Penelitian Eksploratif Kualitatif HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Penelitian Eksploratif Kualitatif

Penelitian dilaksanakan dengan 2 tahapan yaitu eksploratif kualitatif dan kuantitatif konfirmatif. Tahap kesatu eksploratif kualitatif mengindentifikasi konstruk dan variabel kepemimpinan di RSU H. Adam Malik dan RSU Dr. Djasamen Saragih di Pematang Siantar, pada tahap ini dilaksanakan wawancara yang mendalam dan observasi sehingga didapatkanlah sebuah model konstruk kepemimpinan. Model konstruk kepemimpinan tersebut pada tahap kualitatif dikonfirmasikan pada lima 5 rumah sakit rujukan di Kota Medan. Adapun tahap kesatu eksploratif kualitatif diuraikan sebagai berikut:

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian pada Tahap Eksploratif Kualitatif A. RSUP H. Adam Malik

RSUP H. Adam Malik adalah rumah sakit pusat milik Depkes RI kelas A, terletak di jalan Bunga Lau Nomor 17 Km 12 Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Rumah sakit mulai berfungsi sejak Juni 1991, mempunyai tenaga sejumlah 1627 orang. Jumlah kunjungan rawat jalan berkisar 400 orang perhari, tempat tidur berjumlah 450 buah. Rumah sakit dibangun di atas tanah seluas ± 10 Ha. Adapun kinerja pelayanan adalah sebagai berikut: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Kinerja Pelayanan RSU H. Adam Malik Medan No Tahun BOR LOS Hari BTO Kali TOI Hari NDR ºoo GDR ºoo 1 2004 46,8 10,9 17,7 11 69,5 108,7 2 2005 67,8 9,9 29,9 4,7 66,1 104,4 3 2006 89,5 10,6 30,8 1,2 73,8 111,4 4 2007 82,5 10 30 2 77,1 117,6 5 2008 70,5 8 34 3 68,1 105,9 Sumber: RSU H. Adam Malik 2008 Tabel di atas menunjukkan bahwa pemanfaatan pemakaian tempat tidur BOR cenderung semakin meningkat dari tahun 2004 semula 46,8 menjadi 89,5 pada tahun 2006, namun tahun 2007 hingga 2008 BOR menurun ke angka 70,5. Kinerja pelayanan HIVAIDS di RSU H. Adam Malik seperti ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4.2. Jumlah Kunjungan Penderita HIVAIDS ke POSYANSUS RSU H. Adam Malik Medan No Tahun Jumlah Kunjungan 1 2003 14 2 2004 73 3 2005 93 4 2006 210 5 2007 197 6 2008 343 7 2009 214 Kunjungan penderita HIVAIDS ke Poliklinik Khusus POSYANSUS RSU H. Adam Malik mengalami kecenderungan meningkat sejak dibuka pada tahun 2003 sampai saat ini sudah 1144 orang yang menggunakan jasanya. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara

B. RSUD Dr. Djasamen Saragih di Pematang Siantar

Lokasi RSU Dr. Djasamen Saragih di Pematang Siantar terletak pusat kota yaitu di Jalan Sutomo, Nomor 230 Pematang Siantar, didirikan pada tahun 1911, kelas B non Pendidikan memiliki tempat tidur sejumlah 245 buah. Pada tahun 2007, RSUD Pematang Siantar berganti nama menjadi RSUD Dr. Djasamen Saragih. Luas areal rumah sakit tersebut seluas 12,28 Ha, dengan luas bangunan 16.800 m² serta jumlah bangunan ada 59 unit. Adapun kinerja pelayanan seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 4.3. Kinerja Pelayanan RSU Dr. Djasamen Saragih No Tahun BOR LOS Hari BTO Kali TOI Hari 1 2003 28,17 6 17 28 2 2004 23,65 6,04 14,1 25,82 3 2005 32,33 6,26 18,64 19,58 4 2006 48,50 6,51 27,20 13,42 5 2007 62,57 6,30 20 19,28 Data di atas menunjukkan bahwa BOR dari tahun 2003 sampai 2005 masih rendah, pada tahun 2003 sebanyak 28,17, pada tahun 2004 menurun menjadi 23,65 dan pada tahun 2005 terjadi peningkatan menjadi 32,33, pada tahun 2006 terlihat kunjungan mencapai 48,50. Pada tahun 2005 terjadi pergantian pimpinan rumah sakit, diikuti dengan peningkatan kunjungan pasien pada tahun 2007 mencapai 62,57. Pada September tahun 2008 terjadi pergantian Direktur kinerja menurun kembali. Pelayanan terhadap penderita HIVAIDS di RSU Dr. Djasamen Saragih pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara juga mengalami pasang surut, pencatatan belum tertata dengan baik.

2. Gambaran Informan A. Karakteristik Informan

Pada tahap Eksploratif Kualitatif jumlah informan sejumlah 12 orang, 8 orang informan berasal dari RSUP H. Adam Malik, dan sebanyak 4 orang dari RSU Dr. Djasamen Saragih. Informan yang terpilih, 3 orang tidak terlibat langsung dalam pelayanan pejabat struktural, sedangkan 9 orang terlibat langsung dalam pelayanan. Informan terpilih sudah memenuhi kriteria: a. Mempunyai banyak pengalaman tentang pelayanan HIVAIDS, b. Dianggap mampu dan dipandang menguasai informasi tentang masalah kepemimpinan dan pelayanan HIVAIDS, c. Secara sukarela menjadi anggota tim walaupun bersifat informal. Karakteristik informan dapat diuraikan sebagai berikut: A.1. Jenis Kelamin Jenis kelamin informan, dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-laki 5 41,6 2 Perempuan 7 58,4 Jumlah 12 100,0 Tabel di atas menunjukkan informan lebih banyak mempunyai jenis kelamin perempuan yaitu 7 orang 58,4, sedangkan laki-laki ada 5 orang 41,6. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara A.2. Umur Adapun distribusi kelompok umur informan dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Informan Berdasarkan Kelompok Umur No Kelompok Umur Tahun Jumlah 1 20 2 21 – 30 1 8,4 3 31 – 40 4 33,3 4 41 – 50 4 33,3 5 51 – 60 3 25,0 6 61 Jumlah 12 100,0 Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa informan terbanyak berada antara usia 31 sampai 50 tahun sebanyak 8 orang 66,6, sedangkan informan usia 21 sampai 30 tahun sebanyak 1 orang 8,4. A.3. Pendidikan Tingkat pendidikan informan seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 S2Spesialis 5 41,7 2 S1 2 16,7 3 D3 4 33,3 4 Sederajat SLTA 1 8,3 Jumlah 12 100,0 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sebanyak 5 orang S2 41,7, 2 orang S1 16,7, 4 orang D3 33,3 dan 1 orang SLTA 8,3. A.4. Jabatan Jabatan informan dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jabatan No Jabatan Jumlah 1 Pejabat struktural 3 25,0 2 Pejabat fungsional 2 16,7 3 Konsulen 2 16,7 4 Konselor 3 25,0 5 Pelaksana 2 16,7 Jumlah 12 100,0 Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa jabatan informan adalah sebagai pejabat struktural 3 orang 25, pejabat fungsional 16,7, konsulen 2 orang 16,7, konselor 3 orang 25, dan pelaksana, 2 orang 16,7. A.5. Pengetahuan tentang Kepemimpinan dan Pelayanan HIVAIDS Adapun hasilnya seperti ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Sumber Pengetahuan Informan tentang Kepemimpinan dan HIVAIDS Kepemimpinan Jumlah HIVAIDS Jumlah Pengalamannon formal 7 58,33 Pengalamannon formal 3 25,0 Pengalaman dan pendidikan formal Pendidikan khusus 5 41,67 Pengalaman dan pendidikan formal Pendidikan khusus 9 75,0 Jumlah 12 100,0 12 100,0 Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, terlihat bahwa umumnya pengetahuan informan mengenai kepemimpinan didapat dari pengalaman selama bertugas non formal 58,3, sedangkan informan dengan status pejabat mendapatkannya dari pendidikan formal 41,67 sekolah pendidikan penjenjangan karir. Sedangkan informan yang menggeluti bidang pelayanan umumnya sudah mendapat pendidikan khusus tentang HIVAIDS 75, informan berstatus pejabat mengetahui HIVAIDS secara pengalaman non formal sebesar 25.

