Deskripsi Tindakan pada Siklus II
106
memperbaiki dan atau mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I diantaranya yaitu:
1 Memberikan stimulus positif dan teguran yang lebih intensif agar
subjek VK lebih mau dan mampu mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru. Guru lebih mengintensifkan tanya jawab secara langsung
dan memberikan bantuan maupun penjelasan secara personal agar subjek memiliki pemahaman konsep yang lebih baik.
2 Guru perlu memberikan motivasi yang lebih intensif agar subjek YN
lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan yang diberikan. Selain itu, guru lebih aktif mengajak subjek melakukan tanya jawab dan
unjuk kerja di depan kelas. Diperkuat dengan memberikan penjelasan secara personal agar subjek YN lebih percaya diri dan memahami
konsep yang dijelaskan. 3
Guru lebih sering meminta subjek AC untuk bersabar dan memberikan kesempatan kepada temannya yang belum paham agar
berusaha memahami konsep yang dijelaskan guru secara mandiri. Namun, ada kalanya guru memberikan instruksi kepada subjek untuk
membantu temannya. 4
Menutup dan mengunci pintu kelas serta menutup gorden jendela ketika terdapat siswa kelas lain yang mulai mengganggu perhatian
subjek. 5
Melakukan lebih banyak kegiatan tanya jawab dan latihan untuk memantapkan konsep yang dijelaskan pada subjek.
107
Hal-hal yang telah dijabarkan di atas merupakan bentuk perbaikan yang ditentukan oleh peneliti bersama guru kelas untuk meningkatkan
pencapain hasil yang lebih optimal dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, terdiri dari 2 kali pertemuan dengan bentuk kegiatan
pembelajaran dan 1 kali pertemuan digunakan untuk melaksanakan post test II. Penjabaran dari setiap pertemuan yang dilakukan dijelaskan
secara lebih lanjut sebagai berikut: 1
Pertemuan Pertama Siklus II Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan hari Senin, 9
Maret 2015 pada pukul 09.15 – 10.15 WIB dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a Kegiatan Awal Pembuka
i. Guru mengkondisikan siswa di kelas dan membuka
pembelajaran. ii.
Guru melakukan percakapan bersama siswa terkait dengan kegiatan belajar yang akan dilakukan pada hari itu.
b Kegiatan Inti
i. Guru mengajak siswa melakukan tanya jawab secara langsung
berkaitan dengan konsep macam-macam unsur kalimat, fungsi
108
setiap unsur kalimat, dan macam-macam pola kalimat untuk mengingat kembali konsep yang telah dijelaskan pada siklus I.
ii. Guru memberikan bantuan dan motivasi kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam menanggapi tanya jawab. iii.
Guru memberikan penjelasan ulang pada siswa berkenaan dengan konsep tertentu pada keterampilan menyusun kalimat
yang masih dianggap sulit bagi siswa secara lisan dan tertulis dengan bantuan metode mind map.
iv. Guru memberikan kegiatan unjuk kerja kepada siswa secara
bergiliran untuk menyelesaikan latihan menyusun kalimat sesuai struktur SP, SPO, maupun SPOK di papan tulis.
v. Guru memberikan bantuan dan koreksi pada siswa yang
menemui kesulitan dan atau kesalahan dalam menyelesaikan latihan.
c Kegiatan Akhir Penutup.
i. Guru menjelaskan kepada siswa hasil belajar yang telah dicapai
pada hari tersebut. ii.
Guru mengkondisikan siswa dan menutup kegiatan pembelajaran.
2 Pertemuan Kedua Siklus II
Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan hari Selasa, 10 Maret 2015 pada pukul 09.15 – 10.15 WIB dengan skenario
pembelajaran sebagai berikut:
109
a Kegiatan Awal Pembuka
i. Guru mengkondisikan siswa di kelas dan membuka
pembelajaran. ii.
