Kantung persalinan tidak informatif. Informasi yang ada di kantung persalinan Kantung persalinan belum lengkap. Puskesmas tidak memiliki informasi tentang Kantung persalinan belum rutin. Kantung persalinan belum dikelola secara rutin

Kantong Persalinan: Inovasi Sistem Informasi Ibu Hamil dan Bersalin Situasi sebelum program dilakukan Kantung persalinan bukan hal yang baru di Indonesia. Alat ini mulai diperkenalkan pada awal tahun 1990 sebagai salah satu upaya mengurangi komplikasi kehamilan yang dapat berdampak pada kematian ibu dan bayi. Namun, banyak Puskesmas kurang menggunakan informasi dari kantung persalinan ini dan mengabaikannya. Berikut adalah situasi umum kantung persalinan saat ini:

1. Kantung persalinan tidak informatif. Informasi yang ada di kantung persalinan

belum mencakup semua ibu hamil di wilayah puskesmas. Para bidan merasa bahwa kantung persalinan kurang bermanfaat karena sudah ada Kohort Ibu dan PWS KIA yang juga berisi data ibu hamil dan sistem ini digunakan sejak 30 tahun lalu. Meskipun Ibu Kohort dan PWS KIA berisi data lengkap ibu hamil dan masih relevan, informasi ini sulit diakses dengan cepat karena tersimpan dalam buku. Sedangkan kantung persalinan berisi ringkasan kondisi ibu hamil dan bersalin di wilayah kerja Puskesmas. Kantung persalinan sesungguhnya merupakan shortcut atau cara cepat agar tahu kondisi ibu hamil dan bersalin di wilayah kerja puskesmas atau dalam istilah modern dikenal sebagai informasi dashboard.

2. Kantung persalinan belum lengkap. Puskesmas tidak memiliki informasi tentang

ibu yang tidak berkunjung ke puskesmas. Puskesmas berasumsi bahwa bidan desa bertanggung jawab membuat dan memonitor kantung persalinan di polindesposkesdes dan meneruskan informasi tersebut ke puskesmas. Akibatnya, desa yang tidak memiliki bidan desa tidak memiliki informasi tentang ibu hamil. Tantangan lain adalah jika kantung persalinan tidak dikelola dengan baik, tidak ada informasi yang dikirimkan kepada pimpinan puskesmas.

