Analisis Data Hasil Penelitian
125
Setelah pos test pada siklus I dilaksanakan, terdapat satu subjek yang mampu mencapai KKM. Kedua subjek yang lain tetap mengalami
peningkatan meskipun belum mampu mecapai KKM. Oleh karenanya peneliti perlu melaksanakan tindakan lanjutan. Peneliti bersama guru
kolaborator merencanakan pelaksanaan siklus II. Setelah tindakan pada siklus II dilaksanakan, diperoleh hasil yang semakin memuaskan. Seluruh
subjek mampu melampaui KKM yang ditetapkan. Penjelasan secara lebih lengkap berkenaan dengan peningkatan keterampilan menyusun kalimat
yang dicapai setiap subjek adalah sebagai berikut: a.
Subjek VK Subjek VK memperoleh nilai 34 pada saat pre test, kemudian
mengalami peningkatan nilai sebesar 23 pada pelaksaan post test I sehingga mampu memperoleh nilai 57. Nilai 57 pada saat pelaksanaan
post test I belum mampu mencapai KKM yang ditentukan sehingga
peneliti bersama guru perlu memberikan tindakan dan pendampingan yang lebih intensif pada pelaksanaan siklus selanjutnya. Setelah tindakan
siklus II diberikan, hasil post test II yang diperoleh subjek VK kembali mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi yaitu sebesar 20
apabila dilihat dari nilai post test I. Nilai yang mampu dicapai subjek setelah melaksanakan post test II yaitu 77. Peningkatan yang dicapai
subjek VK berhasil mencapai tujuan penelitian karena telah melampaui indikator pencapaian nilai yang ditentukan.
126
Keterampilan subjek
mengalami peningkatan yang signifikan karena secara keseluruhan subjek mampu mencapai peningkatan nilai
sebesar 43. Awalnya subjek mengalami banyak kesulitan dalam mengidentifikasi jenis unsur kalimat, menentukan fungsi dari setiap
unsur kalimat, menentukan pola kalimat dan atau kalimat yang sesuai dengan pola, menentukan kedudukan kosakata pada kalimat sesuai
unsurnya dan berkenaan dengan kegiatan menyusun kalimat sesuai struktur. Setelah mendapatkan tindakan pada siklus I dan II, subjek
menunjukkan peningkatan pada beberapa konsep yang berkaitan dengan keterampilan menyusun kalimat secara konsisten. Namun, ada beberapa
konsep yang perlu dimantapkan kembali. Konsep yang mampu dikuasai subjek secara konsisten yaitu berkenaan dengan kegiatan menentukan
pola kalimat dan atau kalimat yang sesuai dengan pola, serta menentukan kedudukan kosakata dalam kalimat sesuai dengan jenis unsurnya.
Sementara konsep yang belum mampu dikuasai secara konsisten yaitu berkenaan dengan fungsi setiap unsur kalimat. Subjek mengalami
kesulitan untuk menghafal konsep yang bersifat teoritis. Selain itu, keterampilan subjek dalam menyusun kalimat sesuai dengan struktur
yang ditentukan juga perlu dimantapkan. Subjek masih menemui beberapa kesalahan penempatan urutan meskipun selama proses tindakan
subjek seringkali mampu menyelesaikan soal latihan yang diberikan.
127
b. Subjek AC
Subjek AC memperoleh nilai 66 pada saat pre test, kemudian mengalami peningkatan nilai sebesar 17 pada pelaksaan post test I.
Subjek mampu memperoleh nilai 83. Subjek AC merupakan satu-satunya siswa yang mampu mencapai KKM setelah melaksanakan post test siklus
I. Setelah tindakan siklus II diberikan, hasil post test II yang diperoleh subjek AC kembali mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi
yaitu sebesar 11 nilai apabila dilihat dari nilai post test siklus I. Nilai yang mampu dicapai subjek setelah melaksanakan post test II yaitu 94.
