Tantangan program ini adalah: •
Pemahaman masyarakat tentang manfaat ASI masih rendah. •
Kecemasan ibu, terutama ibu yang bekerja, tidak dapat memberikan ASI yang cukup sehingga bayi tidak kenyang dan mereka perlu makanan tambahan.
• Adanya mitos masyarakat bahwa kondisi tertentu puting susu ibu tidak cocok untuk
menyusui. •
Masih ada tenaga kesehatan yang tidak menyarankan IMD. •
Promosi susu formula jauh lebih gencar dibandingkan dengan promosi ASI Ekslusif. •
Orang tua merasa bangga bila dapat memberikan susu formula kepada bayinya, terlebih susu formula yang mahal harganya.
• Keterbatasan personil dinas kesehatan dan kader untuk mendukung penuh promosi
IMD dan ASI eksklusif. •
Perlu banyak waktu dan upaya berkesinambungan untuk mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat tentang IMD dan ASI eksklusif.
Secara umum, banyak ibu menyusui selama beberapa minggu setelah bersalin, tetapi tidak menyelesaikan ASI eksklusif dan beralih ke susu formula karena ibu harus mulai
bekerja dan tidak memungkinkan untuk menyusui, tidak ada dukungan keluarga atau pengaruh iklan dan masyarakat.
Oleh karena itu berbagai kampanye ASI yang terintegrasi seperti yang dilakukan pemerintah Kabupaten Probolinggo dapat memberikan rasa optimisme untuk dapat
mencapai keberhasilan dalam Persalinan Aman, IMD dan Pemberian ASI Ekslusif.
d. Masyarakat Peduli ASI: Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan
Tantangan terbesar program ASI di Kota Makassar adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang ASI sehinga lebih banyak ibu memilih memberikan susu formula
yang lebih mahal dan kurang sehat dibanding ASI. Selain itu, ASI masih dianggap sebagai isu perempuan sehingga laki-laki kurang peduli. Gerakan Bapak Peduli ASI
perlu bekerja keras dan menggunakan berbagai strategi untuk mengubah pola pikir ini
Halaman 51
dan mengajak lebih banyak laki-laki untuk mendukung para istri memberikan ASI eksklusif untuk bayinya.
Keberlanjutan dan peluang replikasi a. Kerjasama KUA dan Puskesmas: Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh
Edukasi kesehatan ibu dan anak yang terintegrasi mulai mengubah pola pikir dan perilaku pasangan baru untuk melakukan IMD dan ASI eksklusif. Setelah melihat
dampak ini, KUA Bener Meriah berkomitmen melanjutkan program ini karena pasangan baru perlu memahami manfaat ASI untuk bayi.
Program ini mudah direplikasi di daerah lain di seluruh Indonesia karena hampir semua daerah sudah menawarkan kursus kepada calon pengantin, dan informasi IMD dan ASI
eksklusif bisa diberikan pada saat yang sama.
Untuk melakukan program ini, fasilitator suscatin perlu mendapat pelatihan tentang IMD dan ASI eksklusif sehingga merekamampu menjelaskan isu ini dengan baik baik
kepada calon pengantin. Selain itu, penjelasan tentang IMD dan ASI eksklusif sebaiknya disesuaikan dengan agama calon pengantin agar lebih mudah diterima.
b. Pelarangan Susu Formula: Puskesmas Beji, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur
Upaya keras dibutuhkan di Indonesia untuk memberantas pemberian susu formula. Pemasarannya sangat kuat dan berada di mana saja, dan perlawanan susu formula
harus mengikutsertakan masyarakat maupun pemerintah daerah khususnya. Pelarangan susu formula di Kab. Tulungagung dilakukan oleh pemerintah daerah
melalui peraturan dan pengawasan, oleh Puskesmas melalui perhentian promosi dan penjualan susu formula, dan oleh masyarakat melalui dukungan kepada ibu menyusui.
Program ini perlu dilakukan di seluruh Indonesia dengan komitmen yang kuat dari pihak pemerintah maupun masyarakat.
Halaman 52
Kesadaran dan komitmen staff Puskesmas Beji dan dinas kesehatan untuk meningkatkan cakupan IMD dan ASI eksklusif memperkecil kemungkinan adanya
promosi dan penjualan susu formula di wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas Beji melanjutkan kebijakan pelarangan susu formula dengan melakukan berbagai upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak secara umum, seperti kelas ibu
hamil di delapanj desa dan kelompok peduli ASI di tiga desa. Penyuluhan tentang ASI eksklusif selalu dilakukan di kegiatan-kegiatan tersebut.
Untuk menjaga keberlanjutan program, bidan desa telah mengadvokasi pemerintah desa untuk menyediakan dana. Hasilnya, beberapa desa telah memasukkan program
kesehatan ibu dan anak dalam RPJM Desa dan akan mulai mendapat dukungan dana Alokasi Dana Desa ADD pada tahun 2015.
c. Kampanye Terintegrasi ASI, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur