Gaya Kepemimpinan di Lingkungan Rumah Sakit

5.1.5. Gaya Kepemimpinan di Lingkungan Rumah Sakit

Manajemen sistem kesehatan nasional dalam mengatasi HIVAIDS adalah: a. Membangun kapasitas pelayanan HIVAIDS; b. Menyediakan dan memelihara kesinambungan perawatan; c. Memperbaiki kapasitas institusi untuk perencanaan dan manajemen pelayanan kesehatan; d. Merancang dan mereformasi peraturan tentang pengembangan SDM; e. Menerapkan rencana dan strategi perencanaan SDM yang memungkinkan sistem kesehatan memberikan pelayanan. Di RSU Rujukan peran kepemimpinan adalah menyiapkan infrastuktur perawatan bagi pasien, sarana kerja bagi SDM pelayanan, pelayanan pendukung WHO, 2007. Dalam rangka menyiapkan infrastruktur pelayanan HIVAIDS, pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan khas yang disebut dengan konstruk kepemimpinan yang karakteristik terdapat di lingkungan RSU rujukan disebut juga situasional lingkungan. Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut.

A. Berwibawa Karena Keturunan Raja

Karakteristik pemimpin yang sempurna timbul karena terdapat krisis kepemimpinan dalam organisasi. Anggota organisasi perlu meniru perilaku pimpinan secara instan Janssen, L.T., 2004. Wibawa bagai seorang raja timbul karena budaya suku Batak yang sangat menjunjung arti raja dan adanya anggapan bahwa melalui martabatnya dia tidak akan tertarik dengan perilaku yang tidak terpuji terutama masalah materi seperti diungkapkan informan I berikut: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Saya setuju dengan konsep pemimpin adalah turunan raja dalam arti sebenarnya, karena keturunan raja tidak akan merendahkan martabat dan wibawanya dengan menjalankan praktek kotor”. Sisi lainnya kepemimpinan yang berhubungan dengan pelayanan HIVAIDS tidak perlu keturunan anak raja, yang penting mampu mencurahkan perhatian terhadap pelayanan HIVAIDS, seperti yang diungkapkan oleh informan VI: “Turunan raja atau tidak tetapi dia mampu menjalin kerjasama dengan PEMDA, tokoh agama, masyarakat, dan kalangan LSM, melalui kewibawaannya dia mampu menggerakkan dan melakukan tindakan nyata, sehingga sanggup menarik banyak orang untuk bertindak memerangi bahaya penularan HIVAIDS”. Dua sisi yang berbeda disebabkan masalah budaya, RSUD Dr. Djasamen Saragih mempunyai karyawan yang mayoritas suku Batak yang sangat menghargai turunan raja sedang di RSUP H. Adam Malik Medan karyawannya multikultur.

B. Berwibawa karena Dia Menggunakan Bantuan Supranatural

Pemimpin berwibawa mempunyai daya tarik, kecermelangan, pengaruh dan kekuasaan. Wibawa kharisma sangat dibutuhkan untuk menjalankan segala hal yang diwewenangkan kepadanya Ayub, R., 2006. Mendapatkan wibawa informan mengaku bahwa sudah menjadi rahasia umum banyak pejabat menggunakan bantuan supranatural. Kepemimpinan yang berhubungan dengan pelayanan HIVAIDS membutuhkan bantuan supranatural karena ada anggapan bahwa ancaman terhadap pelayanan HIV begitu besar dan membutuhkan kekuatan lain seperti ungkapan berikut: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Ilmunya bisa menyatukan persepsi sehingga terjadi sebuah gelombang besar mengalahkan ancaman HIVAIDS, melalaui upaya penanggulangan dan pencegahan HIVAIDS yang tak bisa ditunda- tunda”. Ungkapan tersebut timbul karena banyak pihak memberi dukungan hanya di bibir saja tetapi tindakan belum terlihat, di sisi lain ada anggapan bahwa pelayanan belum maksimal karena pimpinan kurang perhatian, bukan bantuan supranatural seperti ungkapan: “Pimpinan belum terketuk hatinya untuk melirik kemajuan pelayanan HIV, masih sibuk dengan urusan yang lain, jadi menggunakan ilmu bantuan supranatural atau tidak, tidak ada hubungannya, “ Wibawa pimpinan bukan terletak punya ilmu supranatural atau tidak tetapi wibawanya terletak pada tingkah lakunya, keikhlasannya, kepeduliannya, tidak terlalu memikirkan diri sendiri”.

