Deskripsi Keterampilan Menyusun Kalimat Pra Tindakan

78 subjek pada aspek keterampilan menyusun kalimat. Oleh karena itu peneliti melaksanakan kegiatan pre test. Pre test dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 24 Februari 2015 dengan jumlah soal sebanyak 27 butir. Soal pre test terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 7 soal isian menyusun kalimat sesuai struktur yang ditentukan SP, SPO hingga SPOK . Soal pre test mencakup berbagai aspek yang telah dimuat dalam indikator pencapaian, meliputi macam-macam unsur pada kalimat beserta fungsinya subjek, predikat, objek, keterangan, macam-macam pola kalimat SP, SPO dan SPOK, mengetahui kedudukan kosakata sesuai dengan jenis unsurnya, dan kegiatan menyusun kalimat yang benar sesuai struktur dari deretan kosakata acak. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan pre test keterampilan menyusun kalimat sebelum pelaksanaan tindakan siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 7. Hasil Nilai Pre Test Keterampilan Menyusun Kalimat Siswa Tunarungu Kelas Dasar IV No Subjek KKM Nilai Pre Test Kriteria 1 VK 70 34 Kurang sekali 2. AC 70 66 Cukup 3. YN 70 42 Kurang sekali Tabel di atas menunjukkan tingkat keterampilan awal siswa tunarungu kelas dasar IV pada aspek keterampilan menyusun kalimat. Berdasarkan hasil pada tabel di atas, diperoleh informasi bahwa seluruh subjek dalam penelitian ini belum mampu mencapai indikator pencapaian atau KKM yang ditetapkan yaitu 70. Subjek AC memperoleh nilai 66, termasuk kriteria cukup. Subjek YN memperoleh nilai 42, termasuk kriteria 79 kurang sekali. Subjek VK memperoleh nilai 34, termasuk kriteria kurang sekali. Penjelasan yang lebih lengkap berkenaan dengan kemampuan awal dari setiap subjek adalah sebagai berikut: a. Subjek VK Subjek belum memiliki pemahaman mengenai jenis unsur kalimat dan menentukan fungsi yang tepat dari setiap unsur. Hampir seluruh soal mengenai fungsi unsur kalimat dijawab dengan memilih jawaban yang sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek cenderung asal menjawab. Subjek belum mampu menentukan pola kalimat dan atau kalimat yang sesuai dengan pola secara optimal. Selain itu, subjek mengalami kesulitan dalam menentukan kedudukan kosakata yang sesuai dengan jenis dan fungsi unsurnya. Pada komponen menyusun kalimat sesuai struktur, subjek mengalami kesulitan yang lebih besar dalam menyelesaikan soal dengan bentuk pilihan ganda dibandingkan soal dengan bentuk isian. Alasan dari hal tersebut yaitu subjek mengalami kebingungan terhadap pilihan-pilihan jawaban lain yang disediakan pada bentuk soal pilihan ganda. Subjek merasa bahwa tidak hanya ada satu jawaban yang benar. Kecenderungan menjawab dengan cara menebak masih terlihat pada hasil jawaban subjek. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan dan pengamatan secara lebih lanjut untuk menangani permasalahan tersebut. Peneliti berkolaborasi dengan guru perlu memperhatikan karakteristik subjek yang mudah melakukan penolakan dan berputus asa apabilan konsep yang dijelaskan belum dapat dipahami. 80 b. Subjek AC Subjek masih mengalami kesulitan dalam menentukan jenis unsur pada kalimat dan fungsi dari setiap unsur kalimat tersebut. Kesulitan lain yang dihadapi subjek AC yaitu dalam menyusun kalimat sesuai dengan struktur yang diinstruksikan. Hanya ada satu soal dengan instruski menyusun kalimat pada bentuk pilihan ganda yang dapat dijawab dengan benar. Di sisi lain, pada soal menyusun kalimat dengan bentuk soal isian, subjek mampu menyelesaikan beberapa soal. Hanya saja subjek masih menemui kesalahan penempatan beberapa unsur kalimat pada soal dengan pola kalimat SPOK. Sebagai contoh posisi unsur objek dan predikat yang tertukar. Subjek memiliki pemahaman yang cukup baik pada soal dengan instruksi menentukan pola kalimat maupun menentukan kalimat dengan pola yang tepat sesuai dengan instruksi soal. Selain itu, subjek cukup mampu menentukan kedudukan kosakata pada kalimat sesuai dengan jenis unsurnya. Kedudukan kosakata yang masih sulit dibedakan subjek yaitu antara unsur keterangan waktu dan keterangan tempat. Pemahaman siswa terhadap konsep dapat dikatakan belum sepenuhnya konsisten sehingga masih perlu diberikan tindakan sesuai dengan tingkat keterampilan awalnya. c. Subjek YN Subjek belum mampu menentukan jenis unsur pada kalimat beserta fungsi dari setiap unsurnya. Hampir semua soal berkaitan dengan konsep tersebut dijawab dengan salah. Terdapat satu soal yang dijawab dengan 81 benar. Namun, peneliti mengindikasikan jawaban benar tersebut merupakan hasil dari tebakan. Subjek cukup mampu menentukan pola kalimat dan atau menentukan kalimat yang sesuai dengan pola yang diinstruksikan meskipun belum optimal dan konsisten. Subjek mengalami kesulitan dan kebingungan dalam menentukan kedudukan kosakata pada kalimat sesuai dengan jenis unsurnya. Selain itu, subjek mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal menyusun kosakata acak menjadi kalimat dengan susunan yang sesuai dengan struktur. Hanya ada beberapa soal yang dijawab dengan benar, baik pada soal tipe pilihan ganda maupun isian. Hanya saja peneliti masih menemukan indikasi jawaban menebak karena belum terlihat adanya konsistensi jawaban. Oleh karena itu, pengamatan secara lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan tingkat keterampilan menyusun kalimat subjek. Data hasil pre test keterampilan menyusun kalimat siswa tunarungu kelas dasar IV di atas disajikan pada grafik di bawah ini: Gambar 5. Grafik Histogram Hasil Nilai Pre Test Keterampilan Menyusun Kalimat Siswa Tunarungu Kelas Dasar IV 10 20 30 40 50 60 70 VK AC YN Nilai Pre Test 82

