerima dan memahami konsep yang dijelaskan oleh guru sehingga mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang diberikan. Dapat dikatakan bahwa subjek memiliki kemampuan dan pemahaman kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan teman- teman sekelasnya berdasarkan hasil pekerjaan yang diselesaikan. Konsep yang belum dikuasai subjek secara konsisten pada pelaksanaan kegiatan siklus I diantaranya yaitu menentukan fungsi unsur kalimat, menentukan kedudukan kosakata sesuai jenis unsurnya dan menyusun kalimat dengan pola SPOK. Subjek sudah cukup konsisten dalam menyusun kalimat dengan pola SP dan SPO. Sikap dan perilaku subjek selama mengikuti kegiatan pembelajaran sangat kooperatif. Subjek bersemangat memberikan respon ketika guru melakukan percakapan maupun tanya jawab dan subjek memiliki inisiatif untuk turut membantu temannya yang mengalami kesulitan. Subjek memiliki rasa percaya diri yang baik 92 sehingga selalu memiliki keinginan untuk memberikan jawaban dari permasalahan yang dipaparkan guru. Perhatian subjek tidak mudah beralih. Namun, sesekali guru tetap memberikan teguran ketika subjek mengajak temannya bercakap-cakap sehingga kondisi kelas menjadi kurang kondusif. Guru juga memberikan teguran kepada subjek ketika memberikan bantuan kepada temannya. Sedangkan guru memberikan instruksi kepada setiap siswa untuk mengerjakan tugas secara mandiri. Subjek memiliki kemampuan memahami instruksi yang diberikan oleh guru dengan cukup baik karena masih memiliki sisa pendengaran yang cukup banyak. Ketika diminta melakukan suatu pekerjaan subjek langsung mengerjakannya dan tidak menunjukkan penolakan. Subjek mampu memperhatikan dan memahami koreksi yang diberikan guru. Subjek berusaha agar kesalahan tersebut tidak terulang kembali. Subjek merupakan siswa yang dianggap paling mandiri dan mampu bekerjasama dengan baik sehingga guru tidak perlu memberikan banyak motivasi untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Sesekali guru meminta bantuan kepada subjek untuk memberikan penjelasan kepada temannya yang mengalami kesulitan. 3 Subjek YN Skor yang diperoleh subjek VK selama tindakan pada siklus I yaitu, pertemuan pertama memperoleh skor 17 yang termasuk dalam kriteria kurang. Pertemuan kedua memperoleh skor 23, termasuk kriteria cukup. Sementara pada pertemuan ketiga skor yang diperoleh 93 semakin meningkat, yaitu mencapai skor 27 yang termasuk ke dalam kriteria baik. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh informasi bahwa subjek merupakan siswa yang memiliki pribadi pendiam dan kurang percaya diri. Hal tersebut menyebabkan subjek kurang dapat mengikuti dan atau memberikan respon ketika diajak bercakap-cakap maupun diskusi kelas dan kegiatan tanya jawab. Guru harus memberikan banyak motivasi dan dorongan agar subjek mau memberikan respon sesuai dengan instruksi yang diberikan. Khususnya ketika diminta memberikan respon secara lisan. Suara subjek ketika berbicara sangat pelan dan hampir tidak terdengar. Subjek terlihat ragu ketika memberikan jawaban atau respon secara lisan. Kepercayadirian subjek perlu diberikan motivasi yang cukup besar. Hal tersebut bertujuan agar subjek mampu dan mau berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Subjek cenderung sulit dan sering melakukan penolakan ketika diminta melaksanakan instruksi yang diberikan guru untuk menyelesaikan persoalan di papan tulis maupun di depan kelas. Teman-teman subjek sering memberikan bantuan dan motivasi agar subjek tidak merasa takut ataupun malu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Apabila subjek melakukan kesalahan maka guru harus memberikan koreksi dengan cara yang tepat dan tenang agar subjek tidak merasa rendah diri. 94 Apabila diamati secara sepintas, siswa nampak memperhatikan ketika guru memberikan penjelasan konsep di depan kelas. Namun, jika diamati secara lebih lanjut diketahui bahwa subjek sering menunjukkan pandangan yang kosong. Hal tersebut membuat subjek mengalami kesulitan dalam memberikan tanggapan ketika guru memberikan pertanyaan berkaitan dengan konsep yang telah dijelaskan. Selain itu, subjek kurang mampu memberikan tanggapan yang sesuai ketika guru bertanya mengenai pemahamannya terhadap konsep yang baru saja dijelaskan. Perilaku dan sifat subjek tersebut tentunya mempengaruhi kualitas pemahamannya terhadap konsep yang diberikan. Subjek masih mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi fungsi unsur-unsur pada kalimat, menentukan pola kalimat, menentukan kedudukan suku kata sesuai dengan jenis unsurnya dan menyusun kalimat sesuai dengan struktur SP, SPO, SPOK. d. Deskripsi Tes Hasil Belajar Siklus I Tes hasil belajar atau post test pada siklus I dilakukan