3. Hasil Penelitian Tahap Eksploratif Kualitatif

Tahap kesatu eksploratif kualitatif mengidentifikasi konstruk dan variabel kepemimpinan dilaksanakan dengan melakukan wawancara yang mendalam dengan azas kesesuaian yang berarti jumlah sampel yang diwawancarai akan berakhir apabila informasi yang diinginkan telah tercapai adapun hasilnya seperti diuraikan berikut. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara A. Distribusi Gaya Kepemimpinan Tranformasional Hasil wawancara gaya kepemimpinan transformasi adalah sebagai berikut: A.1. Kharisma A.1.1. Mendahulukan kepentingan orang lain dari pada pribadi Pernyataan mendahulukan kepentingan orang lain dari pada pribadi, sesuatu dianggap sangat penting dan pernyataan ini dibandingkan dengan cerita kitab suci seperti diungkapkan informan I sebagai berikut: “ Pemimpin yang mau memberikan nyawanya untuk organisasi maka pelayanan HIVAIDS akan maju”. Senada dengan itu informan II merasakan bahwa pemimpin tidak perlu mencari keuntungan materil dari pelayanan HIV dengan menyatakan: “Mendahulukan orang lain sama saja tidak mengambil kepentingan atau komisi dari pelayanan HIVAIDS”. Seide dengan hal ini semua informan menyatakan sangat setuju. A.1.2. Menjadi suri tauladan dari kemampuan dan keahliannya Pernyataan menjadi suri tauladan dari kemampuan dan keahliannya, sesuatu dianggap sangat penting karena ada anggapan bahwa selama ini belum terasa peran pemimpin menjadi suri teladan seperti diungkapkan informan I sebagai berikut: “Pemimpin harus bisa memberikan contoh teladan, karena sering tidak dirasakan bedanya ada atau tidak ada pemimpin dalam pelayanan HIVAIDS”. Senada dengan itu informan II merasakan bahwa pemimpin teladan adalah yang fokus dengan pelayanan seperti dinyatakan berikut: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Bisa maju, apabila mencurahkan kemampuan dan keahlian untuk mengelola pelayanan HIVAIDS”. Senada dengan ini informan yang lain setuju dengan pernyataan: menjadi suri tauladan dari kemampuan dan keahliannya. A.1.3. Perilakunya menyebabkan timbulnya kebanggaan, kepercayaan dan rasa hormat Pernyataan perilakunya menyebabkan timbulnya kebanggaan, kepercayaan dan rasa hormat, sesuatu dianggap sangat penting karena keberadaan pimpinan belum menimbulkan rasa bangga seperti diungkapkan informan I sebagai berikut: “Perilakunya harus bisa menjadi kebanggaan di dalam suatu pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari”. Senada dengan itu informan II membandingkannya dengan perilaku pemimpin zaman dahulu dan menyatakan: “Zaman dahulu kalau orang yang mempunyai jabatan akan menunjukkan perilaku yang patut dihormati”. Senada dengan itu informan III merasakan bahwa ada perilaku pimpinan yang membanggakan dan menyatakan: “Perilaku yang sangat membanggakan adalah: jujur dan transparan dalam hal uang, serta tidak terlalu ngoyo”. Senada dengan itu informan lain juga menyatakan setuju. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara A.2. Motivasi Inspirasional A.2.1. Memberikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan Sehubungan dengan pernyataan memberikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, sesuatu dianggap sangat penting, namun kriteria tentang prestasi itu sendiri belum jelas seperti diungkapkan informan I sebagai berikut: “Harapan banyak sekali, tetapi mana jenis prestasi dalam pelayanan HIV yang perlu diberi harapan?”. Senada dengan itu informan II, merasakan bahwa pimpinan yang sekarang kurang peduli dan menyatakan: “Pemimpin yang dulu, jika sudah berjanji, pasti akan berupaya untuk melaksanakan”. Senada dengan itu informan III merasakan bahwa pimpinan tidak perlu memberikan pengharapan berupa materi dengan menyatakan: “Memberikan rangsangan berupa pujian bagi bawahan sudah cukup, tidak usah memberikan materi”. Seide dengan pernyataan tersebut informan lainnya menyatakan setuju dengan memberikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan. A.2.2. Meningkatkan semangat kelompok, antusiasisme dan optimisme melalui komitmen yang tinggi Pernyataan meningkatkan semangat kelompok, antusiasisme dan optimisme melalui komitmen yang tinggi, sesuatu dianggap sangat penting karena sering mendengar pemimpin menyatakan komitmennya tetapi tindakan belum nyata seperti diungkapkan informan I sebagai berikut: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Komitmen harus dimulai dari pemilik rumah sakit bukan hanya pelaksana pelayanan yang punya komitmen, tidak ada gunanya”. Seide dengan itu informan II merasakan bahwa komitmen timbul kalau ada instruksi dari pemilik rumah sakit dan menyatakan: “Jangan bicara saja tetapi semua pihak yang berwenang bersatu maka pelayanan HIVAIDS pasti maju”. Senada dengan itu informan III merasakan bahwa komitmen meningkatkan semangat kerja terlihat dengan adanya sesuatu pemberian pimpinan ke organisasi. seperti dinyatakan: “Meningkatkan semangat kerja, tentunya ada modal yang dimiliki oleh pemimpin sarana, materi, red”. Senada dengan itu informan lain menyatakan persetujuannya. A.3. Stimulasi Intelektual A.3.1. Memikirkan ide-ide baru, mencari cara-cara kerja baru Pernyataan memikirkan ide-ide baru, mencari cara-cara kerja baru, sesuatu dianggap sangat penting karena adanya pengalaman informan sebelumnya seperti diungkapkan informan I sebagai berikut: “Kordinator pelayanan Posyansus, sudah menunjukkan ide dengan mencari hubungan secara langsung dengan Departemen Kesehatan agar dapat jatah obat, menjadi propincial project officer PPO untuk Global Fund di Sumatera Utara, ide dan cara kerja tidak selamanya dari buku tetapi masukan dari bawahan juga berupa pengalaman”. Senada dengan itu informan II merasakan bahwa ide baru sering dicurigai namun akhirnya bisa diterima kalau dianggap bermanfaat dan menyatakan: “Ide baru dapat yang memberikan kemajuan dan motivasi bagi bawahan, pasti diterima bila tiba waktunya”. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Senada dengan itu informan lainnya setuju dengan pernyataan setuju jika pemimpin memikirkan ide-ide baru, mencari cara-cara kerja baru. A.3.2. Menimbulkan solusi kreatif Pernyataan menimbulkan solusi kreatif, sesuatu dianggap sangat penting karena adanya upaya yang dilakukan pimpinan untuk mendapatkan bantuan di saat situasi ekonomi sulit, seperti diungkapkan informan I: “Pemerintah memberikan subsidi penuh obat Anti Retroviral ARV, obat tubekulosis, reagen tes HIV, serta diagnosapengobatan di rumah sakit rujukan RSU H. Adam Malik itu sudah solusi”. Senada dengan itu informan II merasakan bahwa masih perlu dicari solusi kreatif bagi pelayanan HIV terutama bagi anak-anak dan menyatakan: “Lingkungan pelayanan perlu dicari solusi kreatif sehingga tidak ada unsur yang menakutkan bagi anak-anak”. Senada dengan itu informan III merasakan bahwa masih diperlukan solusi yang lain dan menyatakan: “Perlu diberikan dorongan agar penderita mempunyai semangat hidup yang tinggi”. Senada dengan itu informan lain juga menyatakan setuju adanya pemimpin yang menimbulkan solusi kreatif. A.3.3. Menumbuhkan semangat belajar yang tinggi Pernyataan menumbuhkan semangat belajar yang tinggi, sesuatu dianggap sangat penting karena dapat meningkatkan komitmen untuk melayani, seperti diungkapkan informan I berikut: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Melalui proses belajar semakin semangat melayani, namun semangat menurun lagi karena sudah lama tidak ada pelatihan”. Senada dengan itu informan II merasa bahwa pemimpin juga perlu belajar dan menyatakan: “Para pemimpin perlu belajar dari negeri asing, karena di Medan program pencegahan dan pelayanan masih cenderung setengah hati, sporadis, terbatas, dan sekadar lips service”. Senada dengan itu informan III merasa tidak perlu disontek habis program yang dilaksanakan oleh asing dan menyatakan: “Program asing yang telah berhasil perlu disesuaikan dengan budaya masyarakat Sumatera Utara, kalau ditiru begitu saja penerapannya akan gagal”. Senada dengan itu informan lain juga menyatakan setuju adanya pemimpin menumbuhkan semangat belajar yang tinggi. A.3.4. Memberikan perhatian pribadi kepada bawahannya Pernyataan memberikan perhatian pribadi kepada bawahannya, sesuatu dianggap sangat penting karena pimpinan di tingkat Kepala Bidang atau Direksi sangat sibuk tidak punya waktu berkomunikasi secara pribadi, seperti diungkapkan oleh informan I sebagai berikut: “Pemimpin sulit menjadi pendengar yang baik, jika ada kesempatan malah dia banyak bicara, bukannya banyak mendengarkan keluhan dan masukan dari bawahan”. Senada dengan itu informan II merasa bahwa sangat dibutuhkan perhatian pimpinan dan menyatakan: “Ketika seseorang dinyatakan terinfeksi virus HIVAIDS kami terharu melihat orang tergoncang jiwanya, disaat seperti ini sangat pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara dibutuhkan pimpinan yang mau memberi perhatian pribadi sebab bisa mendukung pekerjaan kami”. Senada dengan itu informan III, menyatakan: “Pemimpin harus punya waktu untuk pendekatan, karena setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda, ada yang tertarik pada kesempatan, karir, materi seperti uang bukan status”. Senada dengan itu informan lain juga menyatakan setuju adanya pemimpin memberikan perhatian pribadi kepada bawahannya. A.3.5. Menghargai sikap peduli mereka terhadap organisasi Pernyataan menghargai sikap peduli mereka terhadap organisasi, sesuatu dianggap sangat penting karena dengan bekerja di pelayanan HIV terdapat resiko terpajang namun karyawan pelayanan tidak mengundurkan diri, tetap bekerja adalah bukti peduli organisasi seperti diungkapkan oleh informan I sebagai berikut: “Resiko HIV bukan satu-satunya bahaya kesehatan yang perlu dikhawatirkan di pelayanan HIVAIDS, tetapi ancaman terbesar adalah TB Paru, saya pribadi sudah putuskan tidak terlalu memikirkan hal itu”. Senada dengan itu informan II, menyatakan pemimpin harus menghargai dengan memperhatikan sarana dan prasarana dengan ungkapan sebagai berikut: “Pemimpin jangan hanya sekedar memberi perintah kepada bawahan, tetapi lengkapi fasilitas sarung tangan dan pakaian pelindung lain, sehingga tidak kuatir tentang keamanan tempat kerja”. Senada dengan itu informan III, menyatakan: “Menghargai sikap peduli bawahan dengan cara menghargai bawahan yang berpengetahuan luas dan berpengalaman dalam organisasi, menghargai ketelitian karyawan, menghargai kesediaan bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya”. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Senada dengan itu informan lain juga menyatakan setuju adanya menghargai sikap peduli mereka terhadap organisasi.

B. Distribusi Gaya Kepemimpinan Transaksional

Adapun hasil wawancara distribusi gaya kepemimpinan transaksional adalah sebagai berikut: B.1. Pemberian Imbalan Pernyataan tentang pemberian imbalan, pendapat informan terbagi dua kelompok yaitu kelompok informan yang tidak setuju dan yang setuju. Adapun pendapat yang mewakili informan yang tidak setuju merasa bahwa bukan imbalan yang dicari dalam pelayanan seperti dikatakan Informan I: “Kenyataannya ada dokter yang bersedia ikut dalam pelayanan walaupun tidak dapat honor dari Global Fund. Hal ini menunjukkan bahwa bukan imbalan yang kami cari dalam pelayanan ini”. Senada dengan itu informan II merasa belum perlu terlalu fokus membicarakan imbalan seperti yang diungkapkannya berikut ini: “Menurut saya tidak usah cerita imbalanlah yang perlu dipikirkan bagaimana caranya agar pelayanan dapat berjalan dengan baik, terpenting penderita HIV semakin banyak tertolong”. Senada dengan itu informan III, menyatakan: “Tidak setuju, sebagai pegawai sudah digaji dan harus melakukan pelayanan demi kemajuan rumah sakit tersebut”. Adapun pendapat yang mewakili informan yang setuju, merasa bahwa imbalan perlu namun, pelayanan jenis apa yang patut mendapat imbalan seperti dinyatakan informan VI berikut: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Bingung apa yang bisa ditawarkan pimpinan untuk disepakati karena banyaknya jenis pelayanan”. Senada dengan hal tersebut informan ke VI merasa bahwa uang tidak perlu diberikan untuk imbalan dengan mengatakan: “Imbalan tidak usah diberikan dalam bentuk uang tetapi PEMDA cukup mengeluarkan aturan main sehingga pelayanan semakin baik”. B.2. Pengawasan yang Ketat Sehubungan dengan pernyataan tentang pengawasan yang ketat, pendapat informan terbagi dua kelompok yaitu kelompok informan yang setuju dan yang tidak setuju. Adapun pendapat yang mewakili informan yang tidak setuju, merasa bahwa pelayanan HIV beresiko tinggi dan kurang sarana pendukung dan tidak menarik bekerja di pelayanan HIV, apalagi ditambah pengawasan yang ketat seperti yang dinyatakan oleh informan I: “Penghasilannya dibandingkan resiko tidaklah sesuai jika ditambahi dengan pengawasan yang ketat maka semakin lengkaplah ketidaknyamanan kerja di pelayanan HIV”. Senada dengan hal tersebut informan II mencemaskan sukarelawan tidak akan berminat lagi dengan menyatakan: “Ide aturan yang ketat, akan menimbulkan ketegangan, sehingga hubungan pemimpin dengan bawahannya menjadi tidak harmonis”. Senada dengan jawaban ini juga diutarakan oleh informan III, VII dan VIII. Adapun pendapat yang mewakili informan setuju merasa bahwa pelayanan HIV mudah terpajang, apalagi jika tidak diawasi dengan ketat bisa berbahaya seperti yang diungkapkan oleh informan IV yang menyatakan: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Pengawasan yang ketat bukan harus apel pagi, siang, seperti layaknya pegawai negeri sipil, tetapi melaksanakan pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan Protap identifikasi potensi bahaya”. Senada dengan hal ini informan V menyatakan: “Tindak lanjuti pencegahan dengan perbaikan tata ruang dan tempat kerja, perbaikan cara kerja, penjagaan kebersihan, tersedianya alat pelindung diri dan penggunaannya dan yang paling penting adalah adanya pengetahuan dan pelatihan karyawan mengenai HIV dan infeksi melalui darah lainnya”. B.3. Intervensi dan Koreksi B.3.1. Melakukan intervensi dan koreksi setiap saat Sehubungan dengan pernyataan tentang melakukan intervensi dan koreksi setiap saat, sesuatu yang dianggap informan sangat penting karena merasa terganggu dan membosankan seperti diungkapkan oleh informan I sebagai berikut: “Jika dilakukan setiap saat bekerja terasa sangat membosankan dan terganggu, walaupun tujuannya baik yaitu untuk menghindarkan kesalahan dalam bekerja”. Senada dengan hal tersebut informan II menyatakan bahwa logika karyawan tidak akan berkembang, selalu menunggu perintah dari atas seperti diungkapkan berikut: “Karyawan tidak berkembang logikanya, cenderung menunggu petunjuk dahulu baru melaksanakan pekerjaan, karyawan hanya melakukan pekerjaan rutin tanpa inovasi, tidak pernah merasa bersalah sewaktu bekerja kecuali ada teguran”. Ungkapan seide juga disebutkan oleh informan yang lain yaitu menyatakan ketidaksetujuannya dengan pernyataan tentang melakukan intervensi dan koreksi setiap saat. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara B.3.2. Mengintervensi hanya masalahnya makin memburuk atau serius Sehubungan dengan pernyataan tentang mengintervensi hanya masalahnya makin memburuk atau serius, para informan menganggap sesuatu yang sangat penting karena selama ini jika ada masalah maka pemimpin ikut mencampuri pelayanan seperti diungkapkan oleh informan I sebagai berikut: “Tidak baguslah, tetapi kenyataan pimpinan akan berkomunikasi jika ada masalah besar dalam pelayanan dan sudah menjadi berita yang luas di media massa”. Senada dengan hal ini informan II merasa bahwa karyawan akan menunggu pimpinan mengatasimengintervensi jika ada masalah dengan mengungkapkan: “Karyawan akan menunggu instruksi dari atasan dan tidak terpikir menangani masalah karena sibuk dengan rutinitas pelayanan, akibatnya jika terjadi masalah maka cenderung menunggu pemimpin mengatasinya”. Ungkapan seide juga disebutkan oleh informan yang lain yaitu menyatakan ketidaksetujuannya dengan perilaku pimpinan yang mengintervensi hanya masalahnya jika makin memburuk atau serius.

C. Distribusi Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

Adapun hasil wawancara distribusi gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah sebagai berikut: C.1. Pimpinan Melimpahkan Wewenang Sepenuhnya Kepada Bawahan Sehubungan dengan pernyataan tentang pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan, sesuatu yang dianggap penting oleh informan karena ada anggapan bahwa peran pemimpin pasif sehingga organisasi akan berjalan sendiri pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara atau berjalan apa adanya, ketidaksetujuan informan diungkapkan oleh informan I dengan menyatakan: “Bawahan dibiarkan untuk bersikap dewasa dalam mengambil segala keputusan, pemimpin tenang-tenang saja, sehingga pelayanan berjalan apa adanya”. Senada dengan itu informan II merasakan bahwa akibat pelimpahan wewenang telah timbul kelompok-kelompok dalam unit kerja, mungkin mencari keuntungan atau minimal bisa disebutkan korupsi waktu, senada dengan hal ini informan III mengatakan: “Pelimpahan wewenang selama ini sudah terjadi tetapi tidak mungkinlah kalau tidak ada sama sekali peran pemimpin”. “Pemimpin selama ini sudah memberikan wewenang kepada bawahan hanya saja pemimpin belum memantau mereka sepenuhnya”. Senada dengan itu informan lain menyatakan tidak setuju dengan pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan. C.2. Keputusan Lebih Banyak Dibuat oleh Bawahan Sehubungan dengan pernyataan tentang keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan, para informan tidak setuju karena hasilnya tidak akan maksimal seperti diungkapkan informan I: “Itu tidak mungkinlah, pemerintah sajapun harus melaksanakan sidang kabinet sesi khusus HIV dan AIDS, yang dilanjutkan dengan Pencanangan Gerakan Nasional Penanggulangan AIDS, itupun hasilnya tidak maksimal, apalagi keputusan dibuat oleh bawahan”. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Senada dengan itu informan ke II tidak setuju dengan pernyataan keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan tetapi merasa bahwa saat ini sering keputusan- keputusan diambil oleh bawahan dengan menyatakan: “Pemimpin kita asik menggalang komitmen saja namun aksi belum nampak kali, demikian juga di dalam pelayanan HIV, kami tidak tahu peran pemimpin sampai di mana untuk program HIV”. Senada dengan itu informan lain menyatakan tidak setuju dengan keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan.

D. Distribusi Gaya Kepemimpinan di Lingkungan Rumah Sakit

Adapun hasil wawancara distribusi gaya kepemimpinan yang terdapat di lingkungan rumah sakit adalah sebagai berikut: D.1. Berwibawa Karena Keturunan Raja Sehubungan dengan pernyataan tentang berwibawa karena keturunan raja, jawaban informan terbagi menjadi dua kelompok yaitu satu kelompok setuju dan kelompok yang lain tidak setuju. Kelompok informan yang setuju beranggapan kalau pimpinan keturunan raja dia tidak akan melihat pelayanan HIVAIDS sebagai proyek yang menghasilkan uang, seperti diungkapkan oleh informan I dengan mengatakan: “Saya setuju dengan konsep pemimpin adalah turunan raja dalam arti sebenarnya, karena keturunan raja tidak akan merendahkan martabat dan wibawanya dengan menjalankan praktek kotor”. Seide dengan hal tersebut informan III menyatakan setuju keturunan raja mendelegasikan wewenangnya dipatuhi oleh bawahannya karena dia pengayom, rendah hati, tidak rakus seperti diungkapkan berikut: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Dibutuhkan pimpinan dari turunan raja yang mampu menjadi pengayom, melayani, rendah hati, berakal sehat, bukan rakus dan pintar menjilat membiarkan bawahannya bekerja semaunya sendiri tanpa ada monitoring, pengarahan yang jelas tentang pekerjaan yang harus dikerjakan”. Senada dengan hal tersebut informan IV, V, VII menyatakan setuju. Kelompok yang tidak setuju menyatakan tidak perlu anak raja menjadi pemimpin tetapi yang diperlukan adalah orang yang mampu mencurahkan perhatian terhadap pelayanan HIVAIDS, seperti yang diungkapkan oleh informan VI: “Turunan raja atau tidak tetapi dia mampu menjalin kerja sama dengan PEMDA, tokoh agama, masyarakat, dan kalangan LSM, melalui kewibawaannya dia mampu menggerakkan dan melakukan tindakan nyata, sehingga sanggup menarik banyak orang untuk bertindak memerangi bahaya penularan HIVAIDS”. Senada dengan itu informan VIII, mengatakan: “Saya kurang sependapat soal anak raja, siapapun pemimpin kalau mau mendengarkan tidak asal bunyi tentu kelihatan berwibawa”. Senada dengan itu informan IX, mengatakan: “Pemimpin tidak perlu turunan raja, seorang pemimpin penampilannya saja sudah beda dengan yang bukan pemimpin”. D.2. Berwibawa Karena Dia Menggunakan Bantuan Supranatural Pernyataan tentang berwibawa karena menggunakan bantuan supranatural, jawaban informan terbagi dua kelompok satu kelompok menyatakan setuju satu kelompok lagi menyatakan tidak setuju. Kelompok yang setuju merasa bahwa stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dan keluarganya sangat besar dan membutuhkan pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara kekuatan ilmu supranatural agar semua orang mempunyai persepsi yang sama, informan I mengungkapkannya sebagai berikut: “Ilmunya bisa menyatukan persepsi sehingga terjadi sebuah gelombang besar mengalahkan ancaman HIVAIDS, melalui upaya penanggulangan dan pencegahan HIVAIDS yang tak bisa ditunda- tunda”. Senada dengan hal itu informan II mengatakan: “Mempunyai kemampuan supranatural membuat pemimpin lebih didengarkan, marah lebih ditakuti. Dengan cara demikian maka masyarakat bisa dituntut memberikan empati kepada para pengidap HIVAIDS”. Seide dengan itu adalah informan III dan IV, sedangkan kelompok yang tidak setuju merasa bahwa masalah kemajuan pelayanan HIV tidak ada hubungannya dengan ilmu supranatural tetapi karena pimpinan kurang perhatian seperti diungkapkan oleh Informan IV: “Pimpinan belum terketuk hatinya untuk melirik kemajuan pelayanan HIV, masih sibuk dengan urusan yang lain, jadi menggunakan ilmu bantuan supranatural atau tidak, tidak ada hubungannya. Seide dengan itu informan V menyatakan: “Wibawa pimpinan bukan terletak punya ilmu supranatural atau tidak tetapi wibawanya terletak pada tingkah lakunya, keikhlasannya, kepeduliannya, tidak terlalu memikirkan diri sendiri”. Seide dengan itu adalah informan VI, VII, VIII. D.3. Mampu Menyelamatkan Diri Jabatan dengan Pintar Berpolitik Pernyataan tentang mampu menyelamatkan diri jabatan dengan pintar berpolitik, jawaban informan terbagi dua yaitu satu kelompok menyatakan setuju dan kelompok lain menyatakan tidak setuju. Kelompok informan yang setuju pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara menganggap bahwa untuk menjadi pemimpin sudah ada prosedur tidak tertulisnya dan kenyataan menunjukkan bukti pemimpin harus pintar berpolitik seperti informan I ungkapkan berikut ini: “Ada orang yang mampu tetapi tidak ada kesempatan, namun sebagian orang yang melewati jalan belakang sangatlah mudah. Misalnya cukup dengan melobi dan membayar”. Seide dengan ini informan II mengatakan: “Inilah bukti dari tidak tertibnya nilai-nilai kehidupan sosial masyarakat, PEMDA mempunyai penilaian tersendiri tentang Direktur rumah sakit, kinerja pimpinan dianggap berhasil jika setoran rumah sakit tercapai”. Senada dengan itu adalah jawaban informan III, IV. Kelompok yang tidak setuju menyatakan pemimpin tidak harus berpolitik untuk mempertahankan jabatannya, sebaiknya pemimpin cukup mengikuti kata hatinya seperti yang diungkapkan informan V sebagai berikut: “Seharusnya seorang pemimpin punya pendirian, mengikuti kata hatinya. Kalau pemimpin asik berpolitik kapan ada waktunya memajukan pelayanan dan mampu bersaing”. Seide dengan ini informan VI merasa bahwa berpolitik itu kotor seperti dinyatakan berikut ini: “Kalau pemimpin menduduki jabatan karena ada kesepakatan, atau membayar maka untuk seterusnya dia akan terus menerus jadi sapi perah, setiap saat ada minta dana seperti: wartawan, kejaksaan, dana sumbangan, dana kampanye”. Senada dengan itu adalah informan VII, VIII. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara D.4. Berpenampilan Rapi dan Bersikap Lemah Lembut Menarik Perhatian Bawahan Pernyataan tentang berpenampilan rapi dan bersikap lemah lembut menarik perhatian bawahan, sesuatu dianggap sangat penting karena penampilan pimpinan sering menjadi pusat perhatian seperti diungkapkan informan I: “Menarik perhatian bawahan sangat diperlukan kerapian dan lemah lembut, tidak usah pakai wajah sangar”. Seide dengan itu informan II menyatakan: “Saya setuju dengan pimpinan yang rapi dan lemah lembut, seterusnya dia ganteng dan tampan pula, kalau bisa dia kocak, jadi lengkaplah penampilan pimpinan ideal”. Senada dengan itu semua informan menyatakan setuju dengan pimpinan berpenampilan rapi dan bersikap lemah lembut menarik perhatian bawahan. D.5. Menempatkan Orang-orang yang Terdekat Satu Marga, Suku dalam Struktur Organisasi Sehubungan dengan pernyataan tentang menempatkan orang-orang yang terdekat satu marga, suku dalam struktur organisasi, jawaban informan terbagi dua kelompok, satu kelompok yang setuju satu kelompok lagi tidak setuju kelompok yang setuju mengatakan tidak ada yang menyatakan secara langsung pernyataan setuju atau tidak setuju, seperti ditunjukkan informan I : “Saya tidak tahu persis, hanya berspekulasi, yang saya tahu jika gubernur Siregar maka biasanya kepala dinas sampai kepala seksi marga Siregar, demikian juga kalau suku Melayu, maka semua pejabat dari suku Melayu, di rumah sakit ini pun seperti itu juga tergantung siapa yang berkenan dan dekat dengan pimpinan”. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Sedangkan informan II setuju karena jabatan struktural rebutan seperti diungkapkannya: “Penempatan jabatan struktural memang rebutan karena banyak fasilitasnya tetapi berbeda dengan jabatan fungsional pelayanan HIV, yang mau duduk di sini bukan karena gajinya besar, tetapi kebanyakan karena pengabdian”. Seide dengan ini adalah jawaban informan III menyatakan persetujuannya dengan ungkapan: “Tapi sebagai pemimpin terkadang saya harus mempertimbangkan anggota keluarga atau teman, saya belum siap dimusuhi oleh keluarga atau teman, jabatan ini kan sebentar saja”. Kelompok yang menyatakan ketidaksetujuannya, diungkapkan secara tersamar seperti informan IV dikatakan sebagai berikut: “Idealnya pimpinan rumah sakit harus bisa menempatkan orang pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, dengan tidak lupa mempertimbangkan upaya pemenuhan kebutuhannya”. Seide dengan ini informan VI menyatakan ketidaksetujuannya dengan keras: “Kami merasakan bahwa ada diskriminasi dalam kebijakan pemberian jabatan, terutama jabatan strategis diberikan hanya kepada etnis dan agama tertentu”. D.6. Didukung oleh Pemilik Rumah Sakit Depkes, Pemda Sehubungan dengan pernyataan tentang didukung oleh pemilik rumah sakit Depkes, Pemda, sesuatu dianggap sangat penting karena adanya anggapan yang berkembang bahwa menjadi pejabat rumah sakit bisa bertahan dalam jabatan harus mendapat dukungan seperti diungkapkan informan II: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Betul, tanpa dukungan Depkes selaku pemilik rumah sakit, rumah sakit tidak bisa berjalan, rumah sakit pemerintah bukanlah organisasi yang dapat bekerja sendiri, bisa mengambil kebijakan terbatas termasuk pelayanan HIV harus ada kebijakan pusat berikut model cara pelaksanaannya”. Seide dengan hal ini informan III setuju harus didukung oleh pemilik rumah sakit Pemda yang menyatakan: “Pemilik bisa saja tiba-tiba menarik dukungannya. Direktur yang terdahulu dicopot dr. Ria karena tidak mau mengikuti keinginan Walikota, karena bertentangan dengan nuraninya”. Senada dengan ini informan yang lain menyatakan setuju tentang didukung oleh pemilik rumah sakit Depkes, Pemda. Seide dengan pernyataan didukung oleh pemilik rumah sakit Depkes, Pemda informan lainnya menyatakan persetujuannya. D.7. Mempertahankan Prinsip yang Tegas Walaupun Berlawanan dengan Situasi Sehubungan dengan pernyataan tentang mempertahankan prinsip yang tegas walaupun berlawanan dengan situasi, tanggapan informan terbagi dua kelompok, satu kelompok setuju dan satu kelompok lagi tidak setuju. Kelompok yang setuju merasa kesadaran masyarakat terhadap bahaya HIVAIDS belum sepenuhnya terbentuk, diperlukan ketegasan pimpinan walaupun berlawanan dengan situasi, seperti yang dikatakan oleh informan I: “Saya pernah ikut ke DPRD di sana ada anggota dewan mengatakan, tidak usah ngurusi penyakit HIV”. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Senada dengan hal ini informan II menegaskan: “Butuh ketegasan pimpinan yang menjelaskan bahwa pelayanan adalah mutlak pengorbanan dan kemanusiaan, mencegah agar orang yang terlibat tidak ada yang berkhayal mendapat keuntungan”. Kelompok yang tidak setuju beranggapan bahwa pemimpin tidak perlu terlalu berprinsip karena situasi saat ini tidak mendukung untuk jabatan seperti diungkapkan informan III: “Saya kurang setuju dalam situasi sekarang ada pemimpin yang sok berprinsip, pemimpin tidak boleh panik jangan asal berprinsip tetapi paling baik bersikap bijaksana”. Senada dengan ini informan IV menyatakan: “Saya kurang setuju soal prinsip, lihat Direktur yang dulu punya konsep yang jelas untuk membangun RSU Dr. Djasamen Saragih, mempunyai prinsip yang berlawanan dengan keinginan walikota, tidak mau menyetor sejumlah uang ke walikota akhirnya dicopot dari jabatannya”. Senada dengan hal ini adalah pernyataan informan V dan VI. D.8. Menempatkan Orang yang Dipercaya di Unit Kerja Tanpa Diketahui oleh Pegawai Lain Karena Ada Hubungan Tertentu dengan Pemimpin Sehubungan dengan pernyataan tentang menempatkan orang yang dipercaya di unit kerja tanpa diketahui oleh pegawai lain karena ada hubungan tertentu dengan pemimpin, jawaban informan terbagi dua kelompok, kelompok pertama menyatakan setuju dan kelompok yang kedua menyatakan tidak setuju. Kelompok yang setuju menganggap penting karena memang seperti terasa ada kibus mata-mata di dalam organisasi tetapi tidak tahu siapa orangnya seperti yang diungkapkan informan I: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Saya dengar memang ada orang yang ditunjuk pimpinan seperti itu, menjadi kibus mata-mata, red, fungsinya memberi masukan kepada pimpinan, katanya agar pimpinan mengenal orang yang potensial”. Seide dengan hal ini informan II yang mengatakan: “Ada, tetapi kita tidak tahu siapa orang yang ditunjuk pimpinan seperti itu, namun dari isu yang beredar orang seperti itu banyak disebarkan di kalangan struktural, agar pimpinan bisa mengetahui siapa yang menjadi lawan atau teman”. Kelompok yang tidak setuju merasa bahwa tidak ada ditempatkan orang yang dipercaya di unit kerja tanpa diketahui oleh pegawai lain karena ada hubungan tertentu dengan pemimpin seperti diungkapkan oleh informan III: “Tidak ada itu, untuk kepentingan siapa, keberhasilan pimpinan saat ini ditentukan oleh kemampuannya memenuhi kesepakatan yang telah ditentukan dengan pemilik rumah sakit”. D.9. Menempatkan Pejabat Struktural Karena Sudah Menjadi Kepercayaan dan Berbau Nepotisme Sehubungan dengan pernyataan tentang menempatkan pejabat struktural karena sudah menjadi kepercayaan dan berbau nepotisme, jawaban informan terbagi dua kelompok, satu kelompok setuju dan yang tidak setuju. Kelompok yang setuju menganggap sudah menjadi rahasia umum dan menjadi budaya kalau penempatan dalam jabatan diisukan ada apa-apanya nepotisme-red, seperti diinformasikan oleh informan I, “Kalau bisa menolong sesama kerabat atau sanak famili, sekarang saatnya, emang sih di mana-mana sudah begitu”. Senada dengan ini adalah yang dirasakan oleh informan III yang menganggap sebagai budaya Indonesia dengan mengatakan: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Masalahnya, tidak ada yang melapor karena masyarakat menganggap ini suatu kewajaran dan tidak perlu diributkan, atau ada yang melapor tetapi tidak ditanggapi karena memang begitulah budaya Indonesia”. Kelompok kedua tidak setuju tentang pernyataan di atas karena jabatan bukan menjadi lambang keprofesionalan, seperti diungkapkan informan IV: “Orang mencibir kalau ada pejabat baru diangkat, mereka bisik-bisik, bayar berapa dia”. Begitu menjadi pejabat dia harus mengatur posisi agar bisa memenuhi kesepakatan dengan atasan, terus dikejar-kejar jaksa, akhirnya membawa penderitaan. D.10. Menempatkan SDM di Jabatan Struktural Berdasarkan Unsur Pendidikan dan Pengalaman Kerja Sehubungan dengan pernyataan tentang menempatkan Sumber Daya Manusia SDM di jabatan struktural berdasarkan unsur pendidikan dan pengalaman kerja, pendapat informan terbagi dua kelompok, yaitu kelompok setuju dan kelompok yang tidak setuju. Kelompok yang tidak setuju merasa bahwa pengangkatan dalam jabatan struktural tidak sesuai dengan tujuan peningkatan profesionalisme, seperti diungkapkan oleh informan I: “Kenyataannya semua bisa terjadi, anak semalam baru PNS bisa diusulkan kepala seksi, ada yang dari dulu sampai pensiun tetap menjadi pelaksana, saya tidak yakin pimpinan mengusulkan jabatan karena faktor pendidikan atau pengalaman kerja”. Senada dengan hal ini informan II menyatakan: “Pejabat struktural yang kulihat umumnya dari golongan etnis dan agama tertentu saja, saya rasa tidak mungkinlah dari golongan tertentu saja yang lebih profesional atau lebih memenuhi persyaratan menduduki jabatan”. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Senada dengan ini adalah jawaban yang diberikan oleh informan III, IV, VI. Kelompok yang setuju merasa bahwa jabatan struktural sudah diusulkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai dengan aturan yang ditetapkan, namun keputusan akhir berada di pemilik rumah sakit seperti diungkapkan oleh informan V: “Pimpinan rumah sakit sudah mengusulkan, Baperjakat mengadakan pertimbangan, keputusan akhir diambil oleh Walikota dan mutlak haknya”. Senada dengan hal ini adalah jawaban informan V, VI. D.11. Selalu Memberikan Janji-janji untuk Lebih Meningkatkan Kinerja Pegawai Walaupun Tidak Pernah Ditepati Sehubungan dengan pernyataan tentang selalu memberikan janji-janji untuk lebih meningkatkan kinerja pegawai walaupun tidak pernah ditepati, pendapat informan terbagi dua kelompok, yaitu kelompok yang setuju dan yang tidak setuju. Kelompok yang setuju merasa sudah biasa mendengar janji dan tidak ditepati dan menganggap itu salah satu faktor pendorong motivasi seperti diungkapkan oleh informan I: “Memang betul kami sering mendengar janji pimpinan yang tidak ditepati, karena sebagai manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan yang ingin dipenuhi, keinginan untuk dipenuhi inilah dipandang sebagai pendorong bagi petugas untuk melayani”. Senada dengan ini seperti diutarakan oleh informan II: “Kami juga sering dijanjikan akan meningkatkan ilmu dan pelatihan tapi sampai saat ini belum terealisasi karena katanya anggaran belum tersedia untuk itu”. Seide dengan ini informan III merasa perlu dijanjikan sesuatu agar pekerja giat bekerja dan seolah-olah ada yang dikejar. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Kelompok yang tidak setuju pimpinan memberikan janji-janji agar meningkatkan kinerja pegawai namun tidak terlaksana, karena memberikan janji adalah utang, seperti diungkapkan oleh informan V: “Lebih baik dia tidak membuat janji, cukup dengan adanya pengakuan dan pujian bahwa karyawan sudah bekerja dengan baik sudah merupakan dorongan psikologis”. Senada dengan ini pernyataan informan VII yang mengatakan: “impinan tidak usah memberikan mimpi kalau tidak mungkin tercapai, berkatalah apa adanya, saya pikir dia akan lebih dihormati dan dihargai”. D.12. Membuat Prosedur Kerja Tanpa Meminta Masukan Berupa SaranIde Pegawai di Lapangan Sehubungan dengan pernyataan tentang membuat prosedur kerja tanpa meminta masukan berupa saranide pegawai di lapangan, informan menganggap ini tidak mungkin karena pelayanan HIV bersifat tehnis seperti diungkapkan oleh informan I: “Secara tehnis itu tidak mungkin karena prosedur keperawatan, prosedur pengobatan anti retroviral ART, perawatan dan pengobatan paliatif, pemeriksaan diagnostik berkala dan pemeriksaan kesehatan lainnya harus dilakukan oleh ahlinya, sedangkan pimpinan rumah sakit adalah orang manajemen”. Senada dengan ini adalah yang diungkapkan oleh informan lainnya. Data hasil penelitian selengkapnya terlampir dalam Lampiran 1 Dari uraian di atas maka konstruk kepemimpinan yang didapat dalam fase eksplorasi kualitatif selengkapnya bisa digambarkan sebagai berikut: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara 1 on Konstruk Kepemimpinan Transformasi Kharisma 1. Mendahulukan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi. 2. Menjadi suri tauladan dari kemampuan dan keahliannya. 3. Perilakunya menyebabkan timbulnya kebanggaan, kepercayaan dan rasa hormat. Motivasi inspirasional 1. Memberikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan. 2. Meningkatkan semangat kelompok, antusiasisme dan optimisme melalui komitmen yang tinggi. Stimulasi intelektual 1. Memikirkan ide-ide baru, mencari cara-cara kerja baru. 2. Menimbulkan solusi kreatif. 3. Menumbuhkan semangat belajar yang tinggi. 4. Memberikan perhatian pribadi kepada bawahannya. 5. Menghargai sikap peduli mereka terhadap organisasi. 2 Konstruk Kepemimpinan Transaksional Contingent reward 1. Menawarkan dan menyediakan sejumlah imbalan jika hasil kerja memenuhi kesepakatan. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Active management by exception 1. Menetapkan sejumlah aturan untuk ditaati. 2. Menetapkan pengawasan yang ketat. Passive management by exception 1. Melakukan intervensi dan koreksi setiap saat. 2. Mengintervensi hanya masalahnya makin memburuk atau serius. 3 Kepemimpinan Laissez Faire 1. Memberikan wewenang secara penuh kepada Koordinator VCT dan CST. 2. Putusan cukup diambil oleh Koordinator VCT dan CST. 3. Tidak mencampuri proses pelayanan di pelayanan HIVAIDS. 4. Tidak perlu mencampuri kreasi inovatif Koordinator VCT dan CST. 4 Konstruk yang Terdapat di Lingkungan Rumah Sakit 1. Berwibawa karena dia keturunan Raja. 2. Berwibawa karena dia mempunyai ilmu. 3. Selalu mampu menyelamatkan diri jabatan dengan cara pintar “politik”. 4. Selalu berpenampilan yang rapi dan bersikap lemah lembut untuk menarik perhatian bawahan. 5. Selalu menempatkan orang-orang yang terdekat satu marga, suku dalam struktur organisasi. 6. Selalu didukung oleh pemilik rumah sakit Depkes, Pemda. 7. Selalu didukung oleh pihak III Legislatif, kelompok masyarakat pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara tertentu. 8. Memberi perhatian kepada bawahan dengan cara sering memuji karyawan ditempat ramaiformal. 9. Mampu mencari dukungan dan sumber dana dari luar rumah sakit. 10. Mempunyai ide yang dikonsultasikan dengan pemilik rumah sakit. 11. Mampu mengadaptasikan budaya adat dan kebiasaan contoh: dalihan natolu dalam kebijakan. 12. Menunjukkan peran serta dalam kegiatan karyawan pesta. 13. Selalu mempunyai prinsip yang tegas walaupun berlawanan dengan situasi. 14. Menempatkan orang yang dipercaya di unit kerja tanpa diketahui oleh pegawai lain karena ada hubungan tertentu dengan pemimpin. 15. Menempatkan pejabat struktural karena sudah menjadi kepercayaan dan berbau nepotisme. 16. Meningkatkan kemampuan SDM melalui pendidikan. 17. Selalu memberikan janji-janji untuk lebih meningkatkan kinerja pegawai walaupun tidak ditempati. 18. Membuat prosedur kerja tanpa meminta masukan pegawai di lapangan. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara

4.2. Hasil Penelitian Kuantitatif Konfirmatif