C. Mampu Menyelamatkan Diri Jabatan dengan Pintar Berpolitik

Pernyataan mampu menyelamatkan diri jabatan dengan pintar berpolitik timbul di RSUD Dr. Djasamen Saragih karena pada waktu wawancara sedang terjadi pergantian Direktur rumah sakit. Informan beranggapan terjadi pergantian Direktur rumah sakit karena unsur politik, untuk itu informan merasa kalau menjadi pimpinan harus bisa berpolitik seperti ungkapan informan I berikut ini: “Ada orang yang mampu tetapi tidak ada kesempatan, namun sebagian orang yang melewati jalan belakang sangatlah mudah. Misalnya cukup dengan melobi dan membayar”, “Inilah bukti dari tidak tertipnya nilai-nilai kehidupan sosial masyarakat, PEMDA mempunyai penilaian tersendiri tentang Direktur rumah sakit, kinerja pimpinan dianggap berhasil jika setoran rumah sakit tercapai”. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Di sisi lainnya ada anggapan bahwa kepemimpinan yang berada di sekitar pelayanan HIV tidak harus harus berpolitik untuk mempertahankan jabatannya, sebab pemimpin tersebut akan disibukkan dengan persoalan-persoalan non tehnis seperti yang diungkapkan informan V sebagai berikut: “Seharusnya seorang pemimpin punya pendirian, mengikuti kata hatinya. kalau pemimpin asik berpolitik kapan ada waktunya memajukan pelayanan dan mampu bersaing”, “Kalau pemimpin menduduki jabatan karena ada kesepakatan, atau membayar maka untuk seterusnya dia akan terus menerus jadi sapi perah, setiap saat ada minta dana seperti: wartawan, kejaksaan, dana sumbangan, dana kampanye”.

D. Berpenampilan Rapi dan Bersikap Lemah Lembut Menarik Perhatian Bawahan

Pernyataan berpenampilan rapi dan bersikap lemah lembut menarik perhatian bawahan muncul karena adanya pimpinan di lingkungan rumah sakit yang penampilannya urakan dan bergaya preman, pada hal penampilan pimpinan sering menjadi pusat perhatian seperti diungkapkan informan I: “Menarik perhatian bawahan sangat diperlukan kerapian dan lemah lembut, tidak usah pakai wajah sangar”, “Saya setuju dengan pimpinan yang rapi dan lemah lembut, seterusnya dia ganteng dan tampan pula, kalau bisa dia kocak, jadi lengkaplah penampilan pimpinan Ideal”.