setelah pelaksanaan tindakan selesai dilakukan, yaitu setelah melaksanakan tindakan sebanyak 3 kali petemuan. Kegiatan post test I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 Maret 2015 pukul 07.15-08.15 WIB. Soal pada post test I sama dengan soal yang digunakan pada pre test, yaitu terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda dan 7 soal bentuk isian yang menginstruksikan pada siswa untuk menyusun deretan kosakata acak 95 menjadi kalimat dengan struktur dan atau pola yang benar. Hasil tes hasil belajar atau post test pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 8. Data Hasil Nilai Tes Belajar atau Post Test Keterampilan Menyusun Kalimat Menggunakan Metode Mind Map pada Siklus I No Subjek KKM Nilai Post Test Kriteria 1. VK 70 57 Kurang 2. AC 70 83 Baik 3. YN 70 66 Cukup Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa AC merupakan siswa yang meraih nilai tertinggi dan mampu mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan, yaitu sebesar 70. Subjek AC mampu mencapai nilai 83, termasuk kriteria nilai baik. Sementara subjek VK dan YN belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan. Subjek VK memperoleh nilai 57, termasuk kriteria kurang dan merupakan subjek dengan nilai yang paling rendah. Subjek YN memperoleh nilai 66, termasuk kriteria cukup namun belum mampu memenuhi KKM. Penjelasan secara lebih detail berkenaan dengan pencapaian keterampilan setiap subjek setelah diberikan tindakan siklus I yaitu sebagai berikut: 1 Subjek VK Subjek mulai memahami konsep mengenai macam unsur pada kalimat beserta fungsinya meskipun baru beberapa jenis unsur yang dipahami, yaitu unsur subjek dan predikat. Beberapa soal berkenaan dengan menentukan pola kalimat yang tepat mampu dijawab dengan benar oleh subjek meskipun belum optimal dan kurang konsisten. 96 Subjek masih mengalami kesulitan dalam menentukan kedudukan kosakata pada kalimat sesuai dengan jenis unsurnya. Selain itu subjek masih mengalami kebingungan dalam menentukan pilihan jawaban yang tepat pada tipe soal pilihan ganda berkenaan dengan konsep menyusun kalimat sesuai dengan struktur yang diinstruksikan. Namun, penguasaan subjek lebih meningkat pada saat menyelesaikan soal tipe isian yang berkaitan dengan kegiatan menyusun deretan kosakata acak menjadi kalimat dengan susunan sesuai struktur yang diisntruksikan. 2 Subjek AC Subjek AC mulai memahami fungsi dari setiap jenis unsur kalimat secara konsisten meskipun sempat mengalami kesulitan selama proses tindakan. Seluruh soal berkaitan dengan konsep tersebut mampu dijawab dengan benar. Subjek mampu menyelesaikan soal berkaitan dengan konsep menentukan pola kalimat, menentukan kalimat yang tepat sesuai dengan pola yang diisntruksikan dan menentukan kedudukan kosakata pada kalimat sesuai dengan jenis unsurnya. Namun, subjek masih mengalami kesulitan dalam membedakan kosakata yang termasuk ke dalam unsur keterangan tempat atau keterangan waktu. Soal berkenaan dengan konsep menyusun kosakata yang tersusun secara acak menjadi kalimat yang sesuai dengan struktur mampu diselesaikan meskipun belum optimal. Hal tersebut dikarenakan subjek masih mengalami kesalahan dalam 97 menentukan jawaban yang benar pada tipe soal pilihan ganda, sementara seluruh soal berkenaan dengan konsep menyusun kalimat sesuai struktur mampu diselesaikan dengan optimal pada tipe soal isian. 3 Subjek YN Subjek mulai memahami fungsi setiap unsur kalimat meskipun belum optimal karena hanya ada beberapa soal yang terjawab dengan benar berkaitan dengan konsep tersebut. Subjek lebih mampu menentukan jenis pola dan menentukan kalimat yang tepat sesuai dengan pola kalimat yang diinstruksikan soal. Pemahaman subjek terhadap konsep kedudukan kosakata pada kalimat sesuai jenis unsurnya mengalami peningkatan meskipun belum konsisten. Selama proses tindakan subjek mampu menyelesaikan latihan namun pada saat melaksanakan post test I hanya ada beberapa soal yang dijawab dengan benar. Sementara berkenaan dengan konsep menyusun kalimat sesuai dengan struktur yang tepat, subjek mampu menyelesaikan beberapa soal dengan tipe isian namun masih menemui kesalahan yang cukup banyak pada tipe soal pilihan ganda. Subjek masih mengalami kesulitan dalam mengurutkan kosakata sesuai dengan struktur, seperti posisi predikat dan objek yang terbalik maupun antara objek dan keterangan. 98 Data hasil tes belajar atau post test pada siklus I berkenaan dengan keterampilan menyusun kalimat menggunakan metode mind map yang telah dijelaskan di atas akan disajikan dalam bentuk grafik berikut: Gambar 6. Grafik Histogram Hasil Nilai Post Test Siklus I Keterampilan Menyusun Kalimat Siswa Tunarungu Kelas Dasar IV e. Refleksi Siklus I Refleksi pada siklus I dilaksanakan dengan menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan tes dan observasi yang telah dilakukan. Data yang berkaitan dengan kegiatan tes diperoleh dari hasil pre test dan post test keterampilan menyusun kalimat menggunakan metode mind map yang telah dilaksanakan. Data hasil pengamatan diperoleh dari kegiatan observasi yang dilakukan pada subjek selama diberi tindakan pada siklus I, yaitu berkaitan dengan perilaku dan pemahaman siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil pre test dan post test pada siklus I dimanfaatkan untuk menganalisis besarnya peningkatan keterampilan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 VK AC YN Nilai Post Test Siklus I 99 menyusun kalimat yang mampu dicapai oleh subjek. Sementara data yang diperoleh dari hasil pengamatan digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan tindakan. Faktor- faktor tersebut dapat diuraikan menjadi kelebihan dan atau kekurangan dari proses pelaksanaan tindakan siklus I. Faktor tersebut mempengaruhi hasil peningkatan keterampilan menyusun kalimat yang dicapai subjek. Data-data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan tindakan siklus II agar tercapai hasil yang lebih optimal dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan peneliti. Besarnya peningkatan keterampilan menyusun kalimat yang dicapai seluruh subjek diketahui berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan pre tes dan post test yang telah dilaksanakan. Data tersebut akan dijelaskan pada tabel di bawah ini: Tabel 9. Data Hasil Nilai Peningkatan Keterampilan Menyusun Kalimat Setelah Pelaksanaan Post Test Siklus I No Subjek KKM Nilai Pre Test Nilai Post Test I Besar Peningkatan Nilai 1. VK 70 34 57 23 2. AC 70 66 83 17 3. YN 70 42 66 24 Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh subjek mengalami peningkatan keterampilan menyusun kalimat setelah diberikan tindakan pada pelaksanaan sikus I. Hanya saja baru satu subjek yang mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal. Subjek VK memperoleh nilai 34 pada saat pre test dan mengalami peningkatan nilai sebesar 23 sehingga 100 mampu memperoleh nilai 57 pada saat post test siklus I. Subjek AC memperoleh nilai 66 pada saat pre test dan mengalami peningkatan nilai sebesar 17 sehingga mampu memperoleh nilai 83 pada saat post test siklus I. Subjek YN memperoleh nilai 42 pada saat pre test dan mengalami peningkatan nilai sebesar 24 sehingga mampu mencapai niai 66 pada saat post test siklus I. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menyusun kalimat pada seluruh subjek secara signifikan karena sekurang-kurangnya subjek mampu mencapai peningkatan nilai sebesar 17. Data hasil peningkatan keterampilan menyusun kalimat menggunakan metode mind map pada siswa tunarungu kelas dasar IV dapat digambarkan secara lebih jelas dalam bentuk grafik. Grafik di bawah ini menunjukkan besarnya peningkatan yang dicapai setiap subjek berdasarkan hasil pre test dan post test pada siklus I: Gambar 7. Grafik Histogram Peningkatan Nilai Keterampilan Menyusun Kalimat Menggunakan Metode Mind Map Siklus I 10 20 30 40 50 60 70 80 90 VK AC YN Nilai Pre Test Nilai Post Test I 101 Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menyusun kalimat pada seluruh subjek setelah diberikan tindakan pada siklus I. Nilai post test yang diperoleh subjek apabila diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah yaitu subjek AC dengan nilai 83, subjek YN dengan nilai 66, dan subjek VK dengan nilai 57. Oleh karenanya nilai tertinggi diperoleh subjek AC dan nilai terendah diperoleh oleh subjek VK. Meskipun subjek VK dan YN belum mampu mencapai kriteria ketuntasan yang ditentukan, namun peningkatan dari kedua siswa tersebut menunjukkan hasil yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek VK dan YN memiliki potensi untuk dapat ditingkatkan secara lebih lanjut hingga akhirnya mampu mencapai kriterian ketuntasan dengan adanya tindakan secara lebih lanjut dengan memperhatikan kekurangan yang ditemui pada pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan pada siklus I dan diperkuat dengan catatan lapangan, peneliti menyadari terdapat beberapa kendala selama proses pelaksanaan tindakan. Kendala- kendala tersebut dapat diindikasikan sebagai faktor penyebab kurang optimalnya hasil yang tercapai pada pelaksanaan tindakan siklus I. Kendala yang dihadapi siswa dan guru tersebut antara lain: 1 Subjek VK sering mengalihkan perhatian sehingga sulit menerima konsep secara optimal. Selain itu, subjek membutuhkan waktu lebih lama dan melakukan penolakan ketika diminta untuk menyelesaikan 102 tugas yang diberikan guru. Khususnya pada kegiatan mencatat maupun mengerjakan soal latihan di buku kerja. 