Sosialisasi SOP rutin. Kepala puskesmas perlu mensosialisaikan SOP ANC

Layanan ANC, Alur Rujukan Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal, dan Waktu Tunggu Pelayanan ANC dipasang di pintu Ruang KIA; Protab Antenatal Care dari Kemenkes dipasang di dalam Ruang KIA; dan sebuah daftar tarif dibuat untuk setiap jenis pelayanan tersedia di Puskesmas Sungai Raya dan diadakan standing banner di ruang tunggu. Langkah-langkah ini memberikan kesempatan paling besar kepada ibu hamil dan keluarganya untuk membaca dan memahami pelayanan ANC yang seharusnya diberikan di Puskesmas tersebut. 7. Penetapan, sosialisasi dan pemasangan SOP di seluruh wilayah pembinaan Puskesmas. Setelah SOP ANC diujicoba dan ditetapkan, prosedur tersebut disosialisasikan dan dipasang di Puskesmas Sungai Raya Kepulauan dan semua fasilitas puskesmas pembantu, polindes, poskesdes dan posyandu di wilayah puskesmas. Hal ini dilakukan agar kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak sama di semua fasilitas kesehatan. Selain informasi tentang prosedur ANC, daftar tarif dan alur rujukan juga dipasang di semua fasiltas kesehatan agar ibu hamil dan keluarganya lebih memahami biaya pelayanan dan prosedur rujukan jika ibu mengalami persoalan medis.

8. Sosialisasi SOP rutin. Kepala puskesmas perlu mensosialisaikan SOP ANC

kepada staff puskesmas dan para staff meneruskannya kepada masyarakat. Sosialisasi ini perlu dilakukan secara rutin para staff kesehatan terkait dapat terus mengingat proses dan langkah prosedur. 9. Penyusunan dan pelaksanaan kartu kontrol ANC untuk monitoring pelaksanaan SOP. Tujuan utama pembuatan kartu kontrol ini adalah untuk memonitor pelaksanaan SOP ANC. Puskesmas Sungai Raya Kepulauan adalah puskesmas pertama yang menyusun dan melaksanakan kartu kontrol ANC ini. Setiap ibu hamil yang diperiksa diberikan sebuah kartu kontrol yang berisi kolom 14 jenis pelayanan KIA yang seharusnya mereka terima. Tiap kotak di kolom tersebut harus diberikan centang jika pelayanan tertentu diberikan kepada ibu hamil. Misal, jika ibu hamil diberikan tablet zat besi, kotak di samping pelayanan pemberian zat besi harus dicentang. Halaman 65 Anggaran yang diperlukan Anggaran yang diperlukan untuk menyusun dan menetapkan SOP ANC di seluruh kecamatan Sungai Raya Kepulauan sangat kecil. Puskesmas Sungai Raya Kepulauan hanya mengeluarkan biaya percetakan menggunakan dana BOK. Alur layanan dan waktu tunggu dicetak memakai kertas biasa dan ditempelkan di tembok dan pintu Ruang KIA, sedangkan poster 10T dan prosedur KIA dicetak berwarna agar lebih menarik; dan daftar tarif untuk semua biaya pelayanan di Puskesmas dicetak dalam bentuk standing banner. Kontrol ANC juga dicetak memakai kertas biasa dan difotocopy 500 lembar agar cukup bagi semua ibu hamil di kecamatan Sungai Kepulauan Raya selama satu tahun. Hasil dan dampak program Dampak terbesar penyusunan dan penetapan SOP ANC adalah kualtas pelayanan KIA di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan lebih merata. Para ibu dapat menerima Gambar 3. Contoh kartu kontrol yang diunakan di salah satu puskesmas mitra USAID Kinerja. Halaman 66 pelayanan KIA dengan kualitas yang sama di seluruh fasilitas kesehatan di wilayah ini karena semua tenaga dan fasilitas kesehatan ini sudah memiliki SOP sudah jelas dan tidak meragukan. Hasil ini luar biasa, karena pelayanan KIA di daerah lain sering berbeda dari satu