Kegiatan ketrampilan dan pemutaran film berpotensi membangun kesadaran

tertentu, rencana pembangunan dan pembiayaannya perlu disusun bersama. e. Petugas yang dibekali dengan ketrampilan konseling lebih dapat menggali informasi dari pasien yang diduga mendapatkan kekerasan. Untuk itu, kegiatan bermain peran yang dirancang sesuai dengan situasi sesungguhnya perlu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas tenaga yang menangani ktPA. f. Keterlibatan masyarakat dalam penyusunan SOP dan RAD secara tidak langsung membuat mereka mengetahui alur kerja penanganan KtPA. Direkomendasikan perlu ada kegiatan khusus yang ditujukan kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui penanganan KtPA. Selain itu masyarakat perlu terlibat secara terus menerus dalam kegiatan-kegiatan terkait penanganan KtPA.

g. Kegiatan ketrampilan dan pemutaran film berpotensi membangun kesadaran

akan pentingnya keberdayaan bagi penyintas agar para penyintas ini pada kelanjutannya dapat memperkuat kelompok dan menjadi pendidik sebaya. Untuk itu perlu jangka waktu program yang lebih panjang lebih dari setahun untuk menguatkan kelompok dukungan agar menjadi kelompok yang dapat menggerakkan dan mengorganisasi dirinya sendiri dan memunculkan pendidik-pendidik sebaya Informasi kontak Betty Anthoneta Puy Kepala BPPKB Kota Jayapura Kantor BPPKB Kantor Walikota Jayapura Lt. 2 Jalan Balai Kota No. 1, Entrop Halaman 192 Berta Mansawan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan P2TP2A Kota Jayapura Kantor Walikota Jayapura Lt. 2 Jalan Balai Kota No. 1, Entrop Telp. 0967 524401 dr. Liny Pande Suster Alce Puskesmas Tanjung Ria Kel. Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara Ifanny Elizabeth Korwa Puskesmas Abepantai Jl. Abe Pantai, Distrik Abepura Syiska Wangloan Puskesmas Koya Barat Jl. Koya Barat, Distrik Muara Tami Halaman 193 Program kesehatan USAID Kinerja bekerjasama dengan pemerintah daerah dan puskesmas meningkatkan pelayanan kesehatan di tiga sektor: Persalinan Aman, ASI Eksklusif dan Inisasi Menyusui Dini, serta Manajemen Puskesmas. Puskesmas Bubakan Tingkatkan Mutu Manajemen dan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Melalui Mekanisme Pengaduan: Replikasi Program USAID Kinerja Puskesmas Bubakan Tingkatkan Mutu Manajemen dan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Melalui Mekanisme Pengaduan: Replikasi Program USAID Kinerja Situasi sebelum program dilakukan Puskesmas Bubakan terletak di Kecamatan Tulakan,Kabupaten Pacitan. Puskesmas ini terletak di bagian timur kabupaten yang wilayahnya terdiri dari perbukitan dan pegunungan. Hingga saat ini, Puskesmas Bubakan masih menjadi satu-satunya fasilitas kesehatan modern yang melayani banyak penduduk di sekitar puskesmas. Meskipun menjadi satu-satunya fasilitas kesehatan modern, tingkat kunjungan pasien ke puskesmas ini masih berada di peringkat ketiga terbawah di Kabupaten Pacitan. Pada tahun 2013, tingkat kunjungan ke puskesmas ini hanya 19.569 pasien dan pada tahun 2014 sebanyak 21.210 pasien Setiap tahun, puskesmas ini melayani sekitar lebih dari 300 ribu ibu hamil. Rendahnya kunjungan ke puskesmas ini terjadi karena masyarakat menganggap bahwa kualitas layanan kesehatan di Puskesmas Bubakan buruk. Namun, keluhan terhadap pelayanan puskesmas tersebut tidak disampaikan secara formal karena tidak ada sarana resmi bagi masyarakat untuk mengadu. Kekurangan sarana pengaduan juga menjadi kendala bagi petugas puskesmas untuk menangani pengaduan masyarakat. Selain itu, secara umum Puskesmas Bubakan juga mempunyai prioritas masalah yang perlu dipecahkan, seperti tingginya angka kematian ibu dan bayi AKI dan AKB, cakupan komplikasi kebidanan yang tinggi, deteksi dini ibu hamil berisiko tinggi yang kurang maksimal, serta isu terkait kesehatan lingkungan. Untuk menjembatani puskesmas dan masyarakat serta meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Bubakan, puskesmas ini mengadopsi mekanisme pengaduan yang telah berhasil diterapkan di puskesmas mitra USAID Kinerja. Program ini diawali dengan survey pengaduan yang dilakukan pada Oktober – November 2014. Halaman 194 Bentuk inovasi Sebagai aksi nyata untuk meningkatkan mutu pelayanannya, Puskesmas Bubakan melakukan serangkaian program yang tertuang dalam Manajemen Layanan Puskesmas untuk Peningkatan Pelayanan Terpadu Kesehatan Ibu dan Anak dalam Rangka MDG’s 2015 dengan menitikberatkan peningkatan manajemen melalui : a. Survei Pengaduan: Pelaksanaan survei pengaduan yang menjadi jembatan dalam akses keterbukaan dan merupakan masukan yang sebenarnya untuk meningkatkan pelayanan puskesmas. Survei pengaduan adalah sebuah metode untuk menghimpun berbagai keluhan, pengaduan, atau komplain masyarakat selaku pengguna layanan atas kinerja pemberi pelayanan. Pemberi pelayanan secara aktif menggali informasi dari masyarakat tentang hal-hal yang masih menjadi keluhan masyarakat melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner. Kuesioner survei pengaduan disusun berdasarkan daftar pengaduan masyarakat yang diperoleh dari Lokakarya Pengelolaan Pengaduan. Kemudian kuesioner ini digunakan dalam wawancara dengan masyarakat pengguna layanan untuk menemukan besarnya pengaduan, dan sebuah Indeks Pengaduan Masyarakat tersusun dengan hasil jawaban pengguna layanan. Manajemen Puskesmas Bubakan percaya bahwa survei pengaduan merupakan akses keterbukaan dan masukan nyata dari masyarakat untuk peningkatan pelayanan, maka Puskesmas Bubakan menjawab survei pengaduan ini dengan melakukan serangkaian inisitatif perbaikan manajemen melalui analisis pengaduan.

b. Janji perbaikan layanan dan rekomendasi teknis