2 Subjek YN sering melamun ketika guru memberikan penjelasan. Subjek kurang aktif mengikuti kegiatan tanya jawab maupun unjuk kerja di depan kelas sehingga konsep yang dijelaskan guru kurang dapat dipahami secara optimal. 3 Subjek AC sulit mengendalikan keinginannya untuk menjawab maupun memberikan bantuan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan guru kepada subjek yang lain karena ia memiliki pemahaman yang lebih baik. 4 Siswa dari kelas lain sering mengganggu proses pembelajaran. Secara tiba-tiba mereka membuka pintu, masuk ke dalam kelas maupun mengintip dari jendela. 5 Kegiatan tanya jawab dan latihan kurang optimal sehingga berpengaruh pada lemahnya pemahaman konsep yang diterima subjek. Setelah mengkaji kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti bersama guru mendiskusikan solusi dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut pada pelaksanaan tindakan siklus II. Apabila kendala tersebut dapat diatasi atau setidaknya dikurangi, maka pelaksanaan tindakan siklus II memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mencapai hasil yang lebih baik dibandingkan siklus I. Perbaikan tindakan yang 103 dilakukan sesuai dengan kendala yang ditemui pada pelaksaan tindakan siklus I diantaranya yaitu: 1 Memberikan stimulus positif dan teguran yang lebih intensif agar subjek VK lebih mau dan mampu mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru. Guru lebih mengintensifkan tanya jawab secara langsung dan memberikan bantuan maupun penjelasan secara personal agar subjek memiliki pemahaman konsep yang lebih baik. 2 Guru perlu memberikan motivasi yang lebih intensif agar subjek YN lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan yang diberikan. Selain itu, guru lebih aktif mengajak subjek melakukan tanya jawab dan unjuk kerja di depan kelas. Diperkuat dengan memberikan penjelasan secara personal agar subjek YN lebih percaya diri dan memahami konsep yang dijelaskan. 3 Guru lebih sering meminta subjek AC untuk bersabar dan memberikan kesempatan kepada temannya yang belum paham agar berusaha memahami konsep yang dijelaskan guru secara mandiri. Namun, ada kalanya guru memberikan instruksi kepada subjek untuk membantu temannya. 4 Menutup dan mengunci pintu kelas serta menutup gorden jendela ketika terdapat siswa kelas lain yang mulai mengganggu perhatian subjek. 5 Melakukan lebih banyak kegiatan tanya jawab dan latihan untuk memantapkan konsep yang dijelaskan pada subjek. 104 Secara keseluruhan pelaksanaan tindakan pada siklsus I telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I juga menciptakan beberapa hal positif, diantaranya yaitu: 1 Siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran karena merasa tertarik dan penasaran terhadap metode mind map yang diterapkan. 2 Siswa lebih aktif menanggapi tanya jawab yang disampaikan guru dan berusaha mengidentifikasi suatu konsep yang ditanyakan oleh guru. 3 Meningkatkan kepercayadirian dan keberanian siswa untuk melakukan unjuk kerja di depan kelas. Seluruh siswa memperoleh giliran masing-masing sehingga mengantisipasi terciptanya perasaan takut dan rendah diri. 4 Siswa yang memiliki kemampuan dan pemahaman yang lebih baik diberi kesempatan untuk membantu teman lain yang mengalami kesulitan. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti dan guru menyadari bahwa pada pertemuan-pertemuan awal subjek belum terbiasa membuat catatan dalam bentuk bagan mind map sehingga subjek banyak menhabiskan waktu untuk menyelesaikan catatan berkenaan dengan konsep yang dijelaskan. Kenyataan tersebut menyebabkan intensitas tanya jawab dan latihan berkaitan dengan konsep yang dijelaskan belum terlaksana secara optimal. Kurang optimalnya pelaksanaan tanya jawab dan latihan menyebabkan pencapaian hasil pemahaman dan keterampilan 105 menyusun kalimat perlu ditingkatkan kembali. Sementara itu, peneliti mengakui bahwa guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan skenario. Guru mampu membuat catatan dalam bentuk bagan mind map dan mengurutkan konsep yang perlu disampaikan sesuai dengan skenario pembelajaran dan diskusi yang telah dilakukan bersama peneliti pada tahap perencanaan. Berdasarkan hasil analisis data dan refleksi yang telah dilakukan pada pelaksanaan siklus I, peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan yang tercapai belum optimal. Hal tersebut dikarenakan terdapat dua diantara tiga subjek yang belum mampu mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Oleh karena itu, peneliti bersama guru kelas mengambil keputusan untuk melaksanakan tindalan lanjutan, yaitu pelaksanaan siklus II dengan memperbaiki kendala-kendala yang ditemui selama pelaksanaan tindakan siklus I.

