Masyarakat Peduli ASI: Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 4. Duta ASI Kota Makassar melibatkan laki-laki dalam kampanye ASI. asupan gizi. Program penanaman pohon kelor ini bertujuan mencegah dan mengatasi kasus kurang gizi. Masyarakat setempat telah lama memanfaatkan daun katuk untukmerangsang produksi dan memperlancar ASI para ibu yang baru melahirkan. Sejak program penanaman pohon katuk ini diluncurkan, beberapa puskesmas di kabupaten ini telah menanam anakan pohon daun katuk dan daun kelor dalam baris yang rapi, dan tiap ibu hamil diberikan bibit pohon katuk dan kelor pada saat pemeriksaan kehamilan. Tidak hanya menanam, para ibu pasca bersalin juga mendapat makanan berbahan daun katuk dan daun kelor. Gerakan penanaman pohon katuk dan kelor ini diharapkan mendukung upaya para ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif.

d. Masyarakat Peduli ASI: Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan

Meskipun gerakan kelompok masyarakat peduli ASI marak di Kota Makassar dan berbagai daerah di Indonesia, anggota kelompok ini masih didominasi perempuan dan jarang laki-laki terlibat. Hal ini terjadi karena ASI masih dianggap sebagai isu perempuan. Melalui bantuan USAID-Kinerja, masyarakat Kota Makassar melakukan edukasi dan advokasi agar laki- laki mau terlibat dalam kampanye ASI. Proses advokasi yang intensif di Kota Makassar mulai mampu mengubah cara pandang masyarakat bahwa ASI bukan hanya isu perempuan. Saat ini Kota Makassar telah memiliki sebuah kelompok masyarakat, Bapak Peduli ASI yang beranggotakan laki-laki dari berbagai latar belakang, seperti dosen, PNS, ustadz, tokoh masyarakat, Pak RW, dan anggota masyarakat umum. Kelompok ini bertujuan meningkatkan jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif. Kelompok ini sadar dan mengakui bahwa laki-laki juga memiliki tanggungjawab untuk memastikan bayi mendapat ASI eksklusif. Halaman 35 Bapak Peduli ASI melakukan berbagai kegiatan edukasi ASI di tingkat kecamatan dan kelurahan, seperti penyuluhan ASI kepada keluarga ibu hamil dan ibu menyusui serta sosialiasi ASI para ibu kelas ekonomi bawah yang kurang memahami manfaat ASI dan cenderung memilih susu formula. Selain itu, kelompok ini aktif melakukan diskusi kesehatan terutama tentang ASI eksklusif. Bapak Peduli ASI juga sering diundang menjadi narasumber dan fasilitator di berbagai kegiatan kampanye ASI. Pada tahun 2014, forum multi-stakeholder MSF yang terdiri dari perwakilan masyarakat dan pemerintah termasuk Bapak Peduli ASI di Kota Makassar bekerjasama dengan dinas kesehatan membuat modul pembelajaran penggiat ASI. Modul ini dibuat untuk meningkatkan pengetahuan para penggiat ASI tentang IMD dan ASI eksklusif serta meningkatkan kapasitas mereka dalam mendampingi ibu menyusui. Kerjasama antara masyarakat dan dinas kesehatan sangat penting untuk meningkatkan dan rasa kepemilikan masyarakat terhadap program ini. Proses pelaksanaan program a. Kerjasama Kantor Urusan Agama KUA dan Puskesmas: Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh Salah satu tantangan terbesar program peningkatan cakupan IMD dan ASI eksklusif di Bener Meriah adalah rendahnya pemahaman orangtua tentang manfaat IMD dan ASI eksklusif dan kuatnya mitos dena bahwa ASI mengandung bakteri buruk. Untuk mengatasi tantangan ini, dinas kesehatan Bener Meriah melalukan kerjasama lintas sektor untuk memberikan edukasi tentang kesehatan ibu dan anak melalui kursus calon pengantin. Langkah pertama, dinas kesehatan mendiskusikan masalah rendahnya cakupan ASI eksklusif dengan puskesmas mitra Kinerja, dinas syariat Islam, Majelis Permusyawaratan Ulama MUI dan KUA. Para perwakilan instansi ini sepakat untuk menghilangkan dena melalui kegiatan penyadaran masyarakat. Halaman 36 Salah satu rekomendasi yang muncul dari diskusi tersebut adalah kemitraan puskesmas dan KUA untuk mempromosikan kesehatan ibu dan anak kepada calon pengantin, baik perempuan maupun laki-laki. Untuk itu, perlu ada MoU antara puskesmas dan KUA untuk melaksanakan suscatin yang menyediakan informasi persalinan aman, IMD, dan ASI eksklusif selain informasi yang biasanya diberikan. Setelah MoU tersebut sudah ditandatangani oleh Puskesmas dan KUA, dibentuk tim penyusunan buku saku tentang fiqih ASI yang terdiri dari staff Dinas Syariat Islam, Majelis Permusyawaratan Ulama, KUA, Kementerian Agama, Dinas Kesehatan, dan Puskesmas. Buku saku ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para ustadz dan ulama tentang ASI eksklusif dan menjadi panduan bagi mereka untuk menyampaikan informasi tentang manfaat ASI di mimbar masjid, Selain buku panduan, staff KUA yang bertanggungjawab terhadap suscatin mendapat pelatihan tentang isu persalinan aman, IMD dan ASI eksklusif dan dibantu tenaga kesehatan. Selain itu, staff lain di KUA juga menyampaikan kepada narasumber suscatin pentingnya ASI dari perspektif agama Islam sesuai dengan Al Qur’an dan hadis Nabi.

b. Pelarangan Susu Formula: Puskesmas Beji, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur