133
termasuk dalam kriteria nilai baik. Berdasarkan data tersebut, hipotesis yang menyatakan bahwa keterampilan menyusun kalimat dapat ditingkatkan
dengan menggunakan metode mind map bagi siswa tunarungu kelas dasar IV di SLB Negeri 2 Bantul diterima.
B. Pembahasan
Tindakan yang dilaksakan pada penelitian ini yaitu penggunaan metode mind map
untuk meningkatkan keterampilan menyusun kalimat siswa tunarungu kelas dasar IV di SLB Negeri 2 Bantul. Subjek adalah siswa
tunarungu kelas dasar IV di SLB Negeri 2 bantul yang mengalami kesulitan dalam aspek keterampilan menyusun kalimat. Subjek ditentukan dengan
menerapkan teknik sampling purposive, yaitu menurut G. Suharto 1988: 73 teknik sampling tersebut dipilih dengan alasan subjek sesuai dengan tujuan dan
atau hipotesis penelitian yang ditetapkan. Anak tunarungu menurut Hallahan Kauffman 2009:342, tunarungu merupakan istilah umum yang digunakan
untuk menunjukkan keadaan individu yang mengalami ketidakmampuan atau gangguan pendengaran, meliputi keseluruhan gangguan pendengaran mulai
dari yang ringan sampai pada tingkatan yang berat, digolongkan ke dalam kategori tuli dan kurang dengar. Anak tunarungu sebenarnya memiliki potensi
intelegensi yang tidak jauh berbeda seperti anak pada umumnya. Sutjihati Somantri 2006 : 97 menyatakan bahwa sebenarnya tidak semua aspek
intelegensi pada anak tunarungu terhambat karena aspek intelegensi yang cenderung terhambat yaitu berkaitan dengan aspek yang bersifat verbal seperti
merumuskan pengertian, menghubungkan, menarik kesimpulan dan
134
meramalkan kejadian. Tindakan yang dilakukan yaitu menggunakan metode mind map
untuk meningkatkan keterampilan menyusun kalimat subjek. Tindakan dilakukan dalam dua siklus. Tindakan dinyatakan berhasil apabila
seluruh subjek mampu mencapai indikator keberhasilan nilai yang ditetapkan, yaitu sebesar 70.
Sebelum tindakan siklus I dilaksanakan, peneliti melakukan pre test untuk mengetahui kemampuan awal setiap subjek. Data yang diperoleh dari
hasil tes kemampuan awal atau pre test menunjukkan bahwa belum ada subjek yang mampu mencapai KKM yang ditentukan. Subjek VK memperoleh nilai
34, subjek AC memperoleh nilai 66 dan subjek YN memperoleh nilai 48. Berdasarkan data tersebut peneliti bersama guru kolaborator segera
merencanakan dan melaksanakan tindakan pada siklus I. Siklus I terdiri dari 4 kali pertemuan, 3 kali digunakan untuk menjelaskan konsep berkaitan dengan
keterampilan menyusun kalimat dan 1 kali pertemuan digunakan untuk melaksanakan tes evaluasi hasil belajar atau post test I.
Setelah diberikan tindakan pada siklus I, diperoleh informasi bahwa seluruh subjek mengalami peningkatan meskipun hanya 1 dari 3 subjek yang
mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan. Subjek AC memperoleh nilai 83 termasuk kriteria baik dan telah melampaui KKM.
Sementara subjek VK dan subjek YN belum mampu mencapai KKM. Subjek VK memperoleh nilai 57 termasuk kriteria kurang. Subjek YN memperoleh
nilai 66 termasuk kriteria cukup. Peningakatan yang dicapai dapat dikatakan