4. Deskripsi Tindakan pada Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Siklus I Sebelum memulai proses pelaksanaan tindakan pada siklus I, terdapat hal-hal yang perlu direncanakan dan dipersiapkan oleh peneliti bersama pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan tindakan. Pada mulanya, peneliti perlu melakukan observasi berkenaan dengan perkembangan keterampilan menyusun kalimat siswa. Data yang diperoleh dari kegiatan observasi tersebut digunakan sebagai pedoman dalam menentukan RPP dan skenario pembelajaran yang akan diterapkan dalam pelaksanaan tindakan. Tindakan tersebut berkaitan dengan memperbaiki proses peningkatan keterampilan menyusun kalimat menggunakan metode mind map. Skenario pembelajaran dirancang dengan memperhatikan alokasi waktu yang diberikan pihak sekolah dalam setiap proses tindakan. Oleh karena itu, peneliti harus berkonsultasi dan berdiskusi dengan guru kolaborator secara langsung. Selain itu, peneliti juga melakukan diskusi dan konsultasi dalam menentukan indikator keberhasilan dan instrumen penelitian. Penetapannya mengacu pada kesesuaian antara isi, tingkat kesulitan variabel tindakan dengan keterampilan awal siswa. Proses diskusi dan sangat diperlukan karena guru merupakan seseorang yang lebih mengenal dan memahami keterampilan dan karaktersitik siswa. Hasil dari proses diskusi dan konsultasi digunakan untuk mampu memperkirakan hal-hal yang perlu dilakukan dan atau sebaliknya. 83 Instrumen penelitian yang perlu disiapkan terdiri dari instrumen tes dan observasi. Instrumen tes digunakan untuk mengukur peningkatan keterampilan menyusun kalimat. Instrumen observasi aktivitas siswa untuk mengamati perilaku dan keterampilan menyusun kalimat siswa selama proses pelaksanaan tindakan. Kedua intrumen tersebut disusun sesuai dengan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Selain itu, peneliti perlu mempersiapkan segala fasilitas yang diperlukan selama proses pelaksanaan tindakan berdasarkan skenario yang telah dirancang, seperti media maupun peralatan pendukung lain. Jika segala sesuatunya telah direncanakan dan dipersiapkan, maka peneliti dan guru kelas perlu melakukan diskusi berkenaan dengan pembagian tugas selama proses pelaksanaan tindakan. Pembagian tugas tersebut yaitu, guru beperan sebagai pengajar sementara peneliti berperan sebagai pengamat dan penyedia fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, terdiri dari 3 kali pertemuan untuk melaksanakan tindakan dan 1 kali pertemuan untuk melaksanakan post test siklus I. Alokasi waktu yang dibutuhkan yaitu 2x30 menit pada setiap pertemuannya. Tindakan yang diberikan kepada subjek penelitian berupa kegiatan pembelajaran keterampilan menyusun kalimat menggunakan metode mind map. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengangkat tema yang temuat dalam kurikulum dan memang

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Mind Map Untuk Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas V MI Misbahul Falah Depok)

0 17 177

Penerapan Metode Mind MAP untuk peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS (penelitian tindakan pada siswa kelas V MI Misbahul Falah Depok)

0 4 177

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNINGDENGAN TEKNIK MIND MAPUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT YANG SESUAI DENGAN EYD BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS IV DI SLB N KOTAGAJAH TAHUN AJARAN 2010 2011

0 7 121

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KESEHATAN REPRODUKSI BAGI ANAK TUNARUNGU DI SLB NEGERI 2 BANTUL.

0 2 179

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN 1-20 MENGGUNAKAN METODE PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA TUNARUNGU KELAS I DASAR SLB NEGERI 2 BANTUL.

0 0 190

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT CLAY MENGGUNAKAN BAHAN TEPUNG BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II B SLB NEGERI 2 BANTUL.

3 7 138

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KOLABORATIF BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS 4 SEKOLAH DASAR DI SLB NEGERI 2 BANTUL.

0 1 162

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MENGGUNAKAN MEDIA DOMINO CARD WOPIC PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB NEGERI 2 BANTUL.

0 1 290

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI METODE MIND MAP SISWA KELAS V SD NEGERI GULON 2 KECAMATAN SALAM KABUPATEN MAGELANG.

0 0 294

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS GLASS PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR IV DI SLB MARSUDI PUTRA I BANTUL.

8 39 226