59
diberikan disesuaikan dengan materi yang telah diberikan guru dalam proses pembelajaran.
2. Metode Observasi Suharsimi Arikunto 2002: 133 menyatakan dalam dunia psikologi,
observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh
indra. Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan objek dari kegiatan observasi yang dilakukan yaitu proses pembelajaran pada siswa tunarungu
yang dilakukan di kelas dasar IV SLB N 2 Bantul, khususnya pada pembelajaran bahasa dengan bentuk kegiatan menyusun kalimat
menggunakan bantuan metode mind map. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan. Sugiyono 2007: 310
menjelaskan bahwa dalam observasi partisipan, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai
sumber data penelitian. Adapun hal penting yang perlu diamati yaitu berkaitan dengan perilaku dan keterampilan menyusun kalimat subjek
selama diberikan tindakan. Observasi dilakukan dengan bantuan pedoman observasi dalam bentuk skoring yang telah ditetapkan peneliti.
3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data berdasarkan
catatan peristiwa yang sudah dilakukan Sugiyono, 2007: 329. Hasil dokumentasi dapat berupa catatan, karya seperti patung, film, gambar,
maupun berupa rekaman suara. Beberapa bentuk dokumentasi yang
60
disertakan peneliti dalam penelitian ini diantaranya yaitu tes hasil belajar siswa serta gambarfoto dari proses pelaksanaan penelitian, khususnya
ketika pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dengan metode dokumentasi dimaksudkan sebagai pelengkap yang menyempurnakan dan
atau dapat menguatkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan karena dapat menjadi bukti nyata pelaksanaan penelitian.
I. Instrumen Penelitian
Wina Sanjaya 2009: 84 menyatakan instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun
dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan meliputi: 1. Instrumen Tes
a. Menentukan Standar Kompetensi Sekolah mulai menerapkan kurikulum 2013 pada jenjang kelas
dasar IV, namun penelitian ini masih mengacu pada kurikulum KTSP. Hal tersebut dikarenakan fokus penelitian lebih mengarah pada materi
pembelajaran kelas III, sedangkan pembelajaran kelas III masih menerapkan kurikulum KTSP. Materi pembelajaran bahasa pada
kurikulum 2013 sulit dikuasai siswa karena kemampuan siswa cukup jauh tertinggal. Penetapan ini tentunya telah melewati tahap diskusi
bersama guru kelas. Adapun standar kompetensi yang akan dicapai dalam penelitian ini menggunakan standar kompetensi bagi siswa
tunarungu kelas III semester II karena sesuai dengan fokus penelitian
61
yang merupakan permasalahan belajar yang dihadapi siswa. Standar kompentensi yang digunakan yaitu:
8. Menampilkan karangan dan puisi. b. Menentukan Kompetensi Dasar
Berdasarkan stadar kompetensi yang telah ditetapkan, maka kompetensi dasar pada penelitian ini yaitu:
8.1. Menulis karangan tentang berbagai topik sederhana dengan penggunaan ejaan yang tepat.
Peneliti memang menentukan kompetensi dasar tersebut, namun indikator pencapaian yang ditentukan masih berada pada tahap
keterampilan menyusun kalimat. Hal tersebut dikarenakan siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep mengenai keterampilan
menyusun kalimat yang merupakan salah satu modal dalam pengembangan keterampilan menulis kalimat pada tahap selanjutnya.
c. Menentukan Indikator Pencapaian Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
telah diuraikan di atas, peneliti menetapkan indikator meliputi: 1Mengetahui unsur-unsur dan fungsi setiap pada kalimat, 2
Mengetahui bentuk pola-pola kalimat dasar beserta contoh kalimatnya S-P, S-P-O, dan S-P-O-K, 3 Menunjukkan kedudukan setiap kata
penyusun kalimat sesuai dengan jenis unsur dan fungsinya, 4 Mampu menyusun kalimat yang benar sesuai dengan pola dan atau struktur
kalimatnya S-P, S-P-O, dan S-P-O-K.
62
d. Menentukan Butir Soal Peneliti menentukan 27 butir soal pada instrumen tes yang dibagi
menjadi 20 soal dalam bentuk pilihan ganda dan 7 soal berupa isian menyusun kalimat acak menjadi kalimat yang benar. Soal pilihan
ganda terbagi menjadi beberapa bagian materi, yaitu mengenai unsur kalimat, bentuk pola-pola kalimat dasar beserta contoh kalimatnya,
menunjukkan kedudukan setiap kata penyusun kalimat sesuai dengan jenis unsur dan fungsinya, serta menyusun kalimat yang benar sesuai
dengan pola dan atau struktur kalimatnya S-P, S-P-O, dan S-P-O-K. Materi menyusun kalimat yang benar sesuai dengan pola dan atau
struktur kalimat S-P, S-P-O, dan S-P-O-K juga termuat kedalam bentuk soal isian menyusun kalimat acak. Kisi-kisi instrumen tes
keterampilan menyusun kalimat di bawah ini:
63
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Menyusun Kalimat
N o
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Jenis Soal
No. Butir
Jmlh Butir
1. 8.
Menampilkan karangan dan
puisi 8.1. menulis
karangan tentang
berbagai topik
sederhana dengan
penggunaan ejaan yang
tepat. a. Mengetahui unsur-
unsur dan fungsi setiap unsur pada
kalimat. Pilihan
ganda 1,2,3,
4,5 5
b. Mengetahui bentuk pola-pola kalimat
dasar beserta
contoh kalimatnya S-P,S-P-O, dan S-
P-O-K. Pilihan
ganda 6,7,8,
9,10, 11
6
c. Menunjukkan kedudukan
kosakata penyusun kalimat
sesuai dengan jenis unsur
dan fungsinya. Pilihan
ganda 12,13
,14, 15,16
5
d. Mampu menyusun kalimat yang benar
sesuai dengan pola dan atau struktur
kalimat dasar S-P, S-P-O, dan S-P-O-
K. a. Pilihan
ganda b. isian
17,18 ,19,
20 1,2,3,
4,5,6, 7,
4 7
e. Pedoman Penilaian Tes Hasil Belajar Bentuk penilaian yang ditetapkan dalam penilitian ini guna
mengetahui ada dan atau tidaknya peningkatan prestasi dalam aspek keterampilan menyusun kalimat yaitu:
1 Soal Pilihan Ganda Pemberian skor pada bentuk soal pilihan ganda yaitu diberikan
skor 1 satu apabila siswa mampu memberikan jawaban yang benar
64
dan diberikan nilai 0 nol apabila siswa memberikan jawaban yang salah.
2 Soal Isian Butir nomor 1 dan 2 pola kalimat S-P
a Skor 1 apabila siswa mampu menyusun kalimat dengan benar. b Skor 0 apabila siswa tidak mampu menyusun kalimat dengan
benar. Butir nomor 3 dan 4 pola kalimat S-P-O
a Skor 2 apabila siswa mampu menyusun kalimat dengan benar. b Skor 1 apabila siswa masih mampu menempatkan satu kata pada
kalimat sesuai dengan jenis dan fungsi unsurnya. c Skor 0 apabila siswa menyusun keseluruhan kata dengan struktur
yang salah. Butir nomor 5, 6 dan 7 pola kalimat S-P-O-K
a Skor 3 apabila siswa mampu menyusun kalimat dengan benar. b Skor 2 apabila siswa masih mampu menempatkan dua kata pada
kalimat sesuai dengan jenis dan fungsi unsurnya. c Skor 1 apabila siswa hanya mampu menempatkan satu kata pada
kalimat sesuai dengan jenis dan fungsi unsurnya. d Skor 0 apabila siswa menyusun keseluruhan kata dengan struktur
yang salah. Skor maksimal yang dapat dicapai subjek dalam pelaksanaan
kegiatan tes yaitu sebesar 35, soal berbentuk pilihan ganda memiliki
65
skor maksimal sebesar 20 ditambah dengan soale berbentuk isian yang memiliki skor maksimal sebesar 15. Sementara itu skor minimal yang
dapat diperoleh subjek yaitu sebesar 0. Skor tes yang diperoleh setiap subjek kemudian dianalisis untuk memperoleh data mengenai nilai
hasil tes. Nilai tes maksimal yang dapat dicapai yaitu sebesar 100 dan nilai minimalnya sebesar 0. Skor diubah menjadi bentuk nilai dengan
menggunakan rumus yang dinyatakan oleh Ngalim Purwanto 2012:112, yaitu sebagai berikut:
S= x 100 Keterangan :
S = Nilai yang ingin diketahui R = Skor yang diperoleh
N = Skor maksimum dari tes tersebut Kriteria penilaian keterampilan menyusun kalimat menggunakan
panduan tabel di bawah ini:
Tabel 3. Kriteria Penilaian Keterampilan Menyusun Kalimat No
Tingkat Keterampilan Menyusun Kalimat
Krietria Penilaian
1 Siswa meraih nilai tes dengan rentang nilai
antara 86 sampai dengan100 Sangat Baik
2 Siswa meraih nilai tes dengan rentang nilai
antara 76 sampai dengan85 Baik
3 Siswa meraih nilai tes dengan rentang nilai
antara 60 sampai dengan75 Cukup
4 Siswa meraih nilai tes dengan rentang nilai
antara 55 sampai dengan59 Kurang
5 Siswa meraih nilai tes ≤54
Sangat Kurang
66
Peneliti mampu menentukan kriteria penilaian untuk setiap subjek berdasarkan tabel di atas setelah menganalisis skor yang diperoleh dari
soal tes pilihan ganda dan isian. Pada penelitian ini, kesalahan berkenaan dengan penulisan huruf kapital dan tanda baca pada soal
isian tidak mempengaruhi penilaian karena penelitian difokuskan pada pengetahuan subjek mengenai struktur dan atau pola kalimat sehingga
mampu tersusun dengan benar. 2. Instrumen Observasi
Instrumen observasi merupakan alat yang dijadikan pedoman pengamatan perilaku dan keterampilan subjek selama proses pembelajaran
menyusun kalimat dengan menggunakan metode mind map. Instrumen observasi disusun sesuai dengan langkah atau skenario pembelajaran yang
telah dirancang peneliti, sehingga jenis validitas yang digunakan yaitu validitas logis.