fasilitas ke satu fasilitas lain. Selain itu keluhan pasien tentang biaya dan waktu tunggu sudah berkurang karena mereka dapat membacanya di alur pelayanan yang terpasang di fasilitas kesehatan. SOP ANC juga berpengaruh terhadap cakupan pelayanan KIA. Setelah standar dan alur pelayanan KIA dipasang di fasilitas kesehatan, lebih banyak ibu hamil yang memeriksakan kehamilan dan bersalin di fasilitas kesehatan karena mereka sekarang lebih percaya kepada tenaga kesehatan. Para ibu hamil juga lebih memahami pelayanan apa mereka harus diberikan pada saat pemeriksaan karena informasinya sudah dipasang di Ruang KIA. Berikut adalah cakupan ibu yang memeriksakan kehamilan dan bersalin dengan tenaga kesehatan dan di fasilitas kesehatan tahun 2012 dan 2013: Cakupan pelayanan KIA untuk Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, KabupatenBengkayang, 2012- 2013 Persalinan ditolong tenaga kesehatan Persalin an ditolong dukun Persalinan di fasilitas kesehatan Persalinan di rumah Inisiasi Menyusu Dini ASI Eksklusif Kematian Bayi 2012 338 29 224 143 208 77 14 2013 418 24 340 102 451 87 8 Dampak lain program SOP ANC adalah peningkatan cakupan inisiasi menyusui dini IMD. SOP ini mewajibkan semua bidan melakukan temu wicara dengan para ibu hamil ketika untuk membicarakan masalah tentang KIA termasuk IMD dan ASI eksklusif. Sejak temu wicara dilaksanakan, lebih banyak ibu paska-salin sadar dan melakukan IMD dan ASI eksklusif. Melihat capaian ini,Puskesmas Sungai Raya Kepulauan Halaman 67 memutuskan untuk membuat SOP IMD agar kualitas program IMD dapat terjaga dengan baik. Kartu kontrol juga meningkatkan rasa percaya diri para bidan, terutama bidan yang baru lulus atau kurang berpengalaman, untuk memberikan pelayanan tertentu kepada ibu hamil dan menjelaskannya kepada pasien saat diperiksa. Monitoring dan evaluasi Pelaksanaan SOP dan standar layanan ANC di Puskesmas Sungai Raya dimonitor melalui kartu kontrol yang dilaksanakan sejak tahun 2014. Kartu ini membantu ibu hamil dan keluarganya ikut memonitor pelaksanaan SOP dengan melihat jenis layanan KIA yang harus mereka terima. Setiap ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan mendapat sebuah kartu kontrol. Kartu ini harus diisi oleh bidan yang memeriksa sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Kemudian, kartu tersebut dipotong dua – satu dipegang ibu, dan satu dimasukkan ke dalam kotak saran oleh ibu setelah dia menulis saran. Melalui kartu kontrol dan kotak saran, Puskesmas Sungai Raya Kepulauan mempunyai catatan tentang jenis pelayanan KIA yang diberikan kepada pasiennya. Kemudian, catatan ini dianalisa oleh staf puskesmas dan kelompok masyarakat yang peduli kesehatan untuk mengetahui apakah ada pelayanan yang seharusnya diberikan tapi tidak pernah diberikan. Misal,jika kartu kontrol menunjukkan bahwa ibu hamil tidak pernah diberikan tablet zat besi, puskesmas dapat menganalisa penyebab ibu tidak mendapat zat besi: apakah karena bidan kurang paham pentingnya zat besi; apakah karena ibu hamil menolaknya; atau apakah tidak ada cukup stok zat besi di Puskesmas. Setelah menemukan permasalahannya, puskesmas dan masyarakat dapat mencari solusinya. Kepatuhan bidan di wilayah Puskesmas Sungai Raya terhadap SOP dan standar layanan ANC juga diawasi oleh Kepala Puskesmas. Beliau bertanggungjawab untuk Halaman 68 memastikan semua stafnya memahami dan mengikuti SOP dan standar agar