Peningkatan Prestasi Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Peserta

meningkat, motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jerman lebih meningkat, kosakata yang dikuasai peserta didik bertambah, dan keberanian dalam mengemukakan pendapat peserta didik juga bertambah. Peneliti dan guru meninjau kembali hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah siklus I dan II, bahwa hasil yang lebih baik merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam penelitian ini. Perubahan sekecil apapun yang dialami peserta didik haruslah tetap dihargai dan diperhitungkan. Terlepas dari kelebihan penggunaan metode Cooperative Script yang diungkapkan peserta didik melalui angket dan wawancara, metode ini tentu memiliki kekurangan yang dirasakan oleh peserta didik. Penerapan metode Cooperative Script membutuhkan bimbingan dari guru saat pegantian peran yang semula pembicara menjadi pendengar dan sebaliknya. Pada penerapan awal, baik guru maupun peserta didik masih mengalami kesulitan menggunakan metode Cooperative Script karena metode ini masih sangat baru bagi guru maupun peserta didik. Namun setelah pengenalan pada pertemuan pertama, guru sudah dapat menggunakan metode Cooperative Script dan semakin lancar menerapkan metode ini di kelas. peserta didik yang awalnya pasif cenderung tergugah untuk lebih bersemangat saat berperan sebagai pembicara kemudian menjadi pendengar dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Meskipun pada saat penyusunan kalimat dala meringkas bacaan peserta didik mengalami kesulitan, namun guru dengan sabar membantu peserta didik dalam menemukan kosakata yang cocok dan memberikan latihan menjawab pertanyaan sesuai teks sebagai bentuk pancingan membaca kepada peserta didik. Hasil yang diperoleh yaitu dari prestasi keterampilan membaca bahasa Jerman maupun motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran telah mencapai indikator sesuai yang diharapkan, maka guru dan peneliti memutuskan untuk tidak meneruskan ke siklus berikutnya.

C. Tolak Ukur Keberhasilan

Tolak ukur keberhasilan pada penelitian ini ada dua, yaitu keberhasilan produk dan keberhasilan proses. Keberhasilan proses menitikberatkan pada motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran dan keberhasilan produk menitikberatkan pada pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman 1 Keberhasilan Proses Tolak ukur keberhasilan proses penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran. Frekuensi motivasi belajar peserta didik meningkat dalam minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajar, semangat peserta didik untuk melakukan tugas bela, serta rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas. Adapun peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sebelum diberi tindakan hingga siklus II adalah sebesar 16,61 . 2 Keberhasilan Produk Tolak ukur keberhasilan produk ditunjukkan dengan adanya peningkatan prestasi belajar keterampilan membaca pada setiap siklusnya. Hasil evaluasi keterampilan membaca peserta didik pada siklus II lebih memuaskan dibandingkan hasil evaluasi keterampilan membaca pada siklus I. Adapaun peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sebelum diberi tindakan hingga siklus II adalah sebesar 22,14.

D. Tanggung Jawab Guru

Penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Klaten melalui Metode Cooperative Learning Tipe Cooperative Script” telah dilaksanakan dalam dua siklus. Adapun kekurangan-kekurangan dan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini, maka sudah sepantasnya menjadi tanggung jawab guru bersangkutan. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan guru dapat mempertimbangkann untuk melanjutkan dan memperbaiki metode Cooperative Script supaya lebih variatif, untuk selanjutnya dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Jerman di XI IPS 3 SMA Negeri 2 Klaten.

E. Keterbatasan Peneliti

Keterbatasan peneliti dalam upaya peningkatan keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik kelas XI IPS 3 dengan metode Cooperative Script yaitu sebagai berikut. 1. Peneliti merupakan peneliti pemula, sehingga penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. 2. Masalah yang dibahas masih terlalu global sehingga pada tahapan pelaksanaan tindakan belum begitu sempurna dalam mendeskripsikan masalah. 3. Mundurnya jadwal pelaksanaan tindakan karena penyelenggaraan UN bagi peserta didik kelas XII sehingga peserta didik kelas X dan XI harus belajar di rumah dan membuat pelaksanaan tindakan menjadi mundur satu minggu. Selain itu mundurnya pelaksanaan tindakan penelitian dikarenakan persiapan ulang tahun yang memakan waktu kurang lebih 2 minggu. 4. Keterbatasan waktu yang digunakan dalam penggunaan metode ini pada pembelajaran bahasa Jerman. 5. Keterbatasan waktu guru dikarenakan beliau juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah bagian kesiswaan. 6. Terdapat kelemahan peneliti dalam mentranskip wawancara dikarenakan suara rekaman yang kurang jelas. 7. Keterbatasan media elektronik untuk mendokumentasikan semua kegiatan belajar di kelas.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pembahasan, keberhasilan dalam penelitian ini diukur oleh dua hal yakni keberhasilan proses dan keberhasilan produk. Keberhasilan proses dapat dilihat dari perkembangan proses perubahan, baik itu perubahan sikap dan keaktifan maupun perubahan perilaku peserta didik terhadap pembelajaran ketrampilan menulis bahasa Jerman. Keberhasilan produk dapat dilihat dengan cara membandingkan hasil pembelajaran yang dicapai sebelum dan sesudah tindakan dilakukan. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Keberhasilan Proses Dengan diterapkannya metode Cooperative Learning tipe Cooperative Script, motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran bahasa Jerman mengalami peningkatan. Peningkatan motivasi belajar peserta didik dapat dilihat dari beberapa hal yaitu, 1 minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran, 2 semangat peserta didik untuk melakukan tugas belajar yang diberikan guru, dan 3 rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas. Peningkatan motivasi peserta didik selalu meningkat dari sebelum diberi tindakan hingga siklus II, meskipun peningkatan masing masing indikator tidak konstan. Adapun peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sebelum diberi tindakan hingga siklus II adalah sebesar 16,61

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 3 BANTUL.

2 4 241

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI MEDIA KOMIK.

3 8 368

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI TEKNIK PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE).

5 28 357

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR.

3 11 244

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 1 IMOGIRI BANTUL MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION.

13 48 411

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Permainan Bahasa Bildgeschichte.

3 7 388

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK SLEMAN.

0 4 281

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA N 2 WONOSARI GUNUNGKIDUL MELALUI MULTIMEDIA PREZI.

2 6 448

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN2 PURWOREJO MELALUI METODE PQ4R.

3 12 383

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL MELALUI METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE.

2 5 399