Cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak meningkat. Dampak lain Peningkatan Retribusi Puskesmas

persalinan, dan poster IMD dan ASI eksklusif sudah dibuat dan dipasang di Puskesmas.

d. Cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak meningkat. Dampak lain

penerapan mekanisme pengaduan di Puskesmas Babakan adalah lebih banyak ibu hamil dan keluarganya yang mencari pelayanan di Puskesmas Bubakan dan ibu bersalin dengan pertolongan tenaga kesehatan. Secara keseluruhan kunjungan pasien di Puskesmas Bubakan meningkat dari 19.569 pasien pada tahun 2013 menjadi menjadi 21.210 pasien pada tahun 2014, dan sampai bulan April 2015 menjadi 9.731 pasien. Peningkatan jumlah ibu yang melakukan pemeriksaaan kehamilan dan bersalin di Puskesmas Babakan ini terjadi setelah puskesmas melakukan inovasi pelayanan ante-natal sebagai respon terhadap pengaduan masyarakat. Inovasi yang dikemas dengan nama Hamil Pinter memberikan informasi kepada ibu bersalin tentang manfaat pemeriksaan 10T. Hasil lain yang juga dicapai dalam cakupan pelayanan KIA terkait antenatal care terpadu dengan 10T adalah sebagai berikut : • Kunjungan poli KIA meningkat, • ANC lebih berkualitas sehingga deteksi dini resiko tinggi lebih optimal, • Komplikasi kebidanan dapat terdeteksi lebih awal sehingga sistem rujukan lebih terencana ditunjukkan dengan jumlah kasus rujukan ke rumah sakit meningkat, • Ibu hamil dan keluarga menjadi lebih pinter karena setiap periksa mendapatkan konseling dan penyuluhan, • Ibu Hamil khususnya dan masyarakat umumnya semakin sadar pentingnya pemeriksaan kehamilan yang berkualitas sehingga meminta pemeriksaan kehamilan sesuai 10 T, • Memorandum of Understanding MoU atau Nota Kesepemahaman dengan radio lokal untuk talkshow interaktif seminggu sekali. Halaman 202 Gambar 3. Banner ANT terpadu dengan 10 T di Puskesmas Bubakan bahwa SETIAP IBU HAMI BERHAK MENDAPATKAN PELAYANAN 10T

e. Peningkatan Retribusi Puskesmas

Dampak lain yang dirasakan oleh Puskesmas Bubakan dengan perbaikan layanan ini adalah meningkatnya retribusi Puskesmas dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pada tahun 2013 peringkat Puskesmas di Kabupaten Pacitan berdasarkan capaian Pendapatan Asli Daerah PAD Puskesmas Pacitan berada di peringkat 24 56,5 , naik menjadi peringkat 3 pada tahun 2014 dengan pencapaian 227,6 dan pada tahun 2015 ini sampai dengan bulan April berada di peringkat 6 dengan pencapaian 75,7 . f. Peningkatan Peringkat Puskesmas Puskesmas Bubakan juga merasakan dampak dari kualitas perbaikan layanan ini yaitu jumlah kunjungan dan naiknya peringkat puskesmas dari peringkat 24 pada tahun 2013 menjadi peringkat 16 pada tahun 2014. Hal ini cukup membanggakan bagi Puskesmas Bubakan karena kerja keras yang sudah dilakukan selama ini cukup mendapatkan respon dari masyarakat. Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi terhadap program ini dilakukan bersama-sama antara Dinas Kesehatan, staf Puskesmas Bubakan dan MSF Kecamatan Tulakan. Secara internal, tim khusus pengaduan yang dibentuk puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi Halaman 203 secara berkala. Monitoring ini bertujuan melihat substansi dari pengaduan masyarakat yang didapatkan dari mekanisme pengaduan seperti kotak saran, kemudian dibahas dalam rapat khusus untuk mencari solusi atau penyelesaiannya. Monitoring dan evaluasi khusus dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh anggota MSF bersama staf Puskesmas. MSF melakukan pembuktian status atas setiap janji dan rekomendasi perbaikan pelayanan kesehatan. Monitoring