E. Menempatkan Orang-orang yang Terdekat Satu Marga, Suku dalam Struktur Organisasi

Basuki J Orasi Ilmiah, 2008 menyatakan bahwa tantangan besar yang dihadapi administrasi publik dihampir semua negara, adalah adanya patologi pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara birokrasi antara lain berupa kekurangmampuan pimpinan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat dan primordialisme, kronisme, dan nepotisme. Primordialisme adalah paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Paham ini berguna untuk melestarikan budaya kelompoknya. Namun, di sisi lain sikap ini dapat membuat sikap etnosentrisme cenderung bersifat subyektif dalam memandang budaya orang lain. Nepotisme adalah lebih memilih saudara atau teman akrab kronisme, koncoisme akrab berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya duduk di organisasi. Di masa Pemerintahan Orde Baru tuduhan adanya nepotisme bersama dengan korupsi dan kolusi KKN, dijadikan sebagai salah satu pemicu gerakan reformasi yang mengakhiri kekuasaan Presiden Soeharto di tahun 1998. Kolusi dapat didefinisikan dengan bentuk hubungan berdasar persamaan kepentingan tertentu sedangkan korupsi dapat didefinisikan adanya bentuk perselingkuhan berdasar pemanfaatan wewenang yang dipercayakan padanya untuk hal-hal yang tak sesuai dengan tujuan pemberian wewenang tersebut Wikipedia, 2009. Pemerintah dengan tegas melarang adanya praktek nepotisme dalam jajarannya, dengan menyatakan tidak boleh melakukan perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme, juga melaksanakan tugas tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan UU No. 28 Tahun 1999. Undang-undang ini juga memberi sanksi pidana pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara penjara paling singkat 2 dua tahun, denda paling sedikit Rp. 200.000.000,- dua ratus juta rupiah bagi penyelenggara negara yang melakukan nepotisme. Dari uraian definisi di atas timbul berbagai permasalahan seputar nepotisme, yaitu: Benarkah nepotisme selalu merugikan? jika menguntungkan demi efisiensi mengapa banyak orang mempermasalahkan praktek-praktek nepotisme?. Pendapat lain yang menyatakan jika ada keluarga kroni, konco mempunyai kualifikasi untuk menduduki jabatan tentunya tetap melaksanakan nepotisme. Nepotisme bisa dianggap nepotisme-buruk dengan syarat, adanya motif keserakahan dan menimbulkan ketidakadilan sehingga mengakibatkan kecemburuan. Nepotisme bisa dianggap nepotisme-baik dengan syarat bisa meningkatkan efisiensi dalam rangka mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Pernyataan menempatkan orang-orang yang terdekat satu marga, suku dalam struktur organisasi, timbul karena adanya issu yang sudah menjadi rahasia umum bahwa terpilihnya seseorang menjadi pejabat seperti ungkapan informan I berikut: “.......................... yang saya tahu jika gubernur Siregar maka biasanya kepala dinas sampai kepala seksi marga Siregar, demikian uga kalau suku Melayu, maka semua pejabat dari suku Melayu, di rumah sakit ini pun seperti itu juga tergantung siapa yang berkenan dan dekat dengan pimpinan”. Penempatan jabatan struktural agak berbeda dengan fungsional, informan meyakini kalau jabatan strutural rebutan karena lebih banyak fasilitasnya. “Penempatan jabatan struktural memang rebutan karena banyak fasilitasnya tetapi berbeda dengan jabatan fungsional pelayanan HIV, yang mau duduk di sini bukan karena gajinya besar, tetapi kebanyakan karena pengabdian”. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara G. Didukung oleh Pemilik Rumah Sakit Depkes, Pemda Pernyataan didukung oleh pemilik rumah sakit timbul karena seringnya informan melihat pimpinanjajaran struktural dipanggil menghadap atau rapat dengan kepala daerah, sehingga ada anggapan setiap ada kebijakan di rumah sakit harus direstui oleh pemilik rumah sakit, apabila tanpa restu bisa fatal seperti ungkapan berikut: “Pemilik bisa saja tiba-tiba menarik dukungannya. Direktur yang terdahulu dicopot dr. Ria karena kebijakan Direktur tidak mengikuti keinginan Walikota”, “Betul, tanpa dukungan Depkes selaku pemilik rumah sakit, rumah sakit tidak bisa berjalan, rumah sakit pemerintah bukanlah organisasi yang dapat bekerja sendiri, bisa mengambil kebijakan terbatas termasuk pelayanan HIV harus ada kebijakan pusat berikut model cara pelaksanaannya”.

