Kampanye Terintegrasi ASI, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur Masyarakat Peduli ASI: Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan

Kesadaran dan komitmen staff Puskesmas Beji dan dinas kesehatan untuk meningkatkan cakupan IMD dan ASI eksklusif memperkecil kemungkinan adanya promosi dan penjualan susu formula di wilayah kerja puskesmas. Puskesmas Beji melanjutkan kebijakan pelarangan susu formula dengan melakukan berbagai upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak secara umum, seperti kelas ibu hamil di delapanj desa dan kelompok peduli ASI di tiga desa. Penyuluhan tentang ASI eksklusif selalu dilakukan di kegiatan-kegiatan tersebut. Untuk menjaga keberlanjutan program, bidan desa telah mengadvokasi pemerintah desa untuk menyediakan dana. Hasilnya, beberapa desa telah memasukkan program kesehatan ibu dan anak dalam RPJM Desa dan akan mulai mendapat dukungan dana Alokasi Dana Desa ADD pada tahun 2015.

c. Kampanye Terintegrasi ASI, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur

Kerjasama antara Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dan MSF untuk mempromosikan IMD dan ASI eksklusif perlu dilanjutkan. Melanjutkan upaya tersebut, puskesmas membuat dan mensosialisasikan prosedur operasional standar SOP persalinan aman, IMD dan ASI eksklusif untuk memastikan layanan puskesmas diberikan dengan tepat. Selama kampanye ASI berjalan, pemerintah Kabupaten Probolinggo telah melakukan berbagai terobosan seperti: 1. Mengoptimalkan peran dan fungsi Duta ASI kecamatan serta melakukan evaluasi berkala kegiatan peningkatkan capaian ASI, termasuk memberikan penghargaan kepada Duta ASI kecamatan yang berhasil; 2. Melaksanakan inspeksi mendadak secararkala dan menerapkan sanksi tegas bagi petugas kesehatan yang masih menjual susu formula; Halaman 53 Gambar 6. Bapak menggendong bayinya ketika mengikuti sosialisasi tentang ASI eksklusif dan IMD. 3. Memberikan bibit katuk kepadasemua ibu hamil saat pemeriksaan K1 atau K2 sehingga mereka dapat memasak daun katuk setelah melahirkan; 4. Memperluas gerakan penanaman daun katuk dan kelor di seluruh wilayah kabupaten dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat; 5. Mengundang ibu yang sukses memberikan ASI Eksklusif untuk berbagi pengalaman di kelas ibu jamil; 6. Memperbaikiprosedur layanan dan meningkatkan kualitas layanan dengan mengikutsertakan partisipasi masyarakat; 7. Mengadvokasi pemerintah kabupaten untuk mengalokasikan anggaran di APBD dan pemerintah desa untuk menyediakana dana dari ADD sehingga program ini dapat berlanjut.

