71
3. Kejahatan Merusak Uang Pasal 246
Tindak pidana perusakan mata uang atau muntschennis oleh pembentuk undang-undang telah dilarang di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 246
KUHP, yang rumusan aslinya dalam bahasa belanda berbunyi sebagai berikut. Hij die muntspecien in waarde verminderd, met het oogmerk om ze Aldus
in waarde verminderd uit te geven of te doen uitgeven, wordt, als schuldig aan muntschennis, gestraft met gevangenisstraf van ten hoogste
twaalf jaren.
55
Barangsiapa mengurangi nilai mata uang dengan maksud untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan mata uang yang telah
dikurangi nilainya itu, karena bersalah melakukan perusakan mata uang dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 12 tahun.
Artinya :
56
Unsur objektif kedua dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 246 KUHP ialah unsur mengurangi nilai
mata uang. Unsur ini menunjukkan bahwa yang dilarang untuk dilakukan orang di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 246 KUHP ialah perbuatan mengurangi
Tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 246 KUHP mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
a. unsur subjektif : dengan maksud untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan mata uang yang telah dikurangi nilainya;
b. unsur-unsur objektif : 1. Barangsiapa; 2. Mengurangi nilai mata uang.
Unsur objektif pertama dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 246 KUHP ialah unsur barangsiapa.
Kata “barangsiapa” menunjukkan orang, yang apabila orang tersebut terbukti memenuhi semua unsur dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam
ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 246 KUHP, maka ia dapat dipandang sebagai pelaku dari tindak pidana tersebut.
55
Engelbrecht, Op.cit.
56
Terjemahan BPHN
Universitas Sumatera Utara
72 nilai mata uang. Itu juga berarti tindak pidana yang dimaksudkan di dalam
ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 246 KUHP merupakan suatu tindak pidana formal, yang sudah dapat dipandang telah selesai dilakukan oleh pelaku,
yakni segera setelah pelaku melakukan perbuatan mengurangi nilai mata uang. Dari kata-kata mata uang orang juga dapat mengetahui bahwa yang dapat
menjadi objek dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 246 KUHP hanyalah mata uang yang terbuat dari logam, tanpa
orang perlu memperhatikan apakah mata uang tersebut terbuat dari logam emas, perak, nikel, tembaga atau alumunium ataupun terbuat dari campuran logam-
logam tersebut. Perbuatan mengurangi nilai mata uang dapat dilakukan dengan cara
membuat lubang pada mata uang dan kemudian mengorek keluar sebagian dari logamnya, dengan memotong atau dengan mengikir mata uang, sehingga nilai
intrinsic dari mata uang itu menjadi berkurang.
57
Pembentuk undang-undang telah memandang perbuatan mengurangi nilai mata uang itu sebagai tindak pidana yang sifatnya lebih ringan dibandingkan
dengan perbuatan memalsukan mata uang, hingga pidana yang diancam bagi pelaku tindak pidana tersebut telah dianggap tidak perlu untuk disamakan dengan
pidana yang diancamkan bagi pelaku pemalsuan mata uang. Dalam praktik kita sering melihat orang menyuruh membuat perhiasan
dari mata uang emas. Perbuatan membuat perhiasan dari mata uang emas seperti itu sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam pengertian mengurangi nilai mata
uang seperti yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 246 KUHP, akan tetapi karena pada orang yang menyuruh membuat
perhiasan tersebut tidak terdapat maksud untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkannya sebagai mata uang yang telah dikurangi nilainya, maka yang ia
lakukan itu bukan merupakan tindak pidana seperti yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 246 KUHP tersebut.
58
57
Simons, Leerboek II, hlm. 322.
58
M.V.T, dalam Smidt, Geschiedenis II, hlm. 233.
Universitas Sumatera Utara
73 Unsur subjektif dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan
pidana yang diatur pasal 246 KUHP ialah unsur dengan maksud untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan mata uang yang telah dikurangi
nilainya. Kata “ dengan maksud di atas merupakan bijkomend oogmerk atau maksud lebih lanjut dari pelaku, yang tidak perlu telah terlaksana pada waktu
pelaku selesai melakukan perbuatan yang terlarang, yakni pada waktu selesai melakukan perbuatannya mengurangi nilai mata uang, tetapi karena maksud
pelaku tersebut merupakan unsur dari tindak pidana tersebut, dengan sendirinya baik penuntut umum maupun hakim harus dapat membuktikan tentang adanya
maksud seperti itu pada pelaku. Jika mereka ternyata tidak dapat membuktikan adanya maksud tersebut
pada pelaku, maka dengan sendirinya juga tidak ada alasan bagi mereka untuk menyatakan pelaku terbukti telah melakukan tindak pidana seperti yang
didakwakan oleh penuntut umum, hingga hakim harus memberikan putusan bebas bagi pelaku.
Kiranya perlu diperingatkan, bahwa untuk dapat menyatakan terdakwa terbukti mempunyai maksud untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan itu,
hakim tidak perlu menggantungkan diri pada adanya pengakuan dari pelaku, melainkan ia dapat menyimpulkannya dari kenyataan atau keadaan yang ia jumpai
selama melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.
4. Mengedarkan Uang Rusak Pasal 247