mutu pelayanan KIA di seluruh fasilitas kesehatan di wilayah puskesmas terjamin. Tantangan yang dihadapi Secara umum, staff Puskesmas Sungai Raya Kepulauan dan semua puskesmas mitra Kinerja memiliki pengetahuan dan pengalaman yang kurang tentang manfaat dan tujuan SOP, cara penulisan dan evaluasinya. Meskipun SOP bukan hal yang baru, masih banyak Puskesmas belum menyusun dan menerapkan semua SOP yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memadai. Tantangan ini diatasi melalui bantuan USAID Kinerja kepada puskesmas mitra. Pendampingan yang dilakukan selama kurang lebih satu tahun ini diawali dengan pelatihan penyusunan SOP hingga penyusunan serta monitoring dan evaluasi SOP. Tantangan lain adalah kurangnya pemahaman staff puskesmas tentang SOP medisteknis dan SOP layanan non-teknis. SOP medis adalah langkah-langkah proses medis dalam pemeriksaan pasien, sedangkan SOP layanan adalah langkah-langkah non-medis dalam pelayanan yang diterjemahkan dalam pengertian awam, administrasi dan pemberian informasi kepada pasien. Misal SOP Persalinan adalah SOP medis, dan SOP Pengelolaan Pengaduan adalah SOP layanan. Pada awalnya, beberapa puskesmas mitra USAID Kinerja belum memahami perbedaan ini. Namun setelah mendapat pelatihan dan pendampingan SOP, tenaga kesehatan dan staff lain di puskesmas lebih memahami perbedaan SOP teknis dan SOP layanan. Transparansi juga menjadi salah satu tantangan yang ditemukan di puskesmas. SOP non medis yang telah disusun sering disimpan dalam laci meja dan tidak pernah dipasang di tembok. Oleh karena itu, staff puskesmas perlu memahami bahwa keterbukaan dan transparansi informasi akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan. Pemahaman ini perlu dibangun sejak proses penyusunan SOP. Halaman 69 Keberlanjutan dan peluang replikasi SOP ANC yang ditetapkan di Puskesmas Sungai Raya Kepulauan, dapat berkelanjutan jika ada pengawasan dan penilaian rutin. Kedua kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh kepala puskesmas dan tenaga kesehatan lain, tapi juga oleh masayarakat. Semua pemberi dan pengguna layanan wajib menjadi pengawas SOP ANC agar standar layanan terjamin. Jika masyarakat melihat tenaga kesehatan tidak mengikuti SOP atau standar, mereka harus melaporkannya kepada kepala puskesmas atau bidan koordinator agar mereka dapat meningkatkan perilaku dan kemampuan tenaga kesehatan yang bersangkutan. Kepala Puskesmas bertanggungjawab untuk memastikan kualitas pelayanan terjaga dengan baik dan mengambil tindakan perbaikan agar pasien dapat menerima pelayanan terbaik. Oleh karena itu, SOP harus dianggap sebagai ‘dokumen hidup’, yaitu dokumen yang dapat diubah dan diperbaiki sesuai kebutuhan, saran, dan hasil monitoring dan evaluasi. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan SOP karena prosedur ini juga perlu disesuaikan dengan perbaikan instrument atau saran medis baru dari Kementerian Kesehatan. Dinas kesehatan Kabupaten Bengkayang berencana menyebarluaskan program SOP ANC ini ke semua puskemas. Dinas akan meminta masukan dari puskesmas yang telah memiliki SOP ANC untuk mengajukan anggaran 2015. Puskesmas yang sudah merasakan manfaat SOP ANC harus dapat menginspirasi dan menjadi fasilitator untuk Puskesmas lain. Program SOP ANC dapat direplikasi di puskesmas di seluruh Indonesia untuk menjamin mutu pelayanan pemeriksaan kehamilan. Dinas kesehatan dapat mengambil inisiatif