H. Selalu Didukung oleh Pihak III Legislatif, Kelompok Masyarakat

Informan merasa bahwa jabatan struktural harus didukung oleh pihak ke III, karena jabatan sering diperebutkan, namun berbeda dengan jabatan fungsional apalagi pelayanan HIVAIDS bukan diperebutkan, seperti ungkapan informan berikut: “Sudah menjadi rahasia umum bahwa seorang pimpinan sehebat apapun dia, bisa mengangkat derajat pelayanan rumah sakit sampai tingkat nasional, bisa di copot dengan alasan tidak jelas jika tidak punya pendukung. Namun sebaliknya jika pendukungnya cukup kuat dan berpengaruh kepemimpinan bisa bertahan, tapi hati-hati pendukung itu bukan tidak minta balasan, kadang minta proyek, kadang sumbangan, macam macam lah, bisa bikin pusing kepala pimpinan”. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara

I. Memberi Perhatian Kepada Bawahan dengan Cara Sering Memuji Karyawan di Tempat RamaiFormal

Memberi perhatian dengan memberi pujian akan memberi nilai tambah bagi karyawan lainnya, juga berdampak mengurangi rasa “risih” dalam pergaulan sesama karyawan, seperti diungkapkan responden berikut: “Sebagai petugas VCT pekerjaan kami membantu orang dalam mengubah perilaku seksual untuk pencegahan penularan HIV, mencegah penularan HIV antara ibu dan anak, meningkatkan akses terapi dan perawatan untuk pekerja dengan HIVAIDS. Jika pekerjaan kami dipuji di tempat ramai bisa menjadi promosi bagi perawat yang lain sehingga bisa mengetuk hati orang yang berjiwa mengabdi”. Y. Mampu Mencari Dukungan dan Sumber Dana dari Luar Rumah Sakit Program pelayanan HIV membutuhkan dana dan banyak pekerja sukarelawan, saat ini dana yang digunakan berasal dari Global Fund, para informan merasa kuatir jika suatu saat dana diberhentikan, maka pelayanan akan sangat terganggu, seperti ungkapan berikut: “Kepemimpinan yang baik adalah yang mampu mencari dukungan dana untuk memajukan pelayanan, coba bayangkan tanpa bantuan dana dari Global Fund kemungkinan besar pelayanan HIVAIDs akan berhenti, sampai kapan orang asing mau dan mampu untuk membantu, mulai sekarang seharusnya pemimpin kuatir kelanjutan dari pelayanan HIVAIDS, jika pada suatu saat bantuan dari pihak ke III berhenti ada kemungkinan pelayanan berhenti pula”.