ini dilaksanakan pada saat kunjungan Puskesmas – MSF mewakili masyarakat dan mengecek apakah tindakan perbaikan seperti dijanjikan sudah dilakukan atau belum. Status janji terpenuhi atau belum dicatat dalam formulir monitoring Janji Perbaikan Layanan, serta kegiatan yang sudah dilakukan dan rekomendasi untuk tindak lanjut kalau dibutuhkan. Hasil monitoring ini disampaikan kepada Kepala Puskesmas kalau ada janji yang belum terpenuhi, dan kepada Dinas Kesehatan kalau ada rekomendasi yang belum terpenuhi. Monitoring dan evaluasi juga dilakukan secara berkala dengan Gambar 5. Janji Perbaikan Layanan di Puskesmas Bubakan Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan juga melakukan monitoring dan evaluasi tahunan terhadap keberhasilan program perbaikan manajemen Puskesmas Bubakan untuk Halaman 204 menilai keberhasilan perbaikan manajemen untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi meningkatkan pemberian ASI Ekslusif, dan meningkatkan persalinan ditolong tenaga kesehatan. Tantangan yang dihadapi Pelaksanaan awal dari survei pengaduan di Puskesmas Bubakan mengalami kesulitan karena mendapatkan resistensi dari staf dan karyawan Puskesmas. Para staf dan karyawan beranggapan bahwa kritik dari masyarakat akan memberikan citra buruk terhadap Puskesmas Bubakan. Akan tetapi hal ini dapat diatasi setelah Kepala Puskesmas dan seluruh staf Puskesmas melakukan studi banding ke Puskesmas Sumberasih Kab Probolinggo yang berdampak pada pemahaman serta membuka kesadaran baru staf terkait perbaikan pelayanan puskesmas. Mereka memahami bahwa kritik dari masyarakat justru akan memberikan dampak positif kepada puskesmas apabila puskesmas dapat merespon dengan baik. Beliau menjelaskan bahwa kritik dan pengaduan sebenarnya bisa membantu puskesmas pusuntuk memperbaiki kualitas layanan dan fasilitasnya, karena mereka dapat lebih memahami kebutuhan dan keinginan masyarakat . Selain itu, masyarakat pada awalnya takut bahwa kritik yang mereka sampaikan akan membawa dampak buruk kepada mereka apabila mereka ingin mendapatkan layanan kesehatan di Puskesmas Bubakan. Namun persepsi yang sudah terlanjur berkembang di masyarakat tersebut mulai berubah pada saat Puskesmas Bubakan berhasil meyakinkan masyarakat bahwa Puskesmas Bubakan berkomitmen untuk terbuka dalam pengaduan masyarakat dan berkomitmen tidak akan berpengaruh pada masyarakat yang menggunakan jasa layanan kesehatan Puskesmas Bubakan. Tantangan lain adalah tidak pernah dilakukan survei pengaduan di Puskesmas Bubakan sebelumnya, dan tidak ada yang tahu bagaimana cara melakukannya. Ini diatasi melalui pelatihan dan pelatihan dari USAID Kinerja. Pemberian contoh dan hasil dampak survei pengaduan dari daerah lain juga membantu staf Puskesmas dan anggota MSF untuk melakukannya dan menyusun sebuah Janji Perbaikan Layanan. Halaman 205 Keberlanjutan dan peluang replikasi Peran serta masyarakat dalam program perbaikan manajemen Puskesmas Bubakan melalui peran MSF ini menunjukkan adanya potensi keberlanjutan yang cukup kuat. Adanya MSF mencerminkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dengan memberikan dukungan kepada Puskesmas Bubakan untuk dapat melaksanakan perbaikan manajemen. MSF ini sudah berada dan beraktivitas terus selama satu tahun, dan masih tertarik untuk melanjutkan gerakan dan kegiatannya. Dengan adanya dukungan dari masyarakat ini, diharapkan ada komitmen yang kuat bahwa perbaikan manajemen sebagaimana yang dilakukan oleh Puskesmas Bubakan dapat terus dilaksanakan. Perbaikan dan penyempurnaan mekanisme perbaikan manajemen puskesmas terkait