Guru melakukan percakapan bersama siswa terkait dengan kegiatan belajar yang akan dilakukan pada hari itu.
b Kegiatan Inti
i. Guru memberikan penjelasan ulang secara lebih intensif dan
personal pada siswa tertentu yang dianggap masih menemui kesulitan dalam memahami konsep yang telah dijelaskan.
ii. Guru memberikan kegiatan unjuk kerja kepada siswa secara
bergiliran untuk menyelesaikan latihan menyusun kalimat sesuai struktur SP, SPO, maupun SPOK di papan tulis.
iii. Guru memberikan kegiatan unjuk kerja kepada siswa secara
bergiliran untuk menyelesaikan latihan menentukan kedudukan kosakata dalam kalimat sesuai dengan jenis unsurnya.
iv. Guru menitikberatkan latihan pada siswa yang dianggap masih
mengalami kesulitan diantara teman-temannya yang lain. v.
Guru memberikan bantuan dan koreksi pada siswa yang menemui kesulitan dan atau kesalahan dalam menyelesaikan
latihan. c
Kegiatan Akhir Penutup. i.
Guru menjelaskan kepada siswa hasil belajar yang telah dicapai pada hari tersebut.
110
ii. Guru mengkondisikan siswa dan menutup kegiatan
pembelajaran. 3
Pertemuan Ketiga Siklus II Pelaksanaan post test pada siklus II pada hari Rabu, 11 Maret
2015 pada pukul 07.15-08.15 WIB. c.
Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II Pengamatan dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan pada
siklus II. Komponen yang menjadi objek pengamatan yaitu berkaitan dengan perilaku dan keterampilan menyusun kalimat pada siswa selama
kegiatan pembelajaran menggunakan metode mind map. Hasil pengamatan pada setiap subjek salama pelaksanaan tindakan siklus II
akan dijelaskan secara lebih lengkap sebagai berikut: 1
Subjek VK Skor yang diperoleh subjek VK selama tindakan pada siklus II
yaitu, pertemuan pertama memperoleh skor 32, termasuk kriteria baik. Pada pertemuan kedua skor yang diperoleh semakin meningkat, yaitu
mencapai skor 33 termasuk kriteria baik. Skor pada siklus II mengalami peningkatan apabila dibandingkan pencapaian skor pada
siklus I. Selama proses pelaksanaan tindakan pada siklus II subjek memperoleh pendampingan dan penjelasan secara lebih intensif dan
bersifat personal dari guru. Oleh karena itu keterampilan menyusun kalimat subjek menjadi lebih baik. Subjek menjadi lebih mampu
menerima dan mengerti maksud dari konsep yang dijelaskan guru.
111
Intensitas teguran yang diberikan guru pada subjek VK semakin berkurang apabila dibandingkan dengan siklus I. Subjek lebih mampu
dan mau meperhatikan serta merasa lebih nyaman mengikuti kegiatan belajar. Subjek VK dapat dikatakan pribadi dengan karakteristik
mampu bersikap kooperatif dalam mengikuti pembelajaran apabila konsep yang dijelaskan guru mampu dimengerti. Pernyataan tersebut
diperkuat oleh kenyataan bahwa sikap dan konsentrasi subjek mudah beralih ketika konsep yang disampaikan guru tidak ia mengerti. Hal
tersebut menyebabkan subjek cepat berputus asa dan melakukan penolakan dengan mengatakan lelah, tidak bisa dan atau bingung.
Guru lebih banyak memberikan kesempatan kepada subjek untuk menyelesaikan latihan maupun persoalan yang diberikan guru di
papan tulis. Tindakan tersebut dilakukan guru dengan alasan untuk menguatkan konsep yang telah dijelaskan. Kualitas belajar subjek VK
pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan, meliputi adanya peningkatan pada konsep yang terkait dengan keterampilan menyusun
kalimat, berkurangnya sikap mengalihkan perhatian selama mengikuti pembelajaran serta tidak lagi banyak melakukan penolakan ketika
diminta untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru sehingga waktu yang dibutuhkan subjek semakin singkat.
2 Subjek AC
Skor yang diperoleh subjek AC selama tindakan pada siklus II yaitu, pertemuan pertama memperoleh skor 36 termasuk kriteria
112
sangat baik. Pertemuan kedua skor yang diperoleh semakin meningkat, yaitu mencapai skor 38 termasuk kriteria sangat baik. Skor
pada siklus II mengalami peningkatan apabila dibandingkan pencapaian skor pada siklus I. Aktivitas belajar dan pemahaman
subjek AC terhadap konsep mengenai keterampilan menyusun kalimat yang dijelaskan guru menggunakan metode mind map menunjukkan
adanya peningkatan. Konsep mengenai fungsi setiap unsur pada kalimat belum konsisten karena lebih bersifat teoritis atau hafalan.
