1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Uang mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian karena uang merupakan alat transaksi pembayaran dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk dapat berfungsi sebagai alat tukar, uang harus diterimamendapat jaminan kepercayaan. Pada masa ini jaminan kepercayaan itu
diberikan pemerintah berdasarkan undang-undang atau keputusan yang berkekuatan hukum. Dengan fungsinya sebagai alat transaksi, uang amat
mempermudah dan mempercepat kegiatan pertukaran dalam perekonomian modern.
Uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita sehari- hari. Dan ada pula yang berpendapat bahwa “uang” merupakan “darah”-nya
perekonomian, karena di dalam masyarakat modern dewasa ini, dimana mekanisme perekonomian berdasarkan lalu lintas barang dan jasa semua kegiatan-
kegiatan ekonomi akan memerlukan uang sebagai alat pelancar guna mencapai tujuan .
1
Peranan uang sangat strategis dalam memainkan peranannya dalam perekonomian suatu Negara. Walaupun saat ini berkembang suatu penggunaan
transaksi keuangan secara elektronik, namun tidak mengurangi pentingnya transaksi secara tunai. Terlebih lagi sebagian besar masyarakat Indonesia masih
menggunakan uang kertas kartal
2
1
Iswardono SP., Uang dan Bank, Edisi Keempat, Cetakan Kelima Yogyakarta: BPFE, 1997, hlm.3.
2
Tim Peneliti Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung, “Ringkasan Penelitian Hukum Tindak Pidana di Bidang Mata Uang”, Makalah Dalam Seminar Kejahatan Terhadap Mata Uang
dan Upaya Penegakan Hukumnya di Wilayah Sumatera Utara Pada Tanggal 14 Januari 2006 di Biro Rektor USU, Medan hlm. 7-8.
.
Universitas Sumatera Utara
2 Peranan uang ini menimbulkan keinginan setiap manusia untuk memiliki
uang sebanyak-banyaknya. Dimana menimbulkan gangguan berupa tindakan- tindakan yang melanggar hukum
3
3
PAF. Lamintang dan Theo Lamintang, Kejahatan Membahayakan Kepercayaan Umum Terhadap Surat, Alat Pembayaran, Alat Bukti, dan Peradilan, edisi kedua. Sinar Grafika. Jakarta.
2009. Hal 162-163.
, dimana pengaruhnya dapat mengganggu kelancaran mekanisme di bidang perekonomian, yang akhirnya akan berpengaruh
kepada bidang-bidang lain. Segala aspek kehidupan saat ini tidak lepas dari yang namanya uang. Tidak satupun peradaban di dunia tidak mengenal uang. Jika
adapun, maka perekonomian dalam peradaban tersebut pasti tidak berkembang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering dihadapkan kepada suatu
kebutuhan yang mendesak, kebutuhan pemuas diri dan bahkan kadang-kadang mereka menghadapi desakan untuk mempertahankan status diri. Secara umum
kebutuhan setiap manusia itu akan dapat dipenuhi, walaupun tidak seluruhnya. Terhadap kebutuhan yang mendesak pemenuhannya dan harus dipenuhi dengan
segera biasanya sering dilaksanakan tanpa pemikiran yang matang yang dapat
merugikan lingkungan atau manusia lain.
Seiring dengan perkembangan teknologi banyak orang yang semakin pandai, tetapi kepandaian tersebut tidak diimbangi dengan etika dan moral yang
baik sehingga banyak orang yang menggunakan kepandaian tersebut untuk kepentingan sendiri. Motif ekonomi seringkali mendorong munculnya berbagai
tindak pidana yang baru dan inovatif. Misalnya mumculnya kejahatan cyber crime, money laundering, pemalsuan uang, kejahatan perbankan, dan lain
sebagainya. Manusia cenderung mencari celah-celah hukum dengan kecanggihan teknologi dan ilmu pengetahuan. Sepanjang ada niat untuk memperkaya sendiri,
adanya sarana, adanya jalan yang dapat digunakan dan adanya tujuan dan sasaran yang potensial untuk dapat dikuasai maka kesempatan untuk munculnya jenis
kejahatan baru akan selalu ada.
