63 perbuatan memasukkan ke Indonesia pada saat seseorang yang membawa uang
tidak asli atau dipalsu yang berada di luar negeri masuk ke dalam pesawat atau kapal Indonesia .
49
Objek tindak pidana Pasal 245 adalah objek uang yang dihasilkan oleh perbuatan meniru atau memalsu dalam pasal 244. Artinya objek tindak pidana
pasal 245 adalah berupa objek hasil kejahatan pasal 244 ialah: mata uang Negara; mata uang bank; uang kertas Negara; uang kertas bank yang tidak asli atau
dipalsu. Empat macam objek kejahatan ini dapat disingkat dengan menyebutnya “uang tidak asli atau dipalsu”. Untuk empat macam objek ini telah dibicarakan
sebelumnya dalam bahasan mengenai Pasal 244.
2.2 Mata Uang Negara Atau Bank Atau Uang Kertas Negara Atau Bank Tidak Asli atau Dipalsu
50
49
Ibid, hlm. 62 – 65.
50
Ibid, hlm 65.
2.3 Tidak Aslinya Atau Palsunya Uang Disebabkan Oleh Perbuatan Meniru Atau Memalsu Dilakukannya Sendiri
Unsur tersebut di atas terdapat dalam tindak pidana bentuk pertama pasal 245. Unsur tersebut bersifat objektif yang sesungguhnya juga disadarinya, artinya
bersifat subjektif. Maksudnya adalah si pembuat yang mengedarkan uang tidak asli atau dipalsu tersebut secara objektif benar-benar menjadikan uang itu tidak
asli atau dipalsu. Uang tidak asli dihasilkan oleh perbuatan meniru dan uang palsu dihasilkan oleh perbuatan memalsu yang menjadi unsur dalam pasal 244.
Sementara bersifat subjektif, artinya si pembuat menyadari bahwa uang yang diedarkannya itu tidak asli atau dipalsu yang dihasilkan oleh perbuatannya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
64
2.4 Unsur Kesalahan: a. Dengan Sengaja; b. Yang Tidak Asli Atau Dipalsu Diketahui Pada Saat Menerimanya; c. Dengan Maksud Untuk
Mengedarkan Atau Menyuruh Mengedarkan Sebagai Asli Atau Tidak Dipalsu
a. Unsur Dengan Sengaja
Dalam semua empat bentuk tindak pidana Pasal 245 terdapat dicantumkan unsur kesengajaan. Dengan sengaja kesengajaan merupakan
unsur mutlak tindak pidana, artinya semua tindak pidana dipastikan mengandung unsur kesengajaan kecuali jika secara formal dicantumkan unsur kulpa dalam
rumusan.
51
• Pertama, mengenai pengertian sengaja yang telah diberikan petunjuk oleh Mvt
sebagai pengetahuan wetens dan kehendak willens. Artinya tindak pidana kulpa harus ditandai dengan mencantumkan
unsur kulpa. Sementara delik dolus, tidak. Mengenai unsur sengaja dalam rumusan tindak pidana dolus ada dua macam, yang secara tegas dicantumkan di
dalam rumusan dan yang tidak. Artinya dalam setiap tindak pidana dolus, selalu terdapat unsur kesengajaan, baik dicantumkan secara tegas atau tidak di dalam
rumusan. Apabila dicantumkan dalam rumusan, maka sengaja tersebut harus dibuktikan. Jika tidak dicantumkan, tidak perlu dibuktikan. Cukup membuktikan
unsur perbuatannya saja, karena unsur kesengajaan telah melekat dan terdapat terselubung di dalamnya. Apabila unsur perbuatan telah dapat dibuktikan, maka
unsur sengaja dianggap telah terbukti pula. Apa yang harus dibuktikan, ialah mengenai dua hal, yaitu :
• Kedua, pengertian sengaja sebagai pengetahuan dan kehendak tersebut dalam
hubungannya dengan unsur-unsur lainnya, terutama hubungannya dengan perbuatan yang dicantumkan dalam rumusan. Sengaja, khususnya kehendak
selalu diarahkan pada melakukan perbuatan. Sementara pengetahuan selain diarahkan pada unsur perbuatan.
51
Moeljatno i, 1983. Azas-azas Hukum Pidana, Penerbit Bina Aksara, Jakarta, hlm. 182.
Universitas Sumatera Utara
65 Dengan memerhatikan rumusan pasal 245 dan unsur-unsurnya yang telah
dirinci dan diurai sebelumnya, maka dapat diektahui unsur mana yang diliputi oleh unsur sengaja dalam setiap bentuk.
1 Bentuk Pertama. Unsur sengaja diarahkan pada unsur-unsur sebagai berikut :
• Perbuatan mengedarkan sebagai asli atau tidak dipalsu.
Penjelasan :
Si pembuat menghendaki untuk mewujudkan mengedarkan sebagai asli atau tidak dipalsu. Ia mengerti tentang nilai perbuatan dan akibat perbuatan yang hendak
dilakukannya. •
Objek mata uang Negara atau bank, atau uang kertas Negara atau bank yang tidak asli atau dipalsu.
Penjelasan :
Si pembuat mengerti bahwa objek yang hendak diedarkannya adalah berupa mata uang Negara atau bank yang tidak asli atau dipalsu, atau uang kertas Negara
atau bank tidak asli atau dipalsu. •
Padahal uang tidak asli atau palsu tersebut ditiru atau dipalsu olehnya sendiri.
Penjelasan :
Si pembuat menginsyafi bahwa uang tidak asli atau dipalsu tersebut disebabkan oleh perbuatan meniru atau memalsu yang dilakukan olehnya sendiri.
Tiga hal itu sangat perlu bahkan wajib dimuat dalam uraian surat tuntutan requisitoir dalam rangka pembuktian unsur sengaja. Kemudian 3 hal itu
dijabarkan atau dihubungkan dengan fakta-fakta yang terdapat di dalam persidangan guna membuktikan :
• Benar bahwa terdakwa menghendaki perbuatan mengedarkan sebagai asli atau
tidak dipalsu. •
Benar bahwa terdakwa mengerti atau memiliki keinsyafan terhadap keadaan tidak asli atau dipalsunya uang yang hendak diedarkannya.
• Benar bahwa terdakwa mengetahui atau memiliki keinsyafan bahwa keadaan
tidak aslinya atau dipalsunya uang tersebut disebabkan oleh perbuatan meniru atau memalsu yang dilakukan olehnya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
66
2 Bentuk Kedua. Unsur sengaja diarahkan pada unsur-unsur sebagai berikut :
• Perbuatan mengedarkan sebagai asli atau tidak dipalsu.
Penjelasan :
Bahwa si pelaku menghendaki mengedarkan uang yang diketahuinya sebagai tidak asli atau dipalsu yang seolah-olah uang itu asli atau tidak dipalsu.
• Objek mata uang Negara atau bank atau uang kertas Negara atau bank tidak
asli atau dipalsu bukan oleh perbuatannya.
Penjelasan :
Bahwa perbuatan meniru atau memalsu uang sehingga menjadi uang tidak asli atau dipalsu bukan dilakukan olehnya sendiri.
• Yang tidak asli atau dipalsunya uang itu diketahuinya waktu menerimanya.
Penjelasan :
Bahwa si pelaku mengetahui bahwa uang itu tidak asli atau dipalsu ketika menerima uang.
Tiga hal itu harus dimuat dalam uraian surat tuntutan requisitoir guna membuktikan unsur sengaja bentuk kedua. Kemudia tiga hal itu dijabarkan atau
dihubungkan dengan fakta-fakta yang di dapat dalam persidangan guna membuktikan :
• Benar bahwa si terdakwa memang menghendaki perbuatan mengedarkan uang
tidak asli atau dipalsu sebagai asli atau tidak dipalsu. •
Benar bahwa mata uang Negara atau bank atau uang kertas negar tersebut tidak asli atau dipalsu bukan olehnya sendiri.
• Benar bahwa tidak asli atau dipalsunya uang yang diterimanya tersebut
diketahui pada waktu menerimanya.
3 Bentuk Ketiga. Unsur sengaja diarahkan pada unsur-unsur sebagai berikut :
• Perbuatan menyimpan atau memasukkan ke Indonesia
Penjelasan :
Bahwa si pelaku menghendaki untuk melakukan perbuatan menyimpan atau memasukkan ke Indonesia uang tidak asli atau dipalsu.
• Objek mata uang Negara atau bank atau uang kertas Negara atau bank
yang tidak asli atau dipalsu.
Universitas Sumatera Utara
67
Penjelasan :
Si pelaku mengerti bahwa objek yang hendak disimpan atau pun diedarkannya sendiri atau menyuruh orang lain mengedarkannya adalah berupa mata uang
Negara atau bank yang tidak asli atau dipalsu, atau uang kertas Negara atau bank tidak asli atau dipalsu.
•
Yang tidak asli atau dipalsunya uang itu dilakukan olehnya sendiri. Penjelasan :
Bahwa si pelaku menyadari bahwa tidak asli atau dipalsunya uang disebabkan oleh perbuatan meniru atau memalsu yang dilakukan olehnya sendiri.
