Pengertian Keterampilan Menyusun Kalimat

26 informasi secara untuh sesuai dengan struktur gramatika denan mengikutsertakan jenis unsur-unsurnya. Keterampilan menyusun kalimat dalam ilmu Bahasa Indonesia merupakan cakupan dari aspek sintaksis. Samuel A. Kirk James J. Gallagher 1991: 11 menyatakan bahwa sintaksis merupakan susunan kata, yaitu suatu cara yang mengatur kata-kata dalam kalimat dan hubungan dari antar kata tersebut. Pengertian sintaksis berarti bagian-bagian kalimat, mengetahui bahwa subjeknya sebagai pelaku, kata kerjanya adalah perbuatan, dan objek merupakan penerima perbuatan yang dilakukan. Endang Supartini 2003: 17 menyatakan sintaksis berarti mempelajari isi bahasa yang berhubungan dengan tata bahasa. Tata bahasa tersebut memiliki hubungan dengan pola kalimat dan pembentukan kalimat. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyusun kalimat merupakan suatu kemampuan khusus untuk dapat mengurutkan dan memposisikan satuan bahasa terkecil, terbentuk dari kelompok kata yang mempunyai arti atau pikiran tertentu pada suatu konstruksi gramatika atau pola yang telah ditentukan sehingga ide atau pesan yang disampaikan mampu ditangkap dan dipahami dengan baik dan benar. Oleh karena itu seseorang perlu memiliki pengetahuan mengenai jenis unsur pada kalimat, fungsi dan kedudukan setiap unsur kalimat, dan berbagai macam pola kalimat sehingga mampu menyusun kalimat sesuai dengan struktur yang benar. 27

3. Jenis Kalimat

Menurut Abdul Chaer 2006: 329, kalimat berkenaan dengan intonasi yang menyiratkan amanat pernyataan, pertanyaan, dan perintah, maka dibagi menjadi 1 kalimat berita, 2 kalimat tanya, 3 kalimat perintah, dan 4 kalimat seruan. Sedangkan menurut Hasan Alwi, dkk 2014: 343-344, jenis kalimat dapat ditinjau dari sudut a jumlah klausanya b bentuk sintaksisnya c kelengkapan unsurnya, dan d susunan subjek dan predikatnya. Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dapat dibagi atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal dapat dibedakan lagi berdasarkan kategori predikatnya menjadi 1 kalimat berpredikat verbal, 2 kalimat berpredikat adjektival, 3 kalimat berpredikat nominal termasuk pronominal, 4 kalimat berpredikat numeral, dan 5 kalimat berpredikat frasa preposisional. Kalimat majemuk juga dapat dibagi lagi atas 1 kalimat majemuk setara dan 2 kalimat majemuk bertingkat. Bedasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya, kalimat lazim dibagi atas 1 kalimat deklaratif atau kalimat berita, 2 kalimat imperatif atau kalimat perintah, 3 kalimat interogatif atau kalimat tanya, dan 4 kalimat eksklamatif atau kalimat serum. Pada penelitian ini tidak semua jenis kalimat akan diberikan kepada subjek, penelitian berfokus pada peningkatan keterampilan menyusun kalimat tipe klausa tunggal dengan predikat adjektival dan bentuk sintaksis kalimat berita. Kalimat tipe klausa tunggal dengan predikat adjektival dipilih agar kalimat masih dapat diberi perluasan unsur 28 objek dan keterangan. Kalimat berita dipilih karena kalimat tersebut berisi berita atau pernyataan yang perlu diketahui oleh orang lain pendengar dan pembaca sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Abdul Chaer

2006: 349. 4. Unsur Kalimat

Telah dijelaskan bahwa kalimat merupakan satuan bahasa yang berisi pikiran lengkap. Lengkap mengartikan bahwa di dalam satuan bahasa yang disebut dengan kalimat mengandung unsur-unsur berikut Abdul Chaer, 2006: 327-328 : a. Unsur atau bagian yang menjadi pokok pembicaraan, yang lazim disebut dengan istilah subjek S. Misalnya kata “adik” dalam kalimat “Adik membaca buku.” b. Unsur atau bagian yang menjadi “komentar” tentang subjek, disebut dengan istilah predikat P. Misalnya kata “membaca” pada kalimat “Adik membaca buku.” Kata predikat biasanya berupa kata kerja seperti contoh di atas, tetapi dapat pula berupa frase kerja, kata sifat, atau frase sifat seperti contoh berikut: 1 Saya tidak akan datang, 2 Rumah itu besar, 3 Rumah itu besar sekali. c. Unsur atau bagian yang merupakan pelengkap dari predikat, lazim disebut dengan istilah objek O. Misalnya kata “buku” dalam kalimat “Adik membaca buku”. Yang biasa menjadi objek adalah kata benda

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Mind Map Untuk Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas V MI Misbahul Falah Depok)

0 17 177

Penerapan Metode Mind MAP untuk peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS (penelitian tindakan pada siswa kelas V MI Misbahul Falah Depok)

0 4 177

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNINGDENGAN TEKNIK MIND MAPUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT YANG SESUAI DENGAN EYD BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS IV DI SLB N KOTAGAJAH TAHUN AJARAN 2010 2011

0 7 121

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KESEHATAN REPRODUKSI BAGI ANAK TUNARUNGU DI SLB NEGERI 2 BANTUL.

0 2 179

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN 1-20 MENGGUNAKAN METODE PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA TUNARUNGU KELAS I DASAR SLB NEGERI 2 BANTUL.

0 0 190

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBUAT CLAY MENGGUNAKAN BAHAN TEPUNG BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II B SLB NEGERI 2 BANTUL.

3 7 138

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KOLABORATIF BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS 4 SEKOLAH DASAR DI SLB NEGERI 2 BANTUL.

0 1 162

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MENGGUNAKAN MEDIA DOMINO CARD WOPIC PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB NEGERI 2 BANTUL.

0 1 290

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI METODE MIND MAP SISWA KELAS V SD NEGERI GULON 2 KECAMATAN SALAM KABUPATEN MAGELANG.

0 0 294

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS GLASS PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR IV DI SLB MARSUDI PUTRA I BANTUL.

8 39 226