2. Keberhasilan Produk Dengan diterapkannya metode Cooperative Learning tipe Cooperative
Script, prestasi ketrampilan membaca bahasa Jerman peserta didik mengalami peningkatan. Peningkatan prestasi ketrampilan membaca peserta dapat dilihat
dari mulai membaiknya ketrampilan membaca mereka. Sebelum diberikan tindakan rata rata skor ketrampilan menulis yang diperoleh peserta didik kelas XI
Bahasa adalah 18,28, setelah diberikan tindakan pada siklus I mencapai 23,15 dan setelah diberikan tindakan pada siklus II nilai rata rata mencapai 26,03 jadi
peningkatan nilai rata rata sebelum diberikan tindakan hingga siklus II adalah sebesar 22,14. Selain itu peserta didik sudah banyak mengalami kemajuan.
Dengan penggunaan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Script, peserta didik dapat terlatih berpikir kritis dalam menganalisis teks bacaan. Hal
tersebut membuat mereka lebih mudah untuk bekerjasama dalam kelompok diskusi dan percaya diri untuk mengemukakan pendapat di depan kelas.
B. Implikasi
Pelaksanaan tindakan dengan menggunakan metode Cooperative Learning tipe Cooperative Script pada pembelajaran ketrampilan
membaca bahasa Jerman terbukti dapat meningkatkan tingkat motivasi belajar bahasa Jerman peserta didik dan prestasi ketrampilan membaca
bahasa Jerman peserta didik, serta kreatifitas serta pemikiran kritis dari peserta didik dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jerman. Langkah –
langkah metode Cooperative Script adalah sebagai berikut. 1 Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok berpasangan. 2 Guru membagi teks
bacaan untuk dibaca dan dibuat ringkasannya. 3 Peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara the recaller dan siapa yang berperan
sebagai pendengar the listener. 4 Pembicara the recaller membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok ke dalam
ringkasannya. Selama proses pembacaan, pendengar the listener harus menyimak dan menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap, membatu
mengingat dan menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkannya dengan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. 5 Peserta didik bertukar peran,
yang semula menjadi pembicara the recaller ditukar menjadi pendengar the listener, begitu pula sebaliknya. 6 Guru dan peserta didik melakukan kembali
kegiatan seperti di atas. 7 Guru dan peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan materi pelajaran. 8
Penutup atau evaluasi. Kelebihan metode Cooperative Script antara lain 1 dapat menumbuhkan
ide-ide atau gagasan baru, daya berpikir kritis, serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang diyakini benar, 2
mengajarkan peserta didik untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain, dan
belajar dari peserta didik lain, 3 mendorong peserta didik untuk berlatih memcahkan masalah dengan mengungkapkan idenya secara verbal dan
membandingkan ide peserta didik dengan ide temannya, 4 membantu peserta didik belajar menghormati peserta didik yang pandai dan yang kurang pandai
serta menerima perbedaan yang ada, 5 memotivasi peserta didik yang kurang pandai agar mampu mengungkapkan pemikirannya, 6 memudahkan peserta
didik berdiskusi dan melakukan interaksi sosial, dan 7 Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
Meskipun demikian metode ini juga memiliki kelemahan, yaitu 1 ketakutan beberapa peserta didik untuk mengeluarkan ide karena akan dinilai oleh
teman dalam kelompoknya, 2 ketidakmampuan semua peserta didik untuk menerapkan metode ini, sehingga banyak waktu yang akan tersita untuk
menjelaskan mengenai model pembelajaran ini, 3 keharusan guru untuk melaporkan setiap penampilan peserta didik dan tiap tugas peserta didik untuk
menghitung hasil prestasi kelompok, dan ini bukan tugas yang sebentar, 4 kesulitan membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerja sama dengan baik,
dan 5 kesulitan menilai peserta didik sebagai individu karena mereka berada dalam kelompok.
Penerapan tindakan dalam setiap siklus telah memberikan pengaruh yang positif, baik dari sisi kualitatif maupun kuantitatif. Sisi peningkatan kualitatif
dapat ditunjukan dengan adanya ketertarikan dan keterlibatan peserta didik yang tinggi dalam proses pembelajaran serta peningkatan kemampuan peserta didik
dalam membaca berbahasa Jerman. Peningkatan kualitatif bisa disesuaikan dengan peningkatan proses. Peningkatan proses merupakan salah satu hal yang
penting selain peningkatan secara kuantitatif atau nilai. Peningakatan dari sisi kuantitatif dapat ditunjukan dengan dengan adanya nilai rata-rata peserta didik
yang relatif tinggi pada tes evaluasi pada setiap akhir siklus. Dengan demikian hal