Subjek AC berhasil mencapai nilai tertinggi diantara siswa yang lainnya. Keterampilan subjek mengalami peningkatan yang signifikan
karena secara keseluruhan subjek mampu mencapai peningkatan nilai sebesar 28. Awalnya subjek masih mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasi jenis unsur kalimat, menentukan fungsi dari setiap unsur kalimat, dan berkenaan dengan kegiatan menyusun kalimat sesuai
struktur. Sementara itu, keterampilan dan pemahaman subjek berkaitan dengan konsep menentukan pola kalimat dan atau kalimat yang sesuai
dengan pola, serta menentukan kedudukan kosakata pada kalimat sesuai unsurnya dapat dikatakan cukup baik meskipun belum konsisten.
Setelah mendapatkan tindakan pada siklus I dan II, subjek dapat dikatakan menunjukkan peningkatan secara konsisten pada seluruh
konsep yang dijelaskan. Meliputi konsep berkenaan dengan jenis unsur pada kalimat, fungsi setiap unsur kalimat, menentukan pola kalimat dan
128
atau kalimat yang sesuai dengan pola, menentukan kedudukan kosakata pada kalimat sesuai dengan jenis unsurnya dan menyusun kalimat yang
sesuai dengan struktur. Peneliti mampu menyimpulkan bahwa subjek AC memiliki keterampilan yang konsisten karena hasil yang diperoleh dari
hasil pengamatan selama proses tindakan hingga menyelesaikan kegiatan evaluasi dapat dikatakan sebanding.
c. Subjek YN
Subjek YN memperoleh nilai 42 pada saat pre test. Kemudian mengalami peningkatan nilai sebesar 24 pada pelaksaan post test I karena
mampu memperoleh nilai 66. Nilai 66 pada saat pelaksanaan post test I belum mampu mencapai KKM yang ditentukan sehingga peneliti
bersama guru perlu memberikan tindakan dan pendampingan yang lebih intensif pada pelaksanaan siklus selanjutnya seperti yang dilakukan juga
pada subjek VK. Setelah tindakan siklus II diberikan, hasil post test II yang diperoleh subjek YN kembali mengalami peningkatan. Peningkatan
yang terjadi yaitu sebesar 17 apabila dilihat dari nilai post test I.Nilai yang mampu dicapai subjek setelah melaksanakan post test II yaitu 83.
Peningkatan yang dicapai subjek YN berhasil mencapai tujuan penelitian karena telah melampaui indikator pencapaian nilai yang ditentukan.
Keterampilan subjek
mengalami peningkatan yang signifikan karena secara keseluruhan subjek mampu mencapai peningkatan nilai
sebesar 41. Awalnya subjek mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi jenis unsur kalimat, menentukan fungsi dari setiap unsur kalimat,
129
menentukan pola kalimat dan atau kalimat yang sesuai dengan pola, menentukan kedudukan kosakata pada kalimat sesuai unsurnya dan
berkenaan dengan kegiatan menyusun kalimat sesuai struktur. Setelah mendapatkan tindakan pada siklus I dan II, subjek menunjukkan
peningkatan pada beberapa konsep yang berkaitan dengan keterampilan menyusun kalimat secara konsisten. Namun, ada beberapa konsep yang
perlu dimantapkan kembali. Konsep yang mulai dikuasai subjek secara konsisten yaitu berkenaan dengan kegiatan menentukan pola kalimat dan
atau kalimat yang sesuai dengan pola, serta menentukan kedudukan kosakata dalam kalimat sesuai dengan jenis unsurnya. Sementara konsep
yang belum mampu dikuasai secara konsisten yaitu berkenaan dengan fungsi setiap unsur kalimat karena subjek mengalami kesulitan untuk
menghafal konsep yang bersifat teoritis. Selain itu, keterampilan subjek dalam menyusun kalimat sesuai dengan struktur yang ditentukan juga
perlu dimantapkan. Subjek masih menemui beberapa kesalahan penempatan urutan meskipun selama proses tindakan subjek cukup
mampu menyelesaikan soal latihan yang diberikan. Berdasarkan uraian hasil keterampilan menyusun kalimat yang