perencanaan, pengalokasian anggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi akan selalu dibenahi lebih baik jikalau masyarakat maupun staf puskesmas terlibat secara aktif. Puskesmas Bubakan sudah menunjukkan komitmen mereka untuk melanjutkan kerjasama dengan MSF dan wakil masyarakat lain. Mekanisme pengaduan juga dapat membantu puskesmas meningkatkan pelayanan terpadu kesehatan Ibu dan Anak dan mampu mensinergikan para pemangku kepentingan di Kabupaten Pacitan dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan daerah. Kondisi ini menjadi contohan penting dalam memperluas program janji perbaikan layanan di seluruh kabupaten. Pada saat ini program Curhat Dong sedang direplikasikan di jaringan puskesmas pembantu dan poslindes di wilayah Puskesmas Babakan. Di samping itu Program Hamil Pinter dengan 10 T ini yang dikembangkan di Puskesmas Bubakan pada saat ini sedang direplikasikan di 3 Puskesmas lain di wilayah Kabupaten Pacitan dengan pembiayaan dari APBD. Hasil pembelajaran dan rekomendasi Hal penting yang dapat diambil sebagai hasil pembelajaran dari serangkaian perbaikan manajemen Puskesmas Bubakan adalah terjalinnya kesadaran bersama dari pemangku kepentingan atas permasalahan kesehatan dan sinergitas untuk mencari solusi pemecahan. Halaman 206 Dinas teknis telah mengalokasikan anggaran melalui kegiatan tahunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, dan MSF melakukan kegiatan-kegiatan terkait dengan perbaikan manajemen Puskesmas yang sesuai dengan kompetensi MSF. Beberapa hasil pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan inisiatif ini adalah sebagai berikut: • telah disusun dan diberlakukannya Standar Operasional dan Prosedur SOP manajemen pelayanan puskesmas yang terkait dengan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak KIA di Puskesmas Bubakan, yang merupakan penerapan dari kartu kendalikontrol, • telah disusun dan diberlakukannya Standar Operasional dan Prosedur SOP khusus manajemen pelayanan terkait bayi yaitu SOP: Balita Sakit dan Bayi Muda Bayi Baru Lahir sampai usia 2 bulan bahkan sudah dilakukan monitoring evaluasi oleh Multi Stakeholder Forum MSF, • publikasi seputar pelayanan Puskesmas kepada klien melalui kartu antrian yang dirupakan dalam bentuk leaflet. Publikasi melalui cara ini dinilai cukup efektif dan bermanfaat untuk memberikan informasi terkait pelayanan puskesmas serta informasi lain tentang Kesehatan, • telah dilaksanakannya survey pengaduan yang diharapkan dapat menjadi jembatan dalam akses keterbukaan dan merupakan masukan yang sebenarnya atau input real untuk perbaikan manajemen dalam rangka peningkatkan pelayanan Puskesmas, • Puskesmas Bubakan juga telah melarang adanya Susu Formula di Faskes dan Bidan hal ini juga berdampak meningkatnya pemberian Air Susu Ibu ASI. • Manager on Duty yang bertugas untuk mengawasi kegiatan Puskesmas dan melaporkannya kepada Kepala Puskesmas ternyata cukup efektif untuk secara cepat dan tepat menanggapi keluhan pasien, • peningkatan kapasitas tim puskesmas ternyata mampu membangun kebersamaan dan komitmen seluruh Tim untuk memberikan pelayanan terbaik, • puskesmas berhasil mengubah perilaku masyarakat dalam hal kepedulian terhadap KIA, Halaman 207 • inovasi Hamil Pinter Puskesmas Bubakan telah mampu mendeteksi risiko komplikasi kebidanan yang muncul sehingga bisa dilakukan penatalaksanaan sesuai kasus yang ditemukan serta dapat dilakukan rujukan terencana, • kerjasama seluruh pemangku kepentingan memudahkan pelaksanaan, meringankan beban tanggung jawab, dan menjaga kesinambungan program. Gambar 