• Maksudnya melakukan perbuatan menyimpan atau memasukkan ke
Indonesia adalah untuk diedarkan atau menyuruh orang edarkan sebagai uang asli atau tidak dipalsu.
Penjelasan :
Bahwa disadarinya bahwa maksud menyimpan atau memasukkan ke Indonesia uang tidak asli atau dipalsu tersebut untuk diedarkan sebagai uang asli atau tidak
dipalsu. empat hal itu dimuat dalam uraian surat tuntutan requisitoir dalam
rangka pembuktian unsur sengaja dalam bentuk ketiga. Kemudian empat hal itu dijabarkan atau dihubungkan dengan fakta-fakta yang didapat dalam persidangan
guna membuktikan : •
Benar bahwa terdakwa menghendaki perbuatan menyimpan atau memasukkan ke Indonesia uang tidak asli atau dipalsu.
• Benar bahwa terdakwa mengerti atau memiliki keinsyafan terhadap
keadaan tidak asli atau dipalsunya uang yang hendak diedarkannya sendiri ataupun diedarkan oleh orang lain atas perintahnya.
• Bahwa benar terdakwa mengetahui bahwa tidak asli atau dipalsunya
uang disebabkan oleh perbuatan meniru atau memalsu yang dilakukannya sendiri.
• Bahwa maksud terdakwa menyimpan uang yang diketahuinya tidak asli
atau dipalsu tersebut adalah untuk diedarkan atau menyuruh orang mengedarkan sebagai uang asli atau tidak dipalsu.
Universitas Sumatera Utara
68
4 Bentuk Keempat. Unsur sengaja diarahkan pada unsur-unsur sebagai berikut :
• Perbuatan menyimpan atau memasukkan ke Indonesia.
Penjelasan :
Bahwa si pelaku menghendaki melakukan perbuatan menyimpan atau memasukkan ke Indonesia.
• Objek uang tidak asli atau dipalsu yang disebabkan oleh perbuatan
meniru atau memalsu yang dilakukan oleh orang lain.
Penjelasan :
Bahwa si pelaku mengerti bahwa benda yang disimpan atau dimasukkan ke Indonesia tersebut adalah uang tidak asli atau dipalsu yang dihasilkan dari
perbuatan meniru atau memalsu yang dilakukan oleh orang lain. •
Uang tidak asli atau dipalsu diketahuinya pada waktu menerima uang dari orang lain.
Penjelasan :
Bahwa si pelaku mengerti bahwa uang tidak asli atau dipalsu tersebut diterima dari orang lain dan si pelaku mengetahui bahwa keadaan uang tidak asli atau
dipalsu pada saat menerimanya. •
Maksud menyimpan atau memasukkan uang tidak asli atau dipalsu untuk diedarkan atau menyuruh mengedarkan sebagai uang asli atau tidak dipalsu.
Penjelasan :
Bahwa maksud si pelaku menyimpan atau memasukkan ke Indonesia uang yang diketahuinya tidak asli atau dipalsu tersebut adalah untuk diedarkan atau
menyuruh orang lain mengedarkan sebagai uang asli atau tidak dipalsu. Empat hal itu dimuat di dalam uraian surat tuntutan requisitoir dalam
rangka pembuktian unsur sengaja dalam bentuk keempat. Kemudian empat hal itu dijabarkan atau dihubungkan dengan fakta-fakta yang di dapat dalam persidangan
guna membuktikan : •
Benar bahwa terdakwa menghendaki perbuatan menyimpan atau memasukkan ke Indonesia uang tidak asli atau dipalsu.
Universitas Sumatera Utara
69 •
Bahwa benar terdakwa mengetahui bahwa benda yang disimpan atau dimasukkan ke Indonesia tersebut adalah uang tidak asli atau dipalsu yang
dihasilkan dari perbuatan meniru atau memalsu yang dilakukan oleh orang lain. •
Benar bahwa terdakwa mengetahui bahwa uang tidak asli atau dipalsu tersebut diterima dari orang lain dan si pelaku mengetahui bahwa keadaan uang tidak
asli atau dipalsu pada saat menerimanya. •
Bahwa maksud terdakwa menyimpan uang yang diketahuinya tidak asli atau dipalsu tersebut adalah untuk diedarkan atau menyuruh orang mengedarkan
sebagai uang asli atau tidak dipalsu.
52
Semua unsur yang dijelaskan di atas di mulai dari bentuk pertama hingga bentuk keempat tersebutlah harus dibuktikan dalam rangka
membuktikan unsur sengaja dalam pasal 245 KUHP.
b. Unsur Yang Tidak Asli Atau Dipalsu Diketahui Pada Saat Menerimanya