telah dijelaskan di atas, diperoleh informasi bahwa setelah melaksanakan siklus II, subjek AC mamperoleh nilai tertinggi sevesar 94. Kemudian
diikuti oleh subjek YN dengan nilai 83, dan yang terendah yaitu subjek VK dengan nilai 77. Di sisi lain, besarnya peningkatan setiap subjek secara
beturut-turut dari yang tertinggi hingga terendah yaitu, subjek VK yang
130
meningkat hingga 43 nilai, subjek YN yang meningkat hingga 41 nilai, dan subjek AC yang meningkat hingga 28 nilai. Subjek AC mengalami
peningkatan paling rendah karena subjek telah memiliki keterampilan awal yang cukup tinggi, sehingga luas cakupan peningkatan yang dapat dicapai
lebih sempit dibandingkan subjek VK dan YN yang memang memiliki kesulitan yang lebih luas cakupannya. Tingkat keterampilan awal dan akhir
diantara subjek VK dan YN hampir sama. Hal yang membedakan yaitu berada pada perilaku siswa selama menerima tindakan. Subjek VK
cenderung aktif namun sulit mempertahankan konsentrasinya. Selain itu, subjek VK sering melakukan penolakan ketika diminta untuk mencatat
maupun menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru. Sementara subjek YN merupakan siswa dengan karakteristik yang cenderung pasif dan
pendiam. Subjek kurang mampu mengikuti diskusi kelas dan berperan aktif menyelesaikan soal latihan apabila tidak diberikan motivasi dan atau
pendampingan. Perhatian subjek cukup mudah beralih. Meskipun terlihat diam dan memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, ternyata subjek
sering melamun karena pandangannya terlihat kosong. Sejak awal, subjek AC merupakan siswa yang lebih menonjol dibandingkan teman-temannya.
Mulai dari kemampuannya menerima dan memahami penjelasan yang disampaikan guru serta peran aktifnya selama mengikuti proses
pembelajaran.
131
Peningkatan keterampilan menyusun kalimat setiap subjek mulai dari kegiatan pre test, post test I dan post test II juga ditampilkan pada
grafik berikut:
Gambar 10.
Grafik Histogram Peningkatan Nilai Keterampilan Menyusun Kalimat dari Pre Test, Post Test I dan Post Test
II
Grafik di atas memberikan informasi bahwa keterampilan seluruh subjek semakin meningkat, dimulai dari data keterampilan awal subjek yang
masih rendah, mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan siklus I dan semakin meningkat setalah diberikan tindakan pada siklus II. Pada
akhirnya seluruh subjek mampu mencapai indikator ketercapaian yang ditentukan peneliti. Secara berurutan subjek yang memperoleh nilai tertinggi
hingga terendah yaitu subjek AC, subjek YN, dan disusul oleh subjek VK. Peningkatan nilai keterampilan menyusun kalimat pada setiap subjek tidak
terlepas dari kerja keras guru dalam menjelaskan setiap konsep dan mengkondisikan siswa selama mengikuti kegiatan belajar. Modifikasi
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
VK AC
YN Nilai
Pre Test Nilai
Post Test I Nilai
Post Test II
132
tindakan yang ditetapkan dalam pelaksanaan tindakan siklus II semakin meningkatkan kualitas keterampilan setiap subjek. Hal tersebut merupakan
pengaruh dari aktivitas subjek yang lebih baik dan optimal pada pelaksanaan tindakan siklus II. Selain itu, secara keseluruhan peneliti
menganggap bahwa guru berhasil menerapkan metode mind map dalam pelaksanaan kegiatan belajar menyusun kalimat. Guru menerapkan metode
mind map untuk menjelaskan konsep berkenaan dengan keterampilan
menyusun kalimat dan memberikan latihan maupun kegiatan tanya jawab berdasarkan catatan dalam bentuk bagan mind map yang telah dibuat.
Skenario pembelajaran yang telah ditetapkan peneliti bersama guru terlaksana sesuai dengan rencana.