6. YIIIIIIIHHHHHHHHHAAAAAA.........KAMI BISA Motto yang diteriakkan oleh Kepala UPT dan Staf Puskesmas Bubakan untuk menjaga semangat agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik Halaman 208 Informasi kontak dr. Rini Endrawati Kepala UPT Puskesmas Bubakan – Kabupaten Pacitan Jalan Raya Tulakan, Desa Tegalombo – Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan email: drriniabkarniendraymail.com Halaman 209 Program kesehatan USAID Kinerja bekerjasama dengan pemerintah daerah dan puskesmas meningkatkan pelayanan kesehatan di tiga sektor: Persalinan Aman, ASI Eksklusif dan Inisasi Menyusui Dini, serta Manajemen Puskesmas. Kerjasama Masyarakat dan Puskesmas Tingkatkan Mutu Manajemen dan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Yosowilangun Kerjasama Masyarakat dan Puskesmas Tingkatkan Mutu Manajemen dan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Yosowilangun Situasi sebelum program dilakukan Puskesmas Yosowilangun meripakan salah satu fasilitas kesehatan di Kabupaten Lumajang yang melayani pemeriksaan dan pengobatan bagi penduduk di 12 desa di wilayah puskemas. Setiap tahun, puskesmas ini melayani sekitar 1.000 ibu hamil. Meskipun termasuk salah satu puskesmas yang sibuk, masyarakat menganggap bahwa pelayanan dan fasilitas di Puskesmas Yosowilangun tidak memuaskan. Lingkungan kumuh dan kotor, pelayanan yang tidak ramah, antrian yang panjang dan petugas sering terlambat merupakan empat masalah yang paling sering dikeluhkan oleh masyarakat. Selain itu, manajemen pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas ini belum terstandar sesuai dengan standar prosedur operasional SOP. Hal ini menyebabkan kasus kematian ibu dan bayi masih terus terjadi pada tahun 2011 – 2014. Disamping itu, penjualan dan promosi susu formula juga masih ditemukan di puskemas ini. Meskipun masyarakat banyak mengeluh tentang pelayanan kesehatan di Puskesmas Yosowilangun, mereka tidak dapat mengadu secara formal karena tidak ada mekanisme pengaduan yang resmi. Petugas puskesmas kurang berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Mereka tidak pernah melibatkan masyarakat dalam program kesehatan puskesmas sehingga pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Namun, situasi ini berubah sejak surat kabar memberitakan buruknya kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Yosowilangun. Pada akhir Desember 2014, para petugas puskesmas dan masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Peduli Kesehatan KMPK sepakat bekerjasama meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Yosowilangun. Sejak saat itu puskesmas melibatkan KMPK untuk memberikan masukan terhadap perbaikan manajemen puskesmas, termasuk Halaman 210 melakukan advokasi kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan program kesehatan ibu dan anak. LAYANAN BURUK PUSKESMAS YOSOWILANGUN, LUMAJANG MENUAI KOMPLAIN REPORTER : YUNAN NOERW - 26 DESEMBER 2013. - DIBACA: 1008 KALI Lu m a ja n g w a rta je m be r.c o m - Dian ggap kuran g m em perhatikan pada pasien yan g rawat in ap, Puskesm as Yosowilan gun , Kabupaten Lumajan g, Kam is siang 26 12 13, m en uai kom plain dari keluarga pasien . Bagaim an a tidak, ham pir 24 jam sejak kedatan gan pasien rawat in ap di puskesmas tersebut, pasien masih belum m en dapat pem eriksaan atau diagn ose dokter, atas sakit yan g dideritan ya. Seperti dituturkan oleh J aenuri, warga Desa Kraton , Kecam atan Yosowilan gun , Kabupaten Lumajan g, dirin ya akhirn ya m em bawa istrin ya yan g tiba-tiba panas badan tin ggi disertai m ual dan mun tah-mun