menyusun SOP ANC atau puskesmas dapat menyusun SOP sendiri. Tetapi, pemerataan pelayanan KIA akan lebih cepat dan efektif kalau didukung oleh dinas kesehatan setempat. Seperti yang telah disebutkan di bagian 1.4 di atas, pelaksanaan SOP ANC dan kartu kontrol hanya perlu biaya percetakan. Hal ini menunjukkan bahwa semua puskesmas mampu menyusun SOP dan menjamin kualitas layanan KIA. Jika pengawasan terhadap pelaksanaan SOP ANC berjalan baik dan prosedur tersebut disosialisasikan secara rutin, kualitas pelayanan KIA akan terjamin. Halaman 70 Gambar 4. SOP perlu terus diperbaharui. Hasil pembelajaran dan rekomendasi Puskesmas Sungai Raya Kepulauan sudah dikenalkan oleh Kepala Dinas Kesehatan kepada Puskesmas lain sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang berinovasi dan bekerja keras untuk meningkatkan mutu pelayanan KIA. Tiga puskesmas mitra USAID Kinerja di Kabupaten Bengkayang – Puskesmas Sungai Raya Kepulaian, Puskesmas Bengkayang, dan Puskesmas Seluas – akan dijadikan puskesmas percontohan oleh dinas kesehatan karena telah melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas layanannya melalui SOP ANC dan kartu kontrol. SOP ANC sangat direkomendasikan untuk dilaksanakan di semua fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia. Meskipun banyak tenaga kesehatan sudah bekerja keras memberikan pelayanan KIA terbaik kepada ibu hamil dan bersalin, upaya mereka akan lebih kuat dan lebih efektif jika didukung dengan adanya prosedur standar resmi dan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan prosedur tersebut . SOP ANC dapat disusun oleh puskesmas secara mandiri atau bersama dengan dinas kesehatan – seperti yang dilakukan semua puskesmas di kabupaten Simulue, Provinsi Aceh. Penyusunan SOP ini harus mengacu pada standar nasional. SOP ANC, standar layanan, dan alat monitoring seperti kartu kontrol ANC sangat membantu upaya pencapaian tujuan kesehatan nasional. Pelaksanaan prosedur ini dapat mendukung pemerataan dan meningkatkan transparansi pelayanan kesehatan. Masyarakat terutama para ibu menjadi lebih percaya kepada tenaga kesehatan untuk memeriksa kehamilan dan meminta bantuannya untuk bersalin. Untuk itu, dinas Halaman 71 kesehatan direkomendasikan untuk menyusun dan menerapkan SOP ANC dan standar layanan terkait di semua fasilitas kesehatan. Dengan SOP ANC dan standar layanan, ibu dan bayi Indonesia akan menerima pelayanan yang baik dan sesuai di seluruh negara. Informasi kontak Mahlil Ruby Health Specialist, KINERJA-USAID email: mrubykinerja.or.id drmahlilhotmail.com Halaman 72 Program kesehatan USAID Kinerja bekerjasama dengan pemerintah daerah dan puskesmas meningkatkan pelayanan kesehatan di tiga sektor: Persalinan Aman, ASI Eksklusif dan Inisasi Menyusui Dini, serta Manajemen Puskesmas. Kantong Persalinan: Inovasi Sistem Informasi Ibu Hamil dan Bersalin Kantong Persalinan: Inovasi Sistem Informasi Ibu Hamil dan Bersalin Situasi sebelum program dilakukan Kantung persalinan bukan hal yang baru di Indonesia. Alat ini mulai diperkenalkan pada awal tahun 1990 sebagai salah satu upaya mengurangi komplikasi kehamilan yang dapat berdampak pada kematian ibu dan bayi. Namun, banyak Puskesmas kurang menggunakan informasi dari kantung persalinan ini dan mengabaikannya. Berikut adalah situasi umum kantung persalinan saat ini:

1. Kantung persalinan tidak informatif. Informasi yang ada di kantung persalinan