Universitas Sumatera Utara
3 Maraknya berbagai jenis kejahatan merupakan suatu bukti bahwa tingkat
moralitas dan akhlak masyarakat sudah mulai berkurang. Sebagai contoh akhir- akhir ini banyak terjadi aksi-aksi penipuan salah satunya yaitu maraknya
pemalsuan uang dan pengedarannya. Kejahatan pemalsuan uang dan pengedarannya, tidak hanya melanda warga kota bahkan sudah sampai ke seluruh
pelosok tanah air .
4
Memalsu uang ataupun mengedarkan uang palsu adalah jalan paling pintas dari semua jalan pintas yang pernah digunakan manusia dengan berbagai
macam tujuan ekonomis alasannya karena tindakan ini tidak perlu membeli senjata, bergadang sampai malam mengintai mangsa, mengatur scenario,
merampok juragan emas, menghindari kejaran polisi, sembunyi, dan baru menjual hasil rampokannya selang beberapa saat kemudian .
5
Kejahatan pemalsuan uang dan pengedarannya dewasa ini semakin merajarela dalam skala yang besar dan sangat merisaukan dimana dampak yang
paling utama yang ditimbulkan oleh kejahatan pemalsuan uang dan pengedarannya yaitu dapat mengancam kondisi moneter dan perekonomian
nasional. Masyarakat Indonesia memiliki mayoritas ekonomi menegah kebawah dan tentu saja keberadaan uang palsu ini akan sangat merugikan terhadap
masyarakat Indonesia sendiri terutama terhadap masyarakat ekonomi bawah. Contoh yang dapat kita amati secara sederhana adalah jika seorang pedagang
bakso keliling setiap harinya harus berkeliling untuk menjual dagangannya, sementara itu ia juga menjadi tumpuan keluarga dan tulang punggung keluarga
yang harus membiayai istri dan anaknya. Penghasilan per harinya sekitar Rp.50.000,00. Namun si pedagang akan sangat merugi dan terpukul jika ternyata
uang hasil dagangannya tersebut adalah uang palsu yang tidak dapat digunakan. Ia tidak hanya merugi karena uang tersebut tidak dapat digunakan untuk modal
4
“Skripsi Pemalsuan Uang”, diakses dari http”Scribd.comdoc18544984skripsi-pemalsuan- uangscribd, pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 04.35.
5
Arianti, E. Ayu Sunarti, Bencana Uang Palsu Sumber Pembusukan Bangsa Dari Dalam Tubuh Sendiri, edisi pertama. elsTreba. Yogtakarta 2000. Hal v.i
Universitas Sumatera Utara
4 usahanya kembali, namun ia juga merugi karena ia tidak dapat memenuhi
kebutuhannya akan dirinya sendiri maupun keluarganya. Hal diatas terjadi karena umumnya masyarakat umumnya tidak cukup mengerti bagaimana membedakan
uang asli dengan uang palsu, apalagi apabila uang palsunya tersebut dibuat dengan sangat canggih sehingga sangat sulit dibedakan dengan yang aslinya.
Masyarakat juga kebanyakan tidak melengkapi diri dengan detector ultraviolet yang tidak murah harganya. Mereka sudah cenderung mempercayakan
penyelenggaraan infrastrukstur keras maupun lunak mereka kepada Negara. Kebanyakan Kasus pemalsuan uang dan pengedarannya dilakukan oleh
para residivis. Hal ini menunjukkan ketidak-jeraan para pelaku, karena mungkin sanksi hukum pidana terlalu ringan dan tidak ada denda pada pasal 244, 245
KUHP, atau memang masyarakat tak melakukan pencelaan terhadap tindak pidana ini, baik secara lahir maupun secara batin jiwa manusia
6
1. Bagaimanakah ketentuan hukum terhadap tindak pidana pemalsuan dan
pengedaran uang palsu dalam hukum positif Indonesia ? .
Atas dasar uraian di atas mengenai kasus pemalsuan uang dan pengedarannya yang kebanyakan dilakukan oleh para residivis maka Penulis
tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang “PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMALSUAN DAN
PENGEDARAN UANG PALSU” . Dengan melakukan studi kasus pada perkara
No. 1515Pid.B2013PN.MDN.
B. Rumusan Masalah