K. Mempunyai Ide yang Dikonsultasikan dengan Pemilik Rumah Sakit

Pemimpin tidak perlu terlalu kreatif karena bisa bertahan dalam jabatan saja sudah hebat cukup, termasuk ide baik untuk mengembangkan pelayanan HIVAIDS, semuanya harus dapat restu dari atasan rumah sakit seperti ungkapan berikut: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Pemimpin tidak perlu terlalu inovatif, kalau idenya tidak disetujui oleh pemilik rumah sakit atau atasan langsung, ide tersebut lebih baik dihentikan saja, mencegah kejadian yang tidak diharapkan. Perbedaan prinsip dengan atasan bisa berakibat fatal dan fakta menyatakan banyak pemimpin di dinas daerah, atau rumah sakit beda pendapat dengan atasan hari ini, besok sudah dicopot tanpa ada pemberitahuan atau peringatan. Pengelola rumah sakit aman dalam kedudukannya jika sering mengadakan pendekatan dengan pemilik, termasuk dalam hal ide, kalau pemilik tidak senang maka 1001 cara bisa digunakan untuk menurunkannya dari jabatan”. Pemimpin juga sebaiknya bisa diberi kewenangan yang lebih besar untuk mengembangkan pelayanan seperti ungkapan berikut: “Pada dasarnya akar permasakahan berasal dari kewenangan direktur, pola tarif rumah sakit, kepegawaian dan mutu pelayanan. Kewenangan direktur untuk perbaikan alat untuk menunjang pelayanan yang digunakan di HIV sebagai contoh rusak dan perlu perbaikan segera, mungkin biaya tinggi atau diperlukan peralatan baru, berkaitan dengan dana harus menunggu tahun anggaran baru. Seharusnya hal seperti ini ada pendekatan dengan pemilik sehingga bisa digunakan dana, jangan pula dituduh korupsi”. L. Mampu Mengadaptasikan Budaya Adat dan Kebiasan Contoh: Dalihan Natolu dalam Kebijakan Sistem kekerabatan yang ada di masyarakat di Sumatera Utara sangat dekat dengan kebiasaan adat dan suku, program HIVAIDS diyakini lebih bermanfaat, jika bisa memanfaatkan kebiasaan masyarakat. M. Menunjukkan Peran Serta dalam Kegiatan Karyawan Pesta Perhatian pimpinan terhadap bawahan sangat dibutuhkan oleh karyawan, termasuk pekerja yang melayani pelayanan HIVAIDS, mereka bangga jika didatangi pimpinan rumah sakit sewaktu ada acara pesta. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara N. Mempertahankan Prinsip yang Tegas Walaupun Berlawanan dengan Situasi Pelayanan HIV membutuhkan pimpinan yang mempertahankan prinsip yang tegas walaupun berlawanan dengan situasi. Prinsip yang ditunjukkan oleh Direktur yang lama di RSU Dr. Djasamen Saragih menjadi kebanggaan, termasuk di pelayanan HIV seperti ungkapan oleh informan II: “Butuh ketegasan pimpinan yang menjelaskan bahwa pelayanan adalah mutlak pengorbanan dan kemanusiaan, mencegah agar orang yang terlibat tidak ada yang berkhayal mendapat keuntungan”. Prinsip lain ditunjukkan oleh informan yang mempunyai persepsi bahwa konsep mempertahankan prinsip yang tegas tidak perlu dan tidak mendukung untuk jabatan seperti diungkapkan informan IV: “Saya kurang setuju soal prinsip, lihat Direktur yang dulu punya konsep yang jelas untuk membangun RSU Dr. Djasamen Saragih, mempunyai prinsip yang berlawanan dengan keinginan walikota, tidak mau menyetor sejumlah uang ke walikota akhirnya dicopot dari jabatannya”.

O. Menempatkan Pejabat Struktural Karena Sudah Menjadi Kepercayaan dan

Berbau Nepotisme Pengusulan pejabat struktural di rumah sakit sepenuhnya adalah wewenang Direktur, pengusulan tersebut mempunyai mekanisme namun dalam kenyataan tidak semua informan setuju pengusulan dan pengangkatan berdasarkan mekanisme yang berlaku seperti diinformasikan oleh informan I: “Kalau bisa menolong sesama kerabat atau sanak famili, sekarang saatnya, Emang sih di mana-mana sudah begitu”, ............................ masyarakat menganggap ini suatu kewajaran dan tidak perlu diributkan, ......................”. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Ungkapan kekesalan informan juga terlihat dari kenyataan yang tidak dianggap profesional, seperti diungkapkan informan IV: “Orang mencibir kalau ada pejabat baru diangkat, mereka bisik-bisik, “bayar berapa dia”, begitu menjadi pejabat dia harus mengatur posisi agar bisa memenuhi kesepakatan dengan atasan, terus dikejar-kejar jaksa, akhirnya membawa penderitaan”.

