Langkah Penerapan Mind Map
39
b. Menggunakan gambar dan foto sebagai ide sentral. Dengan sebuah gambar dapat membantu untuk berimajinasi, karena sebuah gambar
bermakna seribu kata. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap fokus, berkonsentrasi dan mengaktifkan otak.
c. Menggunakan warna selama proses pembuatan. Alasannya warna dapat merangsang berfikir keatif, membantu kita memilah-milah areanya,
merangsang pusat-pusat warna pada otak dan menangkap perhatian serta minat mata kita.
d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua serta seterusnya. Otak bekerja bedasarkan asosiasi dan jika cabang-
cabang tersebut saling berkaitan maka akan menyalakan lebih banyak pikiran kreatif.
e. Membuat garis melengkung, bukan garis lurus. Garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang melengkung dan organis seperti
cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata. f. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap baris. Kata kunci tunggal
memberi lebih banyak daya dan fleksibel pada mind map. Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sedeet
asosiasi dan hubungannya sendiri. Bila kita menggunakan kata tunggal, setiap kata ini akan bebas dan karenanya lebih bisa memicu ide dan
pikiran baru.
40
Sesuai dengan penjelasan pada bagian latar belakang, bentuk mind map
yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu memanfaatkan gagasan utama berupa tulisan dan atau gambar yang diletakkan di bagian
tengah bidang kerja. Pada mulanya, siswa diberikan informasi mengenai unsur-unsur pada kalimat disertai dengan fungsi dan contoh dari setiap
unsur tersebut. Informasi tersebut juga disampaikan dengan bantuan metode mind map. Kemudian peneliti memanfaatkan bagan mind map
yang lain untuk menjelaskan konsep pola kalimat, mulai dari SP, SPO hingga SPOK. Di sekeliling gagasan utama pada setiap bagan mind map,
dibuat cabang-cabang yang dibagi menjadi cabang subjek, cabang predikat, cabang objek dan cabang keterangan. Jumlah cabang disesuaikan
dengan gagasan utama yang akan dibahas atau dijabarkan, misalkan pada bagan mind map dengan gagasan utama “unsur-unsur pada kalimat” maka
di sekelilingnya dilengkapi dengan cabang unsur subjek, predikat, objek dan keterangan beserta dengan pengembangan sub cabangnya. Sementara
ketika siswa diberikan penjelasan mengenai konsep pola kalimat Subjek – Predikat, maka pada bagan mind map tersebut hanya dilengkapi dengan
cabang unsur subjek dan predikat beserta pengembangan sub cabangnya. Setiap cabang unsur kalimat dilengkapi dengan gambar yang
berfungsi sebagai simbol setiap unsur, meliputi gambar sebuah keluarga sebagai simbol unsur subjek, gambar beberapa jenis kegiatan sebagai
simbol unsur predikat, gambar beberapa benda sebagai simbol unsur objek. Gambar beberapa tempat sebagai simbol unsur keterangan tempat,
41
gambar jam dan kalender sebagai simbol dari unsur keterangan waktu. Simbol tersebut diharapkan mampu memberikan kemudahan kepada siswa
untuk mengingat dan memahami kedudukan suatu kosakata tetentu sesuai dengan jenis unsurnya. Sebagai contoh pada cabang unsur subjek yang
dilengkapi dengan simbol gambar sebuah keluarga, maka diharapkan siswa lebih mudah mengidentifikasi bahwa kosakata yang termasuk ke
dalam unsur subjek diantaranya seperti ayah, ibu, kakak, adik dan sebagainya.
Cabang dari bagan mind map yang dibuat untuk memberikan penjelasan mengenai unsur-unsur pada kalimat dikembangkan lagi
menjadi sub cabang yang memberikan informasi mengenai contoh kosakata yang sesuai dengan jenis unsurnya. Hal tersebut diharapkan
memberikan kemudahan yang lebih besar kepada siswa untuk menentukan kedudukan kosakata pada sebuah kalimat. Langkah-langkah itulah yang
akan diterapkan oleh peneliti dalam meningkatkan keterampilan menyusun kalimat pada siswa tunarungu kelas IV SD di SLB Negeri 2 Bantul dengan
menggunakan metode mind map.