d. Masyarakat Peduli ASI: Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan

Sejak kelompok Bapak Peduli ASI dibentuk tahun 2012, anggotanya masih berkomitmen untuk melakukan kegiatan edukasi kesehatan ibu dan anak dan kunjungan rumah ibu hamil dan ibu nifas. Gerakan Bapak Peduli ASI ini penting untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa ASI merupakan tanggungjawab bapak dan ibu. Gerakan ini dapat dibentuk di mana saja, di desa, kecamatan dan kabupatenkota. Kelompok peduli ASI yang beranggota laki-laki penting untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa pemberian ASI bukan hanya tanggungjawab ibu. Kelompok Bapak Peduli ASI bisa sangat mempengaruhi keadaan dan kepercayaan setempat di daerah yang terdampak akibat promosi dan pengiklanan susu formula – yang juga berlangsung hampir di seluruh wilayah Indonesia. Kelompok seperti Bapak Peduli ASI bisa dibentuk di mana saja dan di beberapa tingkat, seperti desa, kecamatan, dan kabupatenkota. Halaman 54 Keterlibatan bapak-bapak penting dalam pemberian ASI, yang sampai sekarang masih dianggap sebagai persoalan ibu-ibu saja. Bapak Peduli ASI sudah diakui oleh Dinas Kesehatan sebagai gerakan yang penting untuk peningkatan pemberian ASI ekslusif kepada bayi, dan mereka sangat berharap untuk melanjutkan kerjasama dengan pemerintah ke depan. Hasil pembelajaran dan rekomendasi - Pentingnya Peraturan Bupati Walikota. Peraturan ini memberikan dasar hukum kepada tenaga kesehatan untuk mengajak masyarakat untuk meninggalkan susu formula dan memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif. Para tenaga kesehatan ini merasa lebih berani dan berkomitmen karena ada dukungan resmi dari pemerintah untuk kegiatan mereka, yang bisa ditunjukkan jika ada yang keberatan. Direkomendasikan kepada Bupati dan Walikota untuk menyusun dan menerbitkan Peraturan Bupati Walikota dalam upaya peningkatan pemberian ASI Eksklusif di daerahnya. - Inovasi dalam bentuk promosi ASI. Peredaran susu formula sudah menjangkau desa yang paling terpencil dan jauh dari kota. Dengan adanya iklan di televisi, radio, koran, dan majalah, para ibu dan keluarganya sering terpengaruhi mitos bahwa sufor lebih baik untuk bayi karena ASI saja tidak cukup untuk memuaskan nafsu makannya. Ini berarti sekarang dibutuhkan kegiatan yang inovatif dan lebih menarik untuk mempromosikan ASI, seperti yang dilakukan oleh kabupaten dan kota yang telah didokumentasikan dalam tulisan ini. Hanya melalui promosi ASI yang kreatif maupun informatif akan mampu mengubah persepsi masyarakat tentang pentingnya ASI eksklusif dan pada gilirannya terjadi peningkatan pemberian ASI ekslusif. - Komitmen dari instansi maupun individu sangat penting bagi keberhasilan. Komitment kuat dari semua pihak terkait dibutuhkan untuk pelaksanaannya, baik bupati walikota, dinas kesehatan setempat, puskesmas, bidan, dukun, hingga kepala desa. Peraturan atau kebijakan tidak akan efektif jika tidak ada komitmen para pihak untuk melaksanakannya. Misalnya di Kabupaten Tulungagung, Halaman 55 pelarangan susu formula tidak berpengaruh kalau tidak ada bidan yang siap mengikuti penghentian penjualan sufor dan siap melakukan kunjungan ibu-ibu di rumahnya untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya ASI. Tanpa komitmen tinggi, tidak akan ada dampak kepada perilaku dan kepercayaan. - Pengumpulan data kesehatan masih perlu diperbaiki. Salah satu persoalan yang muncul di hampir tiap daerah adalah masalah data terkait IMD dan ASI Eksklusif. Kebanyakan daerah belum mengumpulkan dan mencatat data IMD dan ASI Eksklusif, sehingga penilaian terhadap dampak dan keberhasilan program sulit diukur. Direkomendasikan dinas kesehatan kabupatenkota menambahkan kolom IMD dan kolom ASI Eksklusif di dalam PWS KIA, dan meminta Puskesmas untuk mencatat jumlah IMD dilakukan dan cakupan ASI Eksklusif. Halaman 56 Informasi kontak Kerjasama KUA dan Puskemas: Kab. Bener Meriah, Provinsi Aceh Ibu Risnawati, Amd.Keb Kepala Puskesmas Kecamatan Bukit Jl. Mesjid Babussalam, Simpang Tiga Redelong, Kab. Bener Meriah Pelarangan Susu Formula: Puskesmas Beji, Kab. Tulungagung, Propinsi Jawa Timur Ibu Winny Isnaini Staf Lembaga Perlindungan Anak LPA Tulungagung email: wisnaini2003yahoo.com Kampanye ASI: Kab. Probolinggo, Propinsi Jawa Timur Ibu Ana Maria Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo email: annamariadsymail.com Masyarakat Peduli ASI: Kota Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan Ibu Siti Rohani Local Public Service Specialist, USAID Kinerja email: sitirohani.mksgmail.com Halaman 57 Program kesehatan USAID Kinerja bekerjasama dengan pemerintah daerah dan puskesmas meningkatkan pelayanan kesehatan di tiga sektor: Persalinan Aman, ASI Eksklusif dan Inisasi Menyusui Dini, serta Manajemen Puskesmas. Meningkatkan Kualitas Ante Natal Care Menggunakan Kartu Kontrol dan SOP Meningkatkan Kualitas Ante Natal Care Menggunakan Kartu Kontrol dan SOP Situasi sebelum program dilakukan Salah satu tantangan terbesar Indonesia dalam pencapaian target tujuan pembangunan millennium MDGs 2015 di bidang kesehatan ibu dan anak adalah pelayanan kesehatan yang tidak merata dan tidak terstandar, terutama di fasilitas kesehatan di tempat terpencil. Puskesmas Sungai Raya Kepulauan, salah satu puskesmas di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat harus harus melayani rata-rata 400 ibu hamil setiap tahun dengan fasilitas yang terbatas. Puskemas ini mencakup tiga puskesmas pembantu, enam polindes – empat di antaranya rusak berat, tujuh poskesdes,17 posyandu dan. memiliki satu ambulans yang melayani penduduk di daerah daratan sehingga warga yang tinggal di pulau sulit mengakses fasilitas kesehatan. Puskesmas Sungai Raya Kepulauan memiliki satu dokter, 12 bidan dan 20 dukun Selain itu, puskesmas ini tidak memiliki ruang bersalin sehingga ibu harus bersalin di polindes atau poskesdes yang letaknya juga lebih dekat dengan pemukiman mereka. Meskipun memiliki keterbatasan fasilitas, Puskesmas Sungai Raya Kepulauan telah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak. Pada tahun 2012, tenaga kesehatan puskesmas ini membantu 338 ibu bersalin di fasilitas kesehatan atau di rumah, dan dukun membantu 29 ibu bersalin di rumah. Selama tahun 2012, tidak ada kematian ibu tetapi ada dua bayi lahir mati dan 12 bayi meninggal pasca lahir. Seperti di daerah lain di Indonesia, layanan kesehatan untuk ibu hamil di Puskesmas Sungai Raya Kepulauan belum terstandar sehingga kualitas layanan di fasilitas kesehatan di wilayah puskesmas ini sangat beragam. Untuk mengatasi tantangan ini, Halaman 58 Gambar 1. SOP ANC di salah satu puskesmas mitra USAID Kinerja. puskesmas menyusun panduan paket standar layanan – yang kemudian dinamakan Standard Operating Procedure for Antenatal Care SOP ANC . Bentuk inovasi Pelayanan publik termasuk pelayanan kesehatan harus dapat dipertanggunggugatkan dijamin akuntabilitasnya oleh pemberi dan penerima layanan. Salah satu bentuk pelayanan publik yang akuntabel adalah pelayanan yang berdasarkan prosedur operasional standar SOP. SOP adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai cara melakukan kegiatan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan. Dengan adanya prosedur tetap yang bersifat standar ini, langkah-langkah melakukan kegiatan tersebut tidak berubah meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, pada waktu dan di tempat yang berbeda sehingga kualitas hasil kegiatan terstandar. SOP sangat tepat diterapkan pada kegiatan organisasi yang cenderung bersifat rutin, berulang, serta menghendaki adanya keputusan yang terprogram guna melayani pelanggannya, misal proses pendaftaran pasien, proses pemeriksaan laboratorium, proses pelayanan obat, dan sebagainya. Dengan penerapan SOP secara konsisten maka semua kegiatan organisasi memiliki pedoman penyelenggaraan kegiatan yang merupakan suatu kebijakan yang komprehensif dalam peningkatan pelayanan dan kinerja organisasi. Di bidang kesehatan, SOP menjadi penuntun petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan teknis yang menjadi inti pelayanan kesehatan, yaitu menyangkut pengobatan dan tindakan medis pada pasien. SOP dirancang berdasarkan ilmu Halaman 59 kesehatan, dan ditetapkan sebagai standar nasional bahkan standar internasional, dan wajib dilaksanakan. Kualitas pelayanan kesehatan dapat dinilai berdasarkan input, proses dan ouput. Fasilitas kesehatan mewah dan alat kesehatan canggih merupakan faktor input yang sering diasosiasikan dengan kualitas layanan yang baik oleh pengguna layanan terutama masyarakat kelompok menengah ke atas. Sedangkan, SOP merupakan aspek kualitas dari sisi proses di mana seluruh pelayanan dilakukan sesuai dengan standar yang bisa dipertanggungjawabkan. Sedangkan output pelayanan dapat diukur dari tingkat kepuasan pengguna layanan, tingkat kesembuhan, dan rendahnya kematian ibu. Dengan bantuan USAID Kinerja, Puskesmas Sungai Raya Kepulauan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatannya dengan fokus pada aspek proses, yaitu menyusun SOP ANC sebagai alat untuk meningkatkan kualitas program persalinan aman, IMD dan ASI eksklusif. SOP ANC ini terdiri dari beberapa standar layanan, termasuk Standar Layanan Antenatal Care 10T, Alur Layanan Antenatal Terpadu di Puskesmas, Alur Rujukan Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal, Protab Antenatal Care, Daftar Tarif, dan Waktu Tunggu Pelayanan. Puskesmas ini juga membuat kartu kontrol sebagai alat untuk memonitor pelaksanaan SOP. Program ini inovatif karena mengembangkan pendekatan yang memungkinkan pengguna layanan mengetahui hak kesehatan mereka. Puskesmas didorong untuk mensosialisasikan SOP yang telah disusun dan memajangnya sehingga masyarakat mengetahui prosedur layanan kesehatan. Selain itu, SOP disusun dengan mengacu pada standar pelayanan kesehatan sesuai amanat UU No. 252009 tentang Pelayanan Publik bahwa “Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan standar pelayanan dengan memperhatikan kemampuan penyelenggara, kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan” pasal 20 ayat 1. UU tersebut juga mengamanatkan penyusunan Standar Pelayanan Publik Halaman 60 SPP ini dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat seperti tersurat dalam pasal 20 ayat 2, dengan tidak diskriminatif, terkait langsung dengan pelayanan, memiliki kompetensi dan mengutamakan musyawarah, dan memperhatikan keberagaman. Selain itu, SOP dan standar pelayanan dapat membantu fasilitas kesehatan mengidentifikasi kesenjangan antara layanan yang ideal dan situasi yang sebenarnya. Informasi ini diberikan kepada instansi yang menetapkan prosedur tersebut sebagai masukan untuk memperbaiki kinerja layanan dan organisasi. Berbagai manfaat Standar Layanan dan SOP yang digunakan dalam organisasi diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Sebagai alat standarisasi cara atau tindakan sehingga kapanpun kegiatan tersebut dilaksanakan dan oleh siapapun, akan memperoleh hasil yang sama 2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian 3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas 4. Memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya. 5. Sebagai instrumen yang dapat melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum karena tuduhan penyimpangan 6. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari 7. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas 8. Menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu dan prosedur 9. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya 10. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas. Halaman 61 Untuk memonitor pelaksanaan SOP, Puskesmas Sungai Raya Kepulauan bekerjasama dengan USAID Kinerja menerapkan mekanisme kartu kontrol yang dibagikan kepada ibu hamil sebagai pengguna layanan. Para ibu mendapatkan kartu kontrol dari petugas puskesmas yang mencantumkan jenis pelayanan ANC yang harus diterima pada periode pemeriksaan kehamilan: K1, K2 K3, dan K4. Setiap kartu kontrol terdapat kolom jenis pelayanan dan harus ditandatangani oleh petugas yang memberi pelayanan. Setelah mendapatkan pelayanan, ibu dan suami memberikan komentar terhadap hasil pelayanan tersebut. Mereka boleh memberikan pengaduan, apresiasi, dan saran lainnya. Kemudian sebagian dari kartu itu dipotong dan dimasukkan isian saran, pengaduan dan lainnya ke dalam kotak pengaduanapresiasi, sedangkan bagian yang tidak dimasukkan dalam kotak saran dapat dibawa pulang dan ibu dan keluarganya dapat membaca informasi yang berkaitan dengan kehamilannya. MSF mengawal penerapan SOP dan kotak pengaduan dan apresiasi ini. Kotak ini dibuka setiap bulan bersama sama antara petugas Puskesmas dengan MSF. SOP ANC dan kartu kontrol juga dilaksanakan di dua puskesmas mitra Kinerja lain di Kabupaten Bengkayang, yaitu Puskesmas Seluas dan Puskesmas Bengkayang dengan baik. Banyak contoh SOP dan standar layanan ANC bisa ditemukan di internet, di buku dan dokumen lain yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan. Misalnya, Puskesmas Sungai Raya menggunakan contoh alur pelayanan antenatal terpadu dari Buku Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu 2012 sebagai dasar untuk alur layanan KIA mereka. Buku seperti ini sangat membantu dalam proses penyusunan SOP ANC, dan disediakan gratis. Halaman 62 Proses pelaksanaan program 1. Pemetaan SOP dan standar layanan yang sudah ada di tingkat puskesmas dan dinas kesehatan. Kepala Puskesmas Sungai Raya Kepulauan dan stafnya mengumpulkan semua SOP dan standar layanan yang pernah dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, poskesdes, dan posyandu. Kemudian, jenis SOP dan standar layanan diidentifikasi, dan dievaluasi apakah SOP tersebut sudah sesuai standar yang direkomendasikan oleh dinas kesehatan atau Kementerian Kesehatan. 2. Pemetaan SOP dan standar layanan yang seharusnya ada. Kepala Puskesmas Sungai Raya dan staffnya serta perwakilan masyarakat yang tergabung dalam forum multi-stakeholder MSF mendiskusikan kualitas layanan kesehatan yang telah ada di puskesmas, standar pelayanan dan SOP. Kemudian, mereka mengidentifikasi program dan kegiatan yang belum memiliki SOP dan standar layanan, salah satunya adalah SOP ANC. Meskipun puskesmas telah memiliki prosedur ANC sesuai dengan rekomendasi Gambar 2. Staff puskesmas mitra USAID Kinerja memetakan SOP dan capaian standar pelayanan kesehatan di puskesmas mereka. Halaman 63 Kementerian Kesehatan, prosedur ini belum menyebutkan waktu dan tarif layanan dengan jelas. 3. Penyusunan SOP baru dan perbaikan SOP yang sudah ada secara partisipatif. Penyusunan SOP ANC di Puskesmas Sungai Raya Kepulauan dilakukan secara partisipatif dan terbuka. SOP tidak hanya disusun oleh kepala puskesmas atau bidan koordinator tetapi juga melibatkan staff lainnya dan MSF agar seluruh staff puskesmas merasa ikut memiliki dan berkomitmen melaksanakan SOP dan masyarakat mengetahui tentang layanan yang berhak mereka terima. Selama proses penyusunan ini, puskesmas dan perwakilan masyarakat mendiskusikan judul SOP, tujuan, urutan kegiatan, lama waktu dan penanggungjawab layanan. Setelah SOP disepakati, prosedur tersebut disusun dan diujicoba di lapangan. Di Puskesmas Sungai Raya, SOP ANC mencakup beberapa standar dan alur layanan, yaitu Standar Layanan Antenatal Care 10T, Alur Layanan Antenatal Terpadu di Puskesmas, Alur Rujukan Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal, Protab Antenatal Care, Daftar Tarif, dan Waktu Tunggu Pelayanan. Semua prosedur tersebut disusun sebisa mungkin mengikuti standar nasional.

4. Penetapan dan sosialisasi SOP kepada seluruh staf. Seluruh staff