a. Subjek Observasi Siswa tunarungu kelas dasar IV empat di SLB N 2 Bantul yang
berjumlah tiga orang, terdiri dari dua siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki.
b. Komponen Observasi 1 Keterampilan siswa dalam menerima dan memahami kegiatan
pembelajaran menyusun kalimat menggunakan metode mind map. 2 Keaktifan siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.
3 Kondisi kelas ketika proses pembelajaran.
67
c. Indikator dari Kegiatan Observasi Aktivitas Siswa 1 Siswa mampu mengidentifikasi macam unsur pada kalimat.
2 Siswa mampu mengidentifikasi macam struktur atau pola kalimat yang telah dijelaskan guru.
3 Siswa mampu mengklasifikasikan masing-masing kata penyusun kalimat sesuai fungsi dan kedudukan unsurnya.
4 Siswa mampu menyusun kalimat acak menjadi kalimat yang benar. 5 Siswa mau dan atau mampu menanggapi diskusi maupun
percakapan yang diberikan guru. 6 Siswa mau dan atau mampu menyelesaikan soal latihan yang
diberikan guru. 7 Siswa mau dan atau mampu menganalisis hasil kegiatan
pembelajaran yang telah diakukan. 8 Siswa mau dan atau mampu memahami instruksi dan bantuan yang
diberikan oleh guru. 9 Siswa semangat dan bekonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.
10 Siswa mau dan mampu bekerjasama atau saling membantu selama pembelajaran pada proses tindakan.
d. Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Berdasararkan aspek-aspek yang telah diuraikan di atas, kisi-kisi
instrumen observasi aktivitas siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran menyusun kalimat dengan menggunakan metode mind
map adalah sebagai berikut:
68
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Menyusun Kalimat Menggunakan Metode Mind Map
Subjek Komponen
Obsevasi Indikator Observasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Siswa tunarungu
kelas dasar IV
empat 1. Keterampilan
siswa dalam
menerima dan memahami
kegiatan pembelajaran
menyusun kalimat
menggunakan metode
mind map.
a. Siswa mampu mengidentifikasi macam unsur pada kalimat.
b. Siswa mampu mengidentifikasi macam struktur atau pola kalimat
yang telah dijelaskan guru. c. Siswa
mampu mengklasifikasikan
masing- masing kata penyusun kalimat
sesuai fungsi dan kedudukan unsurnya.
d. Siswa mampu menyusun kalimat acak menjadi kalimat yang benar.
1 2
3 4
4
2. Keaktifan siswa
ketika mengikuti
kegiatan pembelajaran.
a. Siswa mau dan atau mampu menanggapi
diskusi maupun
percakapan yang diberikan guru. b. Siswa mau dan atau mampu
menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru.
c. Siswa mau dan atau mampu menganalisis
hasil kegiatan
pembelajaran yang
telah diakukan.
5 6
7 3
3. Perilaku siswa ketika
proses pembelajaran.
a. Siswa mau dan atau mampu memahami instruksi dan bantuan
yang diberikan oleh guru. b. Siswa
semangat dan
bekonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.
c. Siswa mau
dan mampu
bekerjasama atau
saling membantu selama pembelajaran
pada proses tindakan. 8
9 10
3
Sistem penilaian berupa skoring tiap butir pengamatan. Adapun skoring yang ditetapkan berkaitan dengan instrumen observasi
partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yaitu:
69
Tabel 5. Sistem Skoring terhadap Hasil Observasi Aktivitas Siswa SKOR
Keterangan
4 Melakukan tindakan sesuai dengan rencana secara mandiri
dan hasilnya baik. 3
Melakukan tindakan sesuai rencana namun membutuhkan bantuan agar hasilnya menjadi baik.