5. Deskripsi Tindakan pada Siklus II

a. Rencana Tindakan Siklus II Rencana tindakan siklus II dilakukan dengan berpedoman pada hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I menunjukkan adanya beberapa kendala dan juga hal positif. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I itulah peneliti bersama guru melakukan perencanaan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki kekurangan dan atau kurang optimalnya hasil yang tercapai pada siklus sebelumnya. Modifikasi maupun tindakan yang perlu dilakukan untuk 106 memperbaiki dan atau mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I diantaranya yaitu: 1 Memberikan stimulus positif dan teguran yang lebih intensif agar subjek VK lebih mau dan mampu mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru. Guru lebih mengintensifkan tanya jawab secara langsung dan memberikan bantuan maupun penjelasan secara personal agar subjek memiliki pemahaman konsep yang lebih baik. 2 Guru perlu memberikan motivasi yang lebih intensif agar subjek YN lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan yang diberikan. Selain itu, guru lebih aktif mengajak subjek melakukan tanya jawab dan unjuk kerja di depan kelas. Diperkuat dengan memberikan penjelasan secara personal agar subjek YN lebih percaya diri dan memahami konsep yang dijelaskan. 3 Guru lebih sering meminta subjek AC untuk bersabar dan memberikan kesempatan kepada temannya yang belum paham agar berusaha memahami konsep yang dijelaskan guru secara mandiri. Namun, ada kalanya guru memberikan instruksi kepada subjek untuk membantu temannya. 4 Menutup dan mengunci pintu kelas serta menutup gorden jendela ketika terdapat siswa kelas lain yang mulai mengganggu perhatian subjek. 5 Melakukan lebih banyak kegiatan tanya jawab dan latihan untuk memantapkan konsep yang dijelaskan pada subjek.

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Mind Map Untuk Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas V MI Misbahul Falah Depok)

0 17 177

Penerapan Metode Mind MAP untuk peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS (penelitian tindakan pada siswa kelas V MI Misbahul Falah Depok)

0 4 177

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNINGDENGAN TEKNIK MIND MAPUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT YANG SESUAI DENGAN EYD BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS IV DI SLB N KOTAGAJAH TAHUN AJARAN 2010 2011

0 7 121

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KESEHATAN REPRODUKSI BAGI ANAK TUNARUNGU DI SLB NEGERI 2 BANTUL.

0 2 179

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN 1-20 MENGGUNAKAN METODE PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA TUNARUNGU KELAS I DASAR SLB NEGERI 2 BANTUL.

0 0 190

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT CLAY MENGGUNAKAN BAHAN TEPUNG BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II B SLB NEGERI 2 BANTUL.

3 7 138

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KOLABORATIF BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS 4 SEKOLAH DASAR DI SLB NEGERI 2 BANTUL.

0 1 162

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MENGGUNAKAN MEDIA DOMINO CARD WOPIC PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB NEGERI 2 BANTUL.

0 1 290

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI METODE MIND MAP SISWA KELAS V SD NEGERI GULON 2 KECAMATAN SALAM KABUPATEN MAGELANG.

0 0 294

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS GLASS PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR IV DI SLB MARSUDI PUTRA I BANTUL.

8 39 226