Subjek AC merupakan siswa yang memiliki pemahaman konsep, perhatian maupun keaktifan dalam menanggapi diskusi maupun tanya
jawab yang lebih baik dibandingkan subjek yang lain. Selama proses pelaksanaan tindakan siklus II, subjek AC lebih
mampu mengendalikan keinginannya untuk menyelesaikan latihan maupun menjawab pertanyaan yang diberikan guru pada temannya.
Subjek AC lebih mampu memberikan kesempatan pada temannya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru secara mandiri.
Subjek tidak lagi memberikan bantuan secara diam-diam kepada temannya ketika guru tidak memperhatikan. Subjek dapat menerima
dan memahami ketika guru memberikan lebih banyak bantuan dan penjelasan kepada temannya yang lebih membutuhkan dan masih
mengalami kesulitan. Guru sesekali meminta bantuan subjek AC untuk memberikan penjelasan dan bantuan kepada temannya sebagai
upaya mengapresiasi pemahamannya terhadap konsep yang diberikan
113
guru. Hal tersebut membuat subjek AC senang dan semakin memperkuat kemampuan subjek AC untuk mengendalikan rasa ingin
tahunya yang sulit dikendalikan. Jika rasa ingin tahu subjek tidak dikendalikan, maka guru mengalami kesulitan untuk meningkatkan
pemahaman subjek yang lain. Alasan dari pernyataan tersebut yaitu pembelajaran akan terfokus pada subjek AC yang selalu bersikap aktif
dan temannya terbiasa diberi bantuan sehingga tidak perlu menanggapi tanya jawab karena segalanya telah ditanggapi oleh
subjek AC. 3
Subjek YN Skor yang diperoleh subjek YN selama tindakan pada siklus II
yaitu, pertemuan pertama memperoleh skor 30 termasuk kriteria baik. Pada pertemuan kedua skor yang diperoleh semakin meningkat, yaitu
mencapai skor 32 termasuk kriteria baik. Skor pada siklus II mengalami peningkatan apabila dibandingkan pencapaian skor pada
siklus I. Selama pelaksanaan tindakan siklus II, diperoleh data bahwa subjek YN lebih bersemangat dan mau memperhatikan penjelasan
yang diberikan guru. Subjek YN mendapatkan bantuan dan penjelasan yang lebih intensif dan bersifat individual dari guru. Hal tersebut
dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman konsep pada subjek berkaitan dengan keterampilan menyusun kalimat karena
pada siklus I hal tersebut belum tercapai secara optimal.
114
Bantuan dan penjelasan secara personal yang diberikan guru pada siklus II mampu meningkatkan hasil yang lebih memuaskan.
Terjadi peningkatan pada aspek pemahaman subjek berkaitan dengan konsep keterampilan menyusun kalimat yang telah dijelaskan. Subjek
lebih mampu memberikan respon dan jawaban ketika guru mengajak subjek YN melakukan tanya jawab secara langsung. Sesekali guru
harus mengulang instruksi yang diberikan maupun meminta subjek YN untuk mengulang jawaban yang diberikan karena suara yang
dikeluarkan tidak terdengar maupun tidak jelas. Oleh karena itu guru lebih banyak memberikan motivasi dan
kesempatan pada subjek YN untuk mengaktualisasikan dirinya dalam kegiatan belajar. Upaya tersebut berhasil meningkatkan
kepercayadirian dan keberanian subjek YN untuk memberikan tanggapan ketika guru melakukan tanya jawab. Subjek lebih
kooperatif untuk menyelesaikan tugas maupun latihan yang diinstruksikan oleh guru di depan kelas. Hal tersebut ditunjukkan
dengan fakta bahwa subjek tidak lagi melakukan penolakan dan takut ketika diminta menyelesaikan latihan yang dituliskan di papan tulis
oleh guru. Terkdang subjek masih menemui kesulitan sehingga guru kembali memberikan bantuan agar subjek tidak merasa rendah diri.