3. Kantung persalinan belum rutin. Kantung persalinan belum dikelola secara rutin

karena bidan tidak ada waktu dan kepala puskesmas tidak terlalu memperhatikan. Di wilayah mitra USAID Kinerja, sebagian besar puskesmas mempunyai kantung Halaman 73 persalinan yang kurang berfungsi dan hanya menjadi hiasan dinding ruang KIA. Dari hasil temuan Kinerja, ada banyak kantung persalinan yang tidak diisi. Meskipun ada beberapa kantung persalinan yang tidak diisi, datanya tidak lengkap atau tidak mencakup semua desa di wilayah pembinaan puskesmas. Jika ada yang diisi lengkap, informasi tersebut tidak dimanfaatkan. Bentuk inovasi Setiap ibu hamil harus diperlakukan sebagai ibu yang selalu berpotensi berisiko dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Kepatuhan seorang ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya sangat diperlukan agar setiap keluhan dapat ditangani sedini mungkin sehingga risiko tinggi dapat diatasi dengan baik dan dengan risiko seminimal mungkin. Salah satu upaya mendukung persalinan aman adalah mengenali tanda bahaya kehamilan sedini mungkin. Dalam hal ini, bidan memiliki peran penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil untuk dapat mendeteksi dini tanda bahaya kehamilan. Deteksi dini ini dapat dilakukan dengan cara memeriksakan kehamilan secara teratur. Indikator yang menyatakan kunjungan ibu hamil telah memenuhi standar jumlah kunjungan adalah cakupan K4. Cakupan K4 merupakan kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Efektifitas pelayanan antenatal tidak hanya diukur berdasarkan keberhasilan cakupan K4 saja, tetapi juga diperlukan keteraturan dalam melakukan kunjungan, agar informasi yang penting bagi ibu hamil dapat tersampaikan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memonitor hal tersebut adalah pembuatan kantung persalinan. Kantung persalinan merupakan suatu alat monitoring program persalinan aman oleh Puskesmas yang berisi ringkasan singkat informasi kondisi ibu hamil dan kartu tersebut disimpan dalam kantung sesuai dengan taksiran waktu persalinan. Dengan demikian, ibu hamil akan punya informasi yang lengkap berkaitan dengan kehamilannya dari waktu ke waktu, terutama tentang tanda bahaya kehamilan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin. Keberadaan kantung persalinan ini dapat mengurangi dan Halaman 74 mencegah terjadinya komplikasi yang terjadi pada ibu menjelang dan saat persalinan karena ibu hamil dan bidan dapat melakukan tindakan dan menyusun rencana persalinan yang aman sesuai dengan kondisi ibu. Tujuan khusus dari kantung persalinan adalah: 1. Memantau perkembangan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin; 2. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan; 3. Mempersiapkan persalinan dengan baik, rencana melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin; 4. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif; 5. Mengetahui saat yang paling dibutuhkan keberadaan bidan desa di daerah tugasnya. Sebagian besar Puskesmas mitra Kinerja memutuskan untuk merevitalisasi penggunaan kantung persalinan karena ingin lebih siap untuk menolong persalinan. Kantung tersebut dirancang dan dibuat oleh staff puskesmas menggunakan bahan seperti kertas, karton, dan kain, dan dipasang dalam atau di luar ruang KIA. Kemudian, kartu persalinan dimasukkan ke dalam kantung persalinan yang dibuat dengan tiga warna: hijau untuk ibu hamil dengan risiko rendah; kuning untuk ibu hamil dengan risiko sedang; dan merah untuk ibu hamil dengan risiko tinggi. Para bidan menyepakati data apa yang akan ditulis di kartu, termasuk nama ibu hamil, umur, alamat, hari pertama haid terakhir HPHT, taksiran persalinan, faktor risiko, dan rencana penolong persalianan. Data setiap ibu hamil yang diperiksa di Puskesmas dan Gambar 1 Contoh kantung persalinan 1 Halaman 75 Gambar 3. Salah satu kantung persalinan. fasilitas kesehatan lain di wilayah pembinaannya harus ditulis di sebuah kartu dan dimasukkan ke dalam kantung persalinan sesuai dengan taksiran persalinanya. Kantung persalinan tidak hanya berisi data ibu hamil yang mengunjungi puskesmas tetapi juga ibu yang periksa di pustu dan poskesdespolindes. Bidan desa wajib memberikan informasi tentang ibu hamil di desanya kepada bidan koordinator diPuskesmas induk setiap bulan agar puskesmas juga mengetahui apakah ada ibu berisiko tinggi di desa tersebut dan kapan taksiran persalinannya. Salinan data dari tiap ibu hamil harus disimpan di kantung persalinan puskesmas induk agar bidan di puskesmas siap menerima rujukan persalinan dari bidan desa jika ada komplikasi. Selain kantung persalinan, puskesmas mitra USAID Kinerja juga membuat peta ibu hamil. Peta bumil ini menggambarkan wilayah kerja Puskesmas dan lokasi fasilitas kesehatan serta lokasi setiap ibu hamil. Lokasi ibu hamil yang datanya ada di kantung persalinan akan ditandai dengan pin. Warna pin akan sama dengan warna kartu berdasarkan risiko ibu Gambar 2 Contoh Kantung Persalinan 1 Halaman 76 tersebut: merah untuk risiko tinggi, kuning untuk risiko sedang dan hijau akan risiko rendah. Proses pelaksanaan program Proses pembuatan dan pelaksanaan kantung persalinan sedikit berbeda di setiap wilayah. Secara umum, proses pembuatan kantung persalinan adalah:

1. Memetakan alat pemantau ibu hamil yang ada. Puskesmas yang ingin