2 Melakukan tindakan sesuai rencana dengan bantuan
namun hasilnya masih kurang baik. 1
Tidak mau melakukan tindakan sesuai dengan yang direncanakan.
Berdasarkan tabel skoring di atas, kriteria penilaian yang ditetapkan berkaitan dengan observasi aktivitas siswa dalam
melaksanakan pembelajaran ditentukan dengan langkah-langkah berikut: 1Menentukan rentang skor skor maksimal – skor minimal,
2 Menentukan jumlah kelas kategori, 3 Menghitung interval skor sesuai rumus menurut Sudjana, 2005: 47, yaitu:
P= Hitungan dari penelitian ini yaitu skor maksimal sebesar 40, skor
minimal sebesar 10, jumlah kategori 4, sehingga: Interval
:
= 7, 5 dibulatkan menjadi 8
Tabel 6. Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Siswa No
Rentang Skor Pengamatan Kriteria
1 Siswa memperoleh skor pengamatan pada
rentang 34 hingga 40 Sangat Baik
2 Siswa memperoleh skor pengamatan pada
rentang 26 hingga 33 Baik
3 Siswa memperoleh skor pengamatan pada
rentang 18 hingga 25 Cukup
4 Siswa memperoleh skor pengamatan pada
rentang 10 hingga 17 Kurang
70
Skor pengamatan aktivitas siswa berada pada rentang 10 hingga 40. Skor maksimal yang mampu tercapai sebesar 40 karena skor
maksimal yang diberikan untuk setiap butir pengamatan sebesar 4. Skor minimal yang mampu tercapai sebesar 10 karena setidaknya
siswa memperoleh skor 1 pada setiap butir pengamatan yang ditetapkan.
J. Uji Validitas Instrumen
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata 2005: 228 validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau
aspek yang akan diukur. Terdapat dua jenis validitas yang digunakan pada penelitian ini, yaitu validitas isi dan logis. S. Margono 2005: 187 menyatakan
bahwa validitas isi merupakan kesesuaian isi dalam mengungkap atau mengukur yang akan diukur. Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 65 validitas
logis pada suatu instrumen menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Tes keterampilan
menyusun kalimat menggunakan validitas isi dengan alasan kompetensi tersebut termuat dalam kurikulum KTSP. Pengujiannya dilakukan dengan
melihat kesesuaian isi instrumen tes dengan kurikulum dan keterampilan awal, yaitu berkaitan dengan keterampilan menyusun kalimat.
Sementara terkait dengan pengamatan pada aspek aktivitas siswa selama proses tindakan menggunakan validitas logis. Hal tersebut dikarenakan
butir-butir pengamatan disesuaikan dengan aspek-aspek penting yang perlu dikuasai subjek sesuai dengan langkah atau skenario pembelajaran yang telah
71
direncanakan sebagai tindakan pelaksanaan penelitian. Ahli yang berperan sebagai validator dalam penelitian ini yaitu guru kolaborator, karena peneliti
menganggap bahwa guru merupakan sosok yang lebih mengenal, memahami karakteristik, dan kemampuan dari setiap subjek serta tidak asing dengan
kurikulum KTSP. Oleh karenanya guru mampu memberikan penilaian dan koreksi terhadap instrumen tes dan observasi yang diterapkan dalam penelitian.
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kuantitatif. Analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan tujuan
menguji hipotesis yang telah ditetapkan Sugiyono, 2009:14. Pembuktian hipotesis semakin kuat apabila disertai dengan analisis secara deskriptif. Data
keseluruhan yang telah diperoleh selanjutnya diolah untuk mengetahui hasil penelitian dan dianalisa secara individual. Tes hasil belajar siswa disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik yang dilengkapi dengan penjelasan secara deskripsi sehingga hasil tersebut lebih mudah dimaknai dan dipahami oleh
pembaca. Hasil observasi aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan penelitian disajikan dalam bentuk skor yang juga disertai dengan uraian
deskripsi untuk menguatkan skoring yang diberikan sehingga data tersebut lebih mudah diterima dan dimaknai.
Data yang diperoleh dari pre test, post test siklus I dan post test siklus II dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan keterampilan menyusun
kalimat menggunakan metode mind map pada siswa tunarungu kelas dasar IV di SLB N 2 Bantul. Hasil akhir berupa nilai tes yang diperoleh subjek