Pola Kalimat Berdasarkan batasan jenis kalimat yang telah ditentukan dalam
31
pengingkaran yang diartikan bahwa kalimat tersebut bukan merupakan kalimat pertanyaan maupun kalimat yang bermakna negatif karena
memuat unsur kosakata tidak. Pola-pola kalimat dasar menurut Hasan Alwi, dkk 2014: 329 antara lain yaitu: 1 Kalimat dasar bepola S-P, 2
Kalimat dasar berpola S-P-O, 3 Kalimat dasar berpola S-P-Pelengkap, 4 Kalimat dasar berpola S-P-Keterangan, 5 Kalimat dasar berpola S-P-
O-Pelengkap, dan 6 Kalimat dasar berpola S-P-O-Keterangan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Hasan Alwi, dkk 2014:343
menyatakan unsur predikat pada kalimat dapat berupa kata verbal, adjektif, nominal, numeral dan frasa prepoposional. Namun, pada penelitian ini
peneliti membatasi ruang lingkup kalimat dengan bentuk predikat berupa kata verbal kerja saja agar dapat dikembangkan menjadi kalimat yang
lebih luas ditambahkan objek dan keterangan. Tidak semua pola kalimat di atas akan diberikan kepada siswa, peneliti membatasi pola kalimat yang
akan diberikan. Pola kalimat yang akan diberikan diantaranya yaitu pola kalimat S-P Subjek-Predikat, S-P-O Subjek-Predikat-Objek, dan pola
kalimat S-P-O-K Subjek-Predikat-Objek-Keterangan. Hal tersebut dengan alasan bahwa pola-pola tersebut merupakan pola-pola dasar yang
wajar diberikan terlebih dahulu kepada siswa agar setidaknya siswa mampu menangkap konsep mengenai struktur kalimat yang terdiri dari
unsur-unsur penyusun dengan fungsi dan kedudukan yang berbeda- beda.Unsur subjek, predikat, objek dan keterangan merupakan unsur
utama penyusun kalimat yang harus dipahami siswa.
32
6. Penilaian Keterampilan Menyusun Kalimat Keterampilan menyusun kalimat terdiri atas beberapa komponen
yang perlu dikuasai oleh subjek agar dapat dinyatakan terampil. Sabbati Akhaidah, dkk 1988:117 menyatakan kalimat terdiri atas kata-kata. Kata-
kata ini merupakan unsur kalimat yang secara bersama-sama dan menurut sistem tertentu membentuk struktur. Sebagai unsur kalimat kata-kata
tersebut masing-masing menduduki fungsi tertentu. Pernyataan tersebut dimaknai oleh peneliti bahwa untuk dapat menyusun sebuah kalimat yang
tepat sesuai tata bahasa, seorang individu harus memiliki pengetahuan bahwa di dalam kalimat terdapat beberapa jenis unsur dengan fungsi dan
kedudukan masing-masing sehingga mampu membentuk kalimat yang sesuai dengan struktur maupun pola tertentu yang telah ditetapkan.
Komponen-komponen yang telah dijelaskan di atas mampu dijadikan pedoman dalam menunjukkan tingkat keterampilan menyusun
kalimat setiap subjek melalui kegiatan tes. Oleh karenanya komponen yang dimuat dalam instrumen tes terdiri dari pengetahuan mengenai jenis
unsur kalimat, menentukan kalimat sesuai dengan pola kalimat dasar yang tepat, menentukan kedudukan kosakata dalam kalimat sesuai dengan jenis
unsur dan fungsingya, serta mampu menyusun kosakata acak menjadi kalimat yang sesuai dengan struktur. Setiap komponen tersebut dijabarkan
oleh peneliti ke dalam soal tes yang ditetapkan untuk mengetahui tingkat keterampilan menyusun kalimat setiap subjek. Soal tes yang diberikan
berbentuk pilihan ganda dan isian menyusun kosakata acak menjadi
33
kalimat yang sesuai dengan struktur. Rubrik penilaiann tes keterampilan menyusun kalimat secara rinci dijelaskan di Bab III mengenai kisi-kisi
intrumen tes.