d. Deskripsi Tes Hasil Belajar Siklus II
Tes hasil belajar atau post test pada siklus II dilakukan setelah pelaksanaan tindakan selesai dilakukan, yaitu setelah melaksanakan
115
tindakan sebanyak 2 kali petemuan. Kegiatan post test II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Maret 2015 pukul 07.15-08.15 WIB. Soal
pada post test II sama dengan soal yang digunakan pada kegiatan pre test dan post test I yaitu terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda dan 7
soal bentuk isian yang menginstruksikan pada siswa untuk menyusun deretan kosakata yang tersusun secara acak menjadi kalimat dengan
struktur dan atau pola yang benar. Hasil tes hasil belajar atau post test pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 10. Nilai Hasil Tes Belajar atau Post Test Keterampilan Menyusun Kalimat Menggunakan Metode Mind Map
pada Siklus II
No Subjek
KKM Nilai Post Test II
Kriteria
1. VK 70
77 Baik
2. AC 70
94 Sangat
Baik 3. YN
70 83
Baik Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa peningkatan
hasil terjadi pada seluruh subjek. Subjek AC merupakan siswa yang meraih nilai tertinggi diantara subjek lainnya. Subjek AC mampu
mencapai nilai 94, termasuk kriteria nilai sangat baik. Setelah melaksanakan tindakan pada siklus II, hasil post test II dari subjek VK
dan YN mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan. Subjek VK memperoleh nilai 77, termasuk kriteria baik. Subjek YN
memperoleh nilai 83, termasuk kriteria baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh subjek telah mencapai indikator ketuntasan.
Penjelasan lebih lanjut berkenaan dengan keterampilan menyusun kalimat dari setiap subjek adalah sebagai berikut:
116
1 Subjek VK
Subjek memiliki pemahaman yang lebih baik berkenaan dengan konsep yang dijelasakan pada kegiatan pembelajaran
menyusun kalimat apabila dibandingkan dengan siklus I. Subjek lebih mampu mengidentifikasi fungsi setiap unsur pada kalimat
meskipun belum konsisten.Terdapat beberapa kesalahan berkenaan dengan konsep tersebut. Subjek masih menemui beberapa kesalahan
dalam mengerjakan evaluasi. Subjek masih mengalami kesulitan dalam menentukan kedudukan kosakata, yaitu antara unsur
keterangan tempat atau keterangan waktu. Selain itu, subjek mengalami kesulitan dalam menentukan susunan kalimat yang benar
sesuai struktur pada tipe soal pilihan ganda. Hal tersebut dikarenakan subjek mengalami kebingungan terhadap adanya beberapa pilihan
jawaban. Namun, keterampilan subjek dalam menentukan susunan kalimat sesuai struktur pada bentuk soal isian menunjukkan hasil
yang lebih baik. 2
Subjek AC Keterampilan menyusun kalimat subjek AC setelah tindakan
siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Peneliti dan guru lebih yakin bahwa subjek tidak hanya sekedar menebak
jawaban karena niai yang diperoleh jauh melebihi KKM. Didukung oleh data pengamatan yan diperoleh selama tindakan. Kekeliruan
yang dilakukan subjek pada proses evaluasi lebih mengarah pada
117
faktor kurang teliti. Hal tersebut dikarenakan selama proses tindakan, subjek mampu menyelesaikan bentuk permasalahan serupa
dengan jawaban yang tepat secara konsisten. 3
Subjek YN Subjek YN menunjukkan peningkatan keterampilan seperti
teman-temannya yang lain. Hanya saja masih terdapat beberapa konsep yang belum optimal. Konsep tersebut diantaranya yaitu
berkenaan dengan fungsi setiap unsur kalimat. Masih terdapat beberapa jawaban yang tertukar dan berkenaan dengan konsep
menyusun deretan kosakata acak menjadi kalimat yang tepat sesuai dengan struktur yang diinstruksikan. Hampir sama dengan subjek
VK, subjek YN mengalami kebingungan dalam menentukan susunan kalimat yang tepat sesuai struktur pada tipe soal pilihan ganda
dibandingkan pada tipe soal isian. Alasan dari permasalahan tersebut juga serupa, yaitu subjek mengalami kebingungan dengan pilihan
jawaban lain karena merasa tidak hanya ada satu jawaban yang benar.
Data hasil tes belajar atau post test pada siklus I berkenaan dengan keterampilan menyusun kalimat menggunakan metode mind map yang
telah dijelaskan di atas akan disajikan dalam bentuk grafik berikut :
118
Gambar 8.