tah, ke Puskesm as Yosowilan gun . “Khawatir den gan kon disi istri saya yan g tiba-tiba pan as badan tin ggi, m ual dan mun tah-m un tah, lan gsun g saya bawa ke sin i puskesmas, red,” kata J aenuri, di Puskesmas Yosowilan gun , Kam is sian g, 26 12. Tan pa m en yebutkan sakit apa yan g diderita istrin ya, kata J aenuri, petugas puskesmas m en yaran kan agar istrin ya m enjalan i rawat inap. “Dilihat dari kon disin ya, istri bapak harus m en jalan i rawat inap di sini puskesm as, red,” kata J aen uri, m enirukan pen yam paian petugas puskesm as pada waktu itu. J aenuri m en gaku sudah berusaha bertan ya sakit apa yan g diderita istrin ya. Berdalih itu kewen an gan dokter, dan pem eriksaan dokter, m en urut petugas baru akan dilakukan besuknya. Pada keesokan harin ya hari ini, red, hin gga sekitar pukul 11.0 0 WIB, m asih belum ada dokter yan g m em eriksa sakit istrin ya. Nam un dikatakan oleh J aenuri, selam a itu istrin ya sudah diberi sun tikan dan diharus m en gkonsum si sejum lah obat oleh petugas puskesmas. “Kalau belum diketahui sakitn ya, terus obat apa yan g disun tikkan ke istri saya,” tan ya J aenuri den gan keluguann ya sebagai m asyarakat awam yan g tidak paham m edis, karena m em an g tidak men dapat penjelasan detail dari petugas puskesmas. Kegelisahan J aenuri akhirn ya mem bawan ya pada kom plain ke pihak puskesmas. Dari kon disi dan situasi yan g berhasil diketahui wartawan , kom plain yan g sama, yan g terpicu dari perm asalahan yan g juga sam a, dilakukan oleh seoran g an ggota TNI yan g sedan g m embesuk kepon akann ya rawat inap di puskesmas sian g tadi. “J adi sam pai saat in i dan sesian g in i masih belum m en dapat pem eriksaan dokter?,” kata san g TNI sam bil n yelonon g keluar m enuju kan tor pelayanan puskesmas. Sem en tara J aenuri kembali ‘n gedum el’. “Apakah selam a belum m en dapat pem eriksaan dokter, biaya rawat in apn ya digratiskan ?,” kembali J aenuri bertan ya. Non ot, yan g m en gaku sebagai perawat di Puskesm as Yosowilan gun m en gatakan , diagn ose dokter pada dua pasien tersebut m em an g belum dilakukan . “dr Eta dan dr Rini belum datan g Mas,” kata Non ot, ketika ditem ui wartawan . Men gapa sesian g in i, hin gga pukul 11.0 0 WIB, baik dr Eta, dr Rin i juga dr Cahyo selaku Kepala Puskesm as Yosowilan gun juga belum datan g?. Spon tan Nonot m en gatakan jika dokter di Puskesm as Yosowilan gun sedan g liburan . Bukan kah hari libur terkait perayaan Natal itu sudah kem arin? Serta m erta Non ot m en gatakan jika dokter sedan g cuti. “Kalau hari in i sedang cutinya Mas,” teran g Non ot kian m em bin gun gkan . Sem en tara dr Bun taran , Kepala Din kes Kabupaten Lum ajan g, dikon firm asi m elalui selulern ya, terkait kom plain keluarga pasien atas lem ahn ya pelayanan Puskesm as Yosowilan gun m enjelaskan, m em an g dokter jaga tidak harus 24 jam berada di puskesmas. Namun tidak berarti harus baren g-baren g tidak berada di puskesm as, cuti, red. H al tersebut, akan m en jadikan catatan tersen diri baginya, karen a dalam waktu yan g selam a itu, pasien m asih belum m en dapat pem eriksaan yan g m engarah pada diagn ose. Lebih jauh Bun taran m en yaran kan pada wartawan un tuk kon firm asi lan gsun g kepada kepala puskesmas. “Lan gsun g kon firm asi ke kepala puskesmas saja Mas. Saya akan m elakukan tin dakan secara kedin asan ,” teran g Bun taran . Nam un , hin gga berita ini di On line kan , beberapa kali dihubun gi, nom or H P 0 8 523654xxx m ilik dr Cahyo kepala Puskesm as Yosowilan gun selalu tidak dian gkat. Bahkan , SMS wartawan pun tidak berbala

s. yn