69 •
Bahwa benar terdakwa mengetahui bahwa benda yang disimpan atau dimasukkan ke Indonesia tersebut adalah uang tidak asli atau dipalsu yang
dihasilkan dari perbuatan meniru atau memalsu yang dilakukan oleh orang lain. •
Benar bahwa terdakwa mengetahui bahwa uang tidak asli atau dipalsu tersebut diterima dari orang lain dan si pelaku mengetahui bahwa keadaan uang tidak
asli atau dipalsu pada saat menerimanya. •
Bahwa maksud terdakwa menyimpan uang yang diketahuinya tidak asli atau dipalsu tersebut adalah untuk diedarkan atau menyuruh orang mengedarkan
sebagai uang asli atau tidak dipalsu.
52
Semua unsur yang dijelaskan di atas di mulai dari bentuk pertama hingga bentuk keempat tersebutlah harus dibuktikan dalam rangka
membuktikan unsur sengaja dalam pasal 245 KUHP.
b. Unsur Yang Tidak Asli Atau Dipalsu Diketahui Pada Saat Menerimanya
Unsur ini terdapat dalam tindak pidana pasal 245 bentuk kedua, ketiga dan keempat. Sesungguhnya unsur ini bersifat dua. Unsur yang tersurat bersifat
subjektif dan yang tersirat bersifat objektif. Unsur tersurat bersifat subjektif dapat dipahami dari adanya perkataan
“waktu diterima diketahuinya”. Perkataan “diketahuinya” menunjukkan adanya sikap batin tertentu yang terbentuk ketika menerima uang tidak asli atau dipalsu
dari pihak lain. Sementara unsur tersirat terselubung bersifat objektif terdapat di dalam
anak kalimat atau unsur “waktu diterima diketahuinya bahwa uang tidak asli atau dipalsu”. Bahwa dapat dipastikan di anak kalimat tersebut keadaan uang
yang diedarkan, disimpan atau dimasukkan ke Indonesia adalah tidak asli atau dipalsu. Dapat dipastikan tidak asli atau dipalsunya uang itu dihasilkan oleh
perbuatan meniru atau memalsu yang dimaksud dalam pasal 244. Keadaan uang tidak asli atau dipalsu harus terbukti secara objektif,
artinya benar-benar uang tersebut berupa uang tidak asli atau dipalsu. Apabila
52
Adam Chazawi, Ardi Ferdian, Op.cit., hlm. 68 -74.
Universitas Sumatera Utara
70 ternyata bahwa uang tersebut adalah asli atau tidak dipalsu, meskipun waktu
menerima uang terbentuk pengetahuan uang tidak asli atau dipalsu, maka si pembuat yang mengedarkan tidak boleh dipidana. Karena disamping secara
objektif, tidak terpenuhinya unsur objektif yang tersirat berupa uang tidak asli atau dipalsu, dan juga dalam hal ini terjadi kesesatan hukum rechts dwaking
terhadap atau dalam unsur tindak pidana.
53
Unsur maksud yang tercela tersebut sangat erat hubungannya dengan unsur “tidak asli atau dipalsu dilakukannya sendiri” dalam bentuk ketiga, atau
dengan unsur “waktu diterima diketahuinya bahwa tidak asli atau dipalsu” dalam bentuk keempat. Oleh sebab dicantumkannya dua unsur yang disebutkan terakhir
itulah maka untuk dapat dipidananya perbuatan menyimpan atau memasukkan ke Indonesia diperlukan maksud mengedarkan seperti yang tercantum dalam bentuk
ketiga dan keempat tersebut. Secara subjektif, pada unsur itulah melekat sifat melawan hukumnya perbuatan menyimpan dan memasukkan ke Indonesia.
c. Dengan Maksud Untuk Mengedarkan Atau Menyuruh Mengedarkan Sebagai Asli Atau Tidak Dipalsu