Grafik Histogram Nilai Hasil Post Test Siklus II Keterampilan Menyusun Kalimat Siswa Tunarungu
Kelas Dasar IV
e. Refleksi Siklus II
Refleksi pada siklus II dilakukan dengan menganalisis data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan siklus II, meliputi data observasi
aktivitas siswa dan tes hasil belajar atau post test II. Selain itu, data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus II dikaitkan dengan data pada siklus
sebelumnya. Data tersebut berperan sebagai pembanding untuk memperoleh informasi mengenai besarnya peningkatan yang tercapai
setelah subjek diberikan tindakan pada siklus II. Refleksi siklus II sekaligus berfungsi untuk mengkaji keberhasilan metode mind map
terhadap proses peningkatan keterampilan menyusun kalimat bagi siswa tunarungu kelas dasar IV di SLB Negeri 2 Bantul. Metode mind map
dinyatakan berhasil apabila setidaknya setiap subjek mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan, yaitu sebesar 70.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
VK AC
YN Nilai
Post Test Siklus II
119
Berdasarkan refleksi siklus II, peneliti mampu menentukan berlanjut atau tidaknya tindakan yang harus dilakukan dalam penelitian.
Peningkatan keterampilan menyusun kalimat pada subjek setelah dilaksanalan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Data Hasil Peningkatan Nilai Keterampilan Menyusun Kalimat Setelah Pelaksanaan Post Test Siklus II
No Subjek KKM Nilai Post
Test I Nilai Post
Test II Besar
Peningkatan Nilai
1. VK 70 57
77 20
2. AC 70 83
94 11
3. YN 70 66
83 17
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh subjek mencapai peningkatan apabila dibandingkan dengan pencapaian pada
siklus sebelumnya. Setelah tindakan siklus II dilaksanakan, seluruh subjek mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan,
yaitu sebesar 70. Subjek VK pada post test siklus I memperoleh nilai 58 sehingga belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal. Setelah
melaksanakan post test pada siklus II, subjek memperoleh nilai 77. Hal tersebut menunjukkan subjek VK berhasil melampaui kriteria ketuntasan
minimal dengan peningkatan nilai sebesar 20. Subjek AC pada post test siklus I memperoleh nilai 83, menunjukkan bahwa subjek berhasil
melampaui kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan. Setelah melaksanakan post test pada siklus II, subjek memperoleh nilai 94 dan
mencapai peningkatan nilai sebesar 11. Subjek YN pada saat post test siklus I memperoleh nilai 66. Hasil tersebut menunjukkan bahwa subjek
120
belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal. Setelah melaksanakan pots test siklus II, subjek YN mampu melampaui kriteria
ketuntasan minimal yang ditetapkan. Subjek YN mencapai nilai 83 sehingga peningkatan nilai yang tercapai yaitu sebesar 17.
Secara berurutan subjek yang mencapai nilai tertinggi hingga terendah yaitu, subjek AC menempati posisi pertama, subjek YN
menepati posisi kedua dan diikuti oleh subjek VK yang menempati posisi ketiga. Sementara itu, besarnya peningkatan yang dicapai setiap subjek
apabila diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil yaitu, subjek VK menempati posisi pertama dengan peningkatan sebesar 20, diikuti oleh
subjek YN dengan peningkatan sebesar 17, dan yang terakhir yaitu subjek AC dengan peningkatan sebesar 11. Peningkatan nilai subjek AC
memang yang terkecil, namun hal tersebut memiliki alasan bahwa nilai yang diperoleh subjek AC pada siklus I sudah cukup tinggi sehingga luas
cakupan peningkatan yang dapat dicapai subjek lebih sempit dibandingkan teman-temannya yang lain. Hal tersebut didukung dengan
data bahwa subjek AC tetap menempati posisi pertama dengan nilai akhir yang paling tinggi meskipun peningkatannya tidak sebesar teman-
temannya. Data hasil peningkatan keterampilan menyusun kalimat
menggunakan metode mind map bagi siswa tunarungu kelas dasar IV dapat digambarkan secara lebih jelas dalam bentuk grafik. Grafik di
121
