kepribadian yang bisa ditiru, c. Seni untuk mempengaruhi, d. Kemampuan untuk memajukan, e. Mampu bertindak tepat waktu, f. Mempunyai karakter untuk
mempengaruhi, g. Mempunyai kekuatan dalam hubungan antar manusia, h. Mempunyai instrumen untuk mencapai sasaran, i. Kemampuan berinteraksi
dengan peran yang berbeda. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam
berbagai situasi. Menurut John dan Bertram dalam Nisrul, 2004. Pemimpin memiliki kekuasaan yang bersumber dari: a. Kekuasaan imbalan: Persepsi bawahan
bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumber daya untuk memberikan penghargaan jika mengikuti arahannya, atau kepatuhan bawahan terhadap atasan,
b. Kekuasaan paksaan: Persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumber daya memberikan hukuman bagi bawahan jika tidak mengikuti
arahannya, c. Kekuatan legitimasi: Memiliki pengaruh berdasarkan otoritas yang dimilikinya terhadap pihak yang berkedudukan lebih rendah, d. Kekuasaan panutan:
Memiliki pengaruh karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau kharismanya, e. Kekuasaan ahli: Memiliki pengaruh karena kompetensi dan keahlian teknis,
administratif atau yang lain dalam bidangnya.
b. Perkembangan Teori Kepemimpinan
Perkembangan Teori Kepemimpinan menurut Bolden, dkk, 2003 seperti ditunjukkan tabel di bawah ini:
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Perkembangan Teori Kepemimpinan
Great Man Theories
Dasar kepemimpinan adalah adanya kepercayaan bahwa seseorang telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sifat pemimpin dibawa sejak lahir
dilahirkan untuk memimpin
Trait Theories Teori ini menjelaskan bahwa pemimpin mempunyai sejumlah daftar
karakteristik kepemimpinan yang harus dimiliki seorang pemimpin Behaviourist
Theories Teori perilaku muncul karena ada anggapan bahwa tidak selamanya
pemimpin bisa berhasil walaupun dia memiliki ciri-ciri yang ideal, oleh karena itu teori ini berpusat kepada tindakan-tindakan yang dilakukan
pemimpin tanpa memperhatikan karakteristiknya
Situational Leadership
Pembawaan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah berbeda-beda, tergantung dari situasi yang sedang dihadapi, dalam situasi tertentu dia
bersifat otokratis tetapi situasi yang lain dia bersifat partisipasi
Contingency Theory
Teori ini perbaikan dari teori situasional yang berpusat kepada sudut pandang identifikasi situasi dan meramalkan gaya kepemimpinan yang
paling sesuai dan efektif
Transactional Theory
Pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya dalam mencapai tujuan
Transformation al
Theory Memotivasi bawahannya melakukan tanggung jawabnya melalui
kemampuan mendefinisikan,
mengkomunikasikan dan
mengartikulasikan visi organisasi
Sumber: Dikutip dari Lyn 2004
Berdasarkan Tabel 2.2 di atas bisa diterangkan sebagai berikut:
a Teori Great Man: Teori Great Man adalah teori kepemimpinan kuno pada zaman
Yunani kuno atau zaman Roma, teori ini menyatakan bahwa seorang menjadi pemimpin karena bawaan lahir, namun tidak seluruhnya teori ini dapat diterima
pada saat ini karena menjadi pemimpin bisa dicapai melalui pendidikan dan pengalaman Golding, 2003.
b Model Teori Watak Kepemimpinan Traits Model of Leadership: Penelitian
Siagian 2002, mendapatkan enam kategori faktor pribadi yang membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu: 1. Kapasitas, 2. Prestasi, 3. Tanggung
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
jawab, 4. Partisipasi, 5. Status dan 6. Situasi, Penelitian pada era tahun 1950 an ini mencoba meneliti tentang watak individu yang melekat pada diri para
pemimpin, seperti misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka
dan lain-lain Bass, Stogdill dalam Siagian, 2002. Teori ini ditinggalkan karena tidak berhasil meyakinkan adanya hubungan yang jelas antara watak pribadi
pemimpin, k eb er h as i l a n kepemimpinan dan para pengikut. Para peneliti lainnya mencari faktor-faktor lain selain faktor watak, seperti misalnya faktor
situasi, yang diharapkan dapat secara jelas menerangkan perbedaan karakteristik antara pemimpin dan pengikut Thoha, 2000; Ward King, 2002; Golding, 2003;
Henckle, 2004.
c Model Behaviourist Theorist: Teori kepribadian perilaku yang mengeksplorasi
pemikiran bagaimana perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang dan tindakan yang dilakukan pemimpin. Penelitian
di Michigan mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan yang berbeda, disebut sebagai job-centered yang berorientasi pada pekerjaan dan employed-centered
yang berorientasi pada karyawan Rivai, 2003. d Model Kepemimpinan Situasional: Model ini melihat bahwa menjadi
pemimpin atau pengikut tergantung pada situasi atau keadaan yang dihadapi, tidak ada seorang pemimpin yang efektif menggunakan satu gaya kepemimpinan
dalam berbagai situasi yang berbeda, Bolden, dkk, 2003, selanjutnya
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi kinerja pemimpin, yaitu: 1. Sifat struktural organisasi, 2. Iklim atau lingkungan organisasi,
3. Karakteristik tugas atau peran dan 4. Karakteristik bawahan. Namun demikian model ini masih dianggap belum memadai karena model ini tidak
dapat memprediksikan kecakapan kepemimpinan leadership skills yang lebih efektif dalam situasi tertentu.
e Model Kepemimpinan Kontingensi Contingency Model: Model tersebut
beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektivitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan leadership style dan kesesuaian
situasi the favourableness of the situation yang dihadapinya, atau kesesuaian antara karakteristik watak pribadi dan tingkah laku pemimpin dengan variabel-
variabel situasional Bolden, dkk, 2 0 0 3 , menurut Fiedler d a l a m Golding, 2003 ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi, faktor
tersebut adalah: 1. Hubungan antara pemimpin dan bawahan leader-member relations: Sampai sejauhmana pemimpin itu dipercaya, disukai dan mengikuti
petunjuk, 2. Struktur tugas the task structure: Sejauhmana tugas-tugas sudah didefinisikan dan sudah dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang
baku, 3. Kekuatan posisi position power yang dicapai lewat otorita formal: Sampai sejauhmana pemimpin menanamkan rasa memiliki dan nilai dari tugas-
tugas mereka masing-masing.
f Model Kepemimpinan Kepemimpinan Transaksional: Pemimpin transaksional
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
pada hakikatnya menekankan kewajiban melalui reward dan punishment untuk mencapai tujuan organisasi, memotivasi bawahan melakukan tanggung jawab
dengan mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya. Model Transaksional menjelaskan hubungan atasan bawahan
melalui proses transaksi dan pertukaran exchanges process yang bersifat ekonomis. Burns dalam Golding 2003. Sedangkan menurut Rivai 2003,
mengatakan bahwa pemimpin yang transaksional yaitu pemimpin yang memandu atau memotivasi, pengikut mereka dalam arah dan tujuan yang ditegaskan dengan
memperjelas peran dan tuntutan tugas.
g Model Kepemimpinan Transformasional: Penggagas model ini adalah Burns
pada tahun 1978, masih relatif baru namun sudah dipakai secara luas dalam berbagai bidang baik bisnis, kesehatan, pendidikan, psycholog. Banyak peneliti
dan praktisi manajemen
yang sepakat bahwa
model kepemimpinan
transformasional merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik kepemimpinan, karena pemimpin memberikan
pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diindividualkan dan memiliki karisma Bolden, dkk, 2003. Kepemimpinan transformasional mengintegrasikan
ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan-pendekatan watak trait, gaya style dan kontingensi, juga menggabungkan dan menyempurnakan konsep-
konsep model kepemimpinan terdahulu.
h Model Jalur-Tujuan Path-Goal: Seperti telah diketahui bahwa pengembangan
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
teori kepemimpinan selain pendekatan secara kontingensi dapat pula didekati dari
teori path-goal yang mempergunakan kerangka motivasi. Usaha pengembangan
teori path-goal ini sebenarnya telah dimulai oleh Georgepoulos dari Institut Penelitian Sosial Universitas Michigan, kemudian teori ini dikembangkan oleh
Robert J. House, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif. Teorinya disebut sebagai jalur-tujuan karena memfokuskan pada
bagaimana pemimpin mempengaruhi persepsi bawahannya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri dan jalan untuk mencapai tujuan, maka teori path-goal
memasukkan 4 empat tipe atau gaya kepemimpinan sebagai berikut: 1 Kepemimpinan Direktif, tipe ini sama dengan model kepemimpinan yang
otokratis karena dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahan, 2 Kepemimpinan yang mendukung Supportive, mempunyai kesediaan untuk
menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya, 3. Kepemimpinan
Partisipatif, pemimpin berusaha meminta dan mempergunakan saran-saran dari bawahannya, namun untuk mengambil keputusan masih berada padanya,
4. Kepemimpinan berorientasi pada prestasi, pemimpin menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para bawahannya untuk berpartisipasi Thoha, 2000.
i Tipe Laissez Faire: Ciri khas seorang pemimpin yang Laissez Faire adalah
cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri, bersikap permisif dengan prinsip setiap anggota organisasi
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
boleh bertindak sesuai dengan hati nuraninya untuk mencapai tujuan organisasi, sebab setiap manusia pada prinsipnya memiliki rasa solidaritas, mempunyai
kesetiaan, taat pada norma, bertanggung jawab Golding, 2003; Jansenn, 2004; Henckle, 2004.
c. Kepemimpinan Mutu