P. Menempatkan SDM di Jabatan Struktural Berdasarkan Unsur Pendidikan dan Pengalaman Kerja

Pernyataan menempatkan Sumber Daya Manusia SDM di jabatan struktural berdasarkan unsur pendidikan dan pengalaman kerja, timbul karena sudah seharusnya dilakukan untuk tujuan peningkatan profesionalisme, namun dalam kenyataannya seperti diungkapkan oleh informan I: “Kenyataannya semua bisa terjadi, anak semalam baru PNS bisa diusulkan kepala seksi, ada yang dari dulu sampai pensiun tetap menjadi pelaksana, saya tidak yakin pimpinan mengusulkan jabatan karena faktor pendidikan atau pengalaman kerja”, “Pejabat struktural yang kulihat umumnya dari golongan etnis dan agama tertentu saja, saya rasa tidak mungkinlah dari golongan tertentu saja yang lebih profesional atau lebih memenuhi persyaratan menduduki jabatan”. Pernyataan tersebut tidak seluruhnya ditanggapi “tidak benar” oleh informan karena jabatan struktural yang sudah diusulkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai dengan aturan yang ditetapkan, namun keputusan akhir berada di pemilik rumah sakit seperti diungkapkan oleh informan V: “Pimpinan rumah sakit sudah mengusulkan, Baperjakat mengadakan pertimbangan, keputusan akhir diambil oleh Walikota dan mutlak haknya”. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara

Q. Selalu Memberikan Janji-janji untuk Lebih Meningkatkan Kinerja Pegawai Walaupun Tidak Ditepati

Pernyataan selalu memberikan janji-janji untuk lebih meningkatkan kinerja pegawai walaupun tidak pernah ditepati, timbul karena di pelayanan HIV sering terdengar janji untuk diklat dan sebagainya namun realisasinya belum jelas, namun sebagian informan menganggap sebagai faktor pendorong motivasi seperti diungkapkan oleh informan II: “Kami juga sering dijanjikan akan meningkatkan ilmu dan pelatihan tapi sampai saat ini belum terealisasi karena katanya anggaran belum tersedia untuk itu”. Pernyataan tersebut tidak semua informan meyakininya karena dengan berjanji seharusnya para pemimpin sudah mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakannya, seperti diungkapkan oleh informan V: “Lebih baik dia tidak membuat janji, cukup dengan adanya pengakuan dan pujian bahwa karyawan sudah bekerja dengan baik sudah merupakan dorongan psikologis”. R. Menempatkan Orang yang Dipercaya di Unit Kerja Tanpa Diketahui oleh Pegawai Lain Karena Ada Hubungan Tertentu dengan Pemimpin Pernyataan tentang menempatkan orang yang dipercaya di unit kerja tanpa diketahui oleh pegawai lain karena ada hubungan tertentu dengan pemimpin, timbul karena seringnya kejadian di unit pelayanan diketahui oleh Direktur, namun hal ini diakui oleh informan “seolah-olah terasa” tapi tidak terbuktikan, seperti diuraikan oleh informan I: pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara “Saya dengar memang ada orang yang ditunjuk pimpinan seperti itu, menjadi kibus mata-mata red, fungsinya memberi masukan kepada pimpinan, katanya agar pimpinan mengenal orang yang potensial”, “Ada, tetapi kita tidak tahu siapa orang yang ditunjuk pimpinan seperti itu, namun dari isu yang beredar orang seperti itu banyak disebarkan di kalangan struktural, agar pimpinan bisa mengetahui siapa yang menjadi lawan atau teman”. Di RSUD Dr. Djasamen Saragih tidak sepenuhnya mengakui hal ini karena di rumah sakit daerah, walikota dan kepala rumah sakit sudah memiliki agenda tersendiri seperti diungkapkan oleh informan III: “Tidak ada itu, untuk kepentingan siapa, keberhasilan pimpinan saat ini ditentukan oleh kemampuannya memenuhi kesepatan yang telah ditentukan dengan pemilik rumah sakit”.

S. Membuat Prosedur Kerja Tanpa Meminta Masukan Berupa SaranIde Pegawai di Lapangan

Prosedur kerja dibuat tanpa meminta masukan saranide pegawai di lapangan, timbul karena informan sebagai pimpinan menganggap perlu beberapa prosedur kerja dengan tujuan memperbaiki kualitas pelayanan di HIV, namun pandangan tersebut tidak diyakini oleh informan yang lain karena pelayanan HIV bersifat tehnis.

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian Kuantitatif Konfirmasi