bawah ini menunjukkan besarnya peningkatan yang dicapai setiap subjek berdasarkan hasil post test pada siklus I dan post test pada siklus II:
Gambar 9. Grafik Histogram Peningkatan Nilai Keterampilan
Menyusun Kalimat Menggunakan Metode Mind Map Setelah Siklus II
Grafik di atas semakin memperjelas informasi bahwa seluruh subjek mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah diberikan
tindakan siklus II. Berpedoman pada hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan tindakan siklus II, dapat ditarik hubungan keterkaitan bahwa
modifikasi dan atau penguatan tindakan yang dilakukan pada siklus II mampu memperbaiki dan meningkatkan hasil pencapaian subjek sesuai
dengan indikator yang ditetapkan. Kendala yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus I mampu dikurangi dampaknya dengan modifikasi yang
telah dilakukan oleh peneliti bersama guru kolaborator selama proses tindakan siklus II. Hal positif yang muncul pada tindakan siklus I dapat
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
VK AC
YN Nilai
Post Test Siklus I Nilai
Post Test Siklus II
122
ditingkatkan kembali kualitasnya. Peningkatan kualitas perilaku dan aktivitas subjek selama tindakan siklus II diantaranya yaitu:
1 Subjek VK lebih semangat dan lebih mampu mempertahankan
konsentrasi selama mengikuti pembelajaran. Subjek VK tidak banyak melakukan penolakan maupun penundaan ketika diminta
menyelesaiakan tugas atau pekerjaan yang diberikan guru. 2
Subjek AC lebih mampu bersabar dalam mengendalikan rasa ingin tahunya. Subjek mampu memberikan kesempatan kepada temannya
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru secara mandiri. Subjek tidak mempermasalahkan tindakan guru yang memberikan
pendampingan lebih intensif kepada teman yang masih mengalami kesulitan.
3 Subjek YN lebih mampu berperan aktif dalam diskusi kelas setelah
diberikan stimulus dan motivasi yang lebih intensif. Subjek lebih mampu mempertahankan perhatian. Subjek YN lebih berani dan
percaya diri ketika diminta unjuk kerja di depan kelas. 4
Suasana kelas lebih kondusif ketika gangguan dari siswa kelas lain jauh berkurang.
5 Suasana pembelajaran menjadi semakin nyaman dan menarik karena
siswa semakin memahami konsep yang dijelaskan guru berkaitan dengan keterampilan menyusun kalimat dengan metode mind map.
6 Kegiatan tanya jawab menjadi lebih aktif karena seluruh subjek
mampu dan mau melakukan dan atau memberikan respon.
123
Pada pelaksanaan tindakan siklus II, kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana sehingga mampu mencapai tujuan yang
ditetapkan oleh peneliti bersama dengan guru. Selama pelaksanaan tindakan siklus II, guru lebih aktif mengajak subjek mempelajari bagan
mind map yang telah dibuat oleh setiap subjek di buku kerja masing-
masing. Hal tersebut dilakukan agar seluruh subjek mampu memberikan respon maupun menyelesaikan latihan yang diberikan guru secara
optimal. Guru memberikan pendampingan dan latihan yang lebih intensif pada subjek yang masih mengalami kesulitan. Guru memberikan latihan
kepada subjek yang mengalami kesulitan dengan bantuan bagan mind map
. Guru menfokuskan latihan kepada subjek yang mengalami kesulitan dengan cara memberikan soal di depan kelas agar subjek
semakin berani dan percaya diri. Selain itu, subjek yang lain tetap diminta untuk memperhatikan latihan yang diberikan guru kepada
temannya sehingga kondisi kelas tetap kondusif. Guru memberikan motivasi dan pujian untuk meningkatkan semangat belajar subjek agar
tidak mudah menyerah dan atau merasa rendah diri apabila belum mampu memahami konsep yang dijelaskan. Guru berhasil melibatkan
subjek yang lebih menonjol untuk membantu temannya sesuai dengan instruksi yang diberikan guru sehingga bantuan yang diberikan tidak
berlebihan. Berdasarkan hasil pencapaian subjek setelah pelaksanaan tindakan
siklus II yang telah diuraikan di atas, peneliti menganggap bahwa hasil
124
yang tercapai hingga pelaksanaan evaluasi siklus II telah optimal. Oleh karena itu tindakan tidak lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya.