Mengedarkan Uang Rusak , Tidak Asli Atau Dipalsu Yang Lain Dari Pasal 245 dan 247 Pasal 249

78 untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan sebagai mata uang yang tidak cacat. Unsur dengan maksud untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan sebagai mata uang yang tidak cacat tersebut merupakan bijkomend oogmerk atau maksud lebih lanjut dari kehendak terdakwa untuk mempunyai dalam persediaan atau memasukkan ke Indonesia mata uang yang telah dikurangi nilainya. Agar terdakwa dapat disebut sebagai telah selesai melakukan tindak pidananya, maksud untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan sebagai mata uang yang tidak cacat tersebut tidakah perlu telah terlaksana, pada waktu terdakwa selesai melakukan perbuatannya yang terlarang, yakni mempunyai dalam persediaan atau memasukkan ke Indonesia mata uang yang telah ia kurangi nilainya. Walaupun maksud terdakwa untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan sebagai mata uang yang tidak cacat tersebut tidak perlu telah terlaksana pada waktu ia selesai melakukan perbuatannya yang terlarang, yakni mempunyai dalam persediaan atau memasukkan ke Indonesia mata uang yang telah ia kurangi nilainya. Tetapi karena maksud terdakwa itu merupakan unsur dari tindak pidana yang didakwakan kepadanya, dengan sendirinya baik penuntut umum maupun hakim harus dapat membuktikan tentang adanya maksud seperti itu pada diri terdakwa. Jika maksud terebut ternyata tidak dapat dibuktikan, maka dengan sendirinya juga tidak ada alasan untuk menyatakan terdakwa terbukti telah melakukan tindak pidana kedua seperti yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 247 KUHP, hingga hakim harus memberikan putusan bebas bagi terdakwa. 62 Perbuatan-perbuatan dengan sengaja mengedarkan mata uang yang palsu,dipalsukan atau dikurangi nilainya atau dipalsukan di luar hal-hal yang

5. Mengedarkan Uang Rusak , Tidak Asli Atau Dipalsu Yang Lain Dari Pasal 245 dan 247 Pasal 249

62 P.A.F Lamintang, Theo Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Membahayakan Kepercayaan Umum Terhadap Surat, Alat Pembayaran, Alat Bukti, Dan Peradilan. Edisi Kedua. Sinar Grafika. Jakarta. 2009. Hlm 190-193. Universitas Sumatera Utara 79 ditentukan dalam pasal 245 dan pasal 247 KUHP oleh pembentuk undang-undang telah dilarang dan diancam dengan pidana di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 249 KUHP, yang rumusan aslinya dalam bahasa belanda berbunyi sebagai berikut : Hij die opzettelijk valse, vervalste of geschonden muntspecien of valse of vervalste munt – of bankbiljetten uitgeeft, wordt, behoudens het bepaalde in art. 245 en 247, gestraft met gevangenisstaf van ten hoogste vier maanden en twee weken of geldboete van ten hoogste vier duizend viff honderd gulden. 63 Barangsiapa dengan sengaja mengedarkan mata uang palsu, yang dipalsukan atau yang dikurangi nilainya ataupun uang kertas Negara atau uang kertas bank palsu atau yang dipalsukan di luar hal-hal yang ditentukan dalam pasal 245 dan pasal 247, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya empat bulan dua minggu atau dengan pidana denda setingi-tingginya empat ribu lima ratus rupiah. Artinya : 64 Seperti hal yang telah diketahui, unsur subjektif dari tindak pidana yang dimaksudkan dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 249 KUHP ialah unsur dengan sengaja. Untuk dapat menyatakan seseorang yang didakwa melakukan tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 249 Tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 249 KUHP mempunyai unsur-unsur sebagai berikut: a. unsur subjektif : dengan sengaja b. unsur-unsur objektif : 1. Barangsiapa; 2. Mengedarkan; 3. Mata uang yang palsu, yang dipalsukan atau yang dikurangi nilainya atau uang kertas Negara atau uang kertas bank yang palsu atau yang dipalsukan. 63 Engelbrecht, Op.cit. 64 Terjemahan BPHN Universitas Sumatera Utara 80 KUHP terbukti memenuhi unsur dengan sengaja, baik penuntut umum maupun hakim harus dapat membuktikan tentang : a. adanya kehendak pada terdakwa untuk mengedarkan mata uang yang palsu, dipalsukan atau dikurangi nilainya atau uang kertas negara atau uang kertas bank yang palsu atau dipalsukan ; b. adanya pengetahuan pada terdakwa bahwa yang ia edarkan itu merupakan mata uang yang palsu, yang dipalsukan atau yang dikurangi nilainya atau merupakan uang kertas Negara atau uang kertas bank yang palsu atau dipalsukan. 65 Unsur objektif kedua dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 249 KUHP ialah unsur mengedarkan. Unsur ini menunjukkan bahwa perbuatan mengedarkan itu harus dilakukan sendiri oleh Jika kehendak dan pengetahuan terdakwa ataupun salah satu dari kehendak dan pengetahuan terdakwa tersebut ternyata tidak dapat mereka buktikan, maka dengan sendirinya juga tidak ada alasan bagi mereka untuk menyatakan terdakwa terbukti telah memenuhi unsur dengan sengaja tersebut, dan hakim akan memberikan putusan bebas bagi terdakwa. Untuk dapat menyatakan terdakwa terbukti mempunyai kehendak dan pengetahuan sebagaimana yang dimaksud diatas, hakim tidak perlu menggantungkan diri pada adanya pengakuan terdakwa, melainkan ia dapat menyimpulkannya dari kenyataan yang terungkap di sidang pengadilan yang memeriksa dan mengadili perkara terdakwa, baik yang terungkap dari keterangan yang diberikan mengenai uang kertas Negara atau uang kertas bank yang palsu oleh para saksi maupun dari keterangan terdakwa sendiri. Unsur objektif pertama dari tindak pidana pasal yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 249 KUHP ialah unsur barangsiapa. Kata “barangsiapa” menunjukkan orang, yang apabila orang tersebut terbukti memenuhi semua unsur dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 249 KUHP, maka ia dapat dipandang sebagai pelaku dari tindak pidana tersebut. 65 Lihat selanjutnya: Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, hlm. 588. Universitas Sumatera Utara 81 pelaku. Akan tetapi, itu tidak berarti orang lain tidak dapat terlibat dalam perbuatan tersebut. Mereka dapat terlibat di dalamnya baik sebagai mededater bersama-sama melakukan , sebagai manus ministra orang yang disuruh melakukan 66 , sebagai uitgelokte orang yang dibujuk melakukan 67 ataupun sebagai medeplichtige membantu melakukan. 68 Jika ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 249 KUHP dihubungkan dengan hal-hal yang diatur dalam pasal 247 KUHP, maka pelaku dari tindak Unsur objektif ketiga dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 249 KUHP ialah unsur mata uang yang palsu, dipalsukan atau dikurangi nilainya atau uang kertas Negara atau uang kertas bank yang palsu atau dipalsukan. Unsur ini menunjukkan dua jenis uang yang dapat dijadikan objek dari perbuatan mengedarkan oleh pelaku, yakni mata uang yang palsu, dipalsukan atau dikurangi nilainya dan uang kertas Negara atau uang kertas bank yang palsu atau dipalsukan. Unsur objektif keempat dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 249 KUHP ialah unsur diluar hal-hal yang ditentukan dalam pasal 245 dan pasal 247 KUHP. Jika ketentuan pidana yang diatur pasal 249 KUHP itu dihubungkan dengan hal-hal yang ditentukan dalam pasal 245 KUHP, maka pelaku tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 249 KUHP haruslah : a. Bukan merupakan orang yang telah meniru atau memalsukan uang kertas Negara atau uang kertas bank yang ia edarkan; b. Tidak mengetahui tentang kepalsuan atau pemalsuan dari uang kertas Negara atau uang kertas bank pada waktu ia menerima uang kertas tersebut; c. bukan merupakan orang yang mempunyai dalam persediaan atau yang memasukkan ke Indonesia, mata uang, uang kertas Negara atau uang kertas bank yang ditiru atau dipalsukan. 66 Ibid, hlm. 582. 67 Ibid, hlm. 606. 68 Ibid, hlm. 618. Universitas Sumatera Utara 82 pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 249 KUHP itu haruslah : a. bukan merupakan orang yang telah mengurangi nilai mata uang yang ia edarkan; b. tidak mengetahui tentang kecacatan mata uang pada waktu ia menerima uang tersebut; c. bukan merupakan orang yang mempunyai dalam persediaam atau telah memasukkan ke Indonesia mata uang yang telah dikurangi nilainya. Jika salah satu dari unsur-unsur objektif yang telah dibicarakan di atas ternyata tidak terbukti, maka hakim harus memberikan putusan bebas bagi terdakwa. 69 Memang maksud dibentuknya norma tindak pidana pasal 249 dengan mencantumkan anak kalimat “kecuali berdasarkan pasal 246 dan 247” ditujukan untuk membebani pertanggungjawaban pidana dan mempidana si yang mengedarkan uang tidak asli, uang dipalsu atau uang rusak, yang tidak asli, dipalsu atau rusaknya itu diketahuinya tidak pada saat menerimanya, tapi beberapa waktu setelah itu, kemudian mengedarkannya. 70 Perkecualian tersebut di atas itulah yang menyebabkan tindak pidana pasal 249 sifat jahatnya lebih ringan, sebagaimana diketahui dari ancaman pidananya maksimum empat bulan dua minggu penjara atau dengan maksimum Rp 4.500,-. 71 Perbuatan-perbuatan membuat atau mempunyai dalam persediaan bahan- bahan atau alat-alat untuk meniru, memalsukan atau mengurangi nilai mata uang ataupun untuk meniru atau memalsukan uang kertas Negara atau uang kertas bank 6. Membuat Atau Menyimpan Persediaan Benda Atau Bahan Untuk Meniru, Memalsu Uang Atau Mengurangi Nilai Mata Uang Pasal 250 69 P.A.F Lamintang, Theo Lamintang. Op.cit., hlm. 195 -197. 70 Wirjono Projodikoro , 2003. Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Penerbit Refika Aditama, Bandung, hlm. 180. 71 Adam Chazawi, Ardi Ferdian, Op.cit., hlm.85. Universitas Sumatera Utara 83 oleh pembentuk undang-undang telah dilarang di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 250 KUHP, yang rumusan aslinya dalam bahasa Belanda berbunyi sebagai berikut. Hij, die stiffen of voorwerpen vervaardigt of voorhanden heeft, waarvan hij weet, dat zij berstemd zijn tot het namaken, vervalsen of in waarde verminderen van muntspecien of het namaken of vervalsen van munt of bankbiljetten, wordt gestraft met gevangenisstraf van ten hoogste zes jaren of geldboete van ten hoogste vier duizend en vijf honderd gulden. 72 Barangsiapa membuat atau mempunyai dalam persediaan bahan-bahan atau alat-alat, yang diketahui bahwa bahan-bahan atau alat-alat tersebut telah dimaksud untuk meniru, memalsukan atau mengurangi nilai mata uang atau untuk meniru atau memalsukan uang kertas Negara atau uang kertas bank, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya enam tahun atau dengan pidana denda setingi-tingginya empat ribu lima ratus rupiah. Artinya : 73 72 Engelbrecht, Op.cit. 73 Terjemahan BPHN Bila rumusan tindak pidana tersebut dirinci, terdapat unsur-unsur sebagai berikut : Unsur-unsur objekrif: 1. Perbuatannya: a. membuat; b. mempunyai persediaan; 2. Objeknya: a. bahan; b. benda; Unsur Subjektif; 3. yang diketahuinya bahwa itu digunakan : a. untuk meniru, memalsu, atau mengurangi nilai mata uang; b. untuk meniru atau memalsu uang kertas Negara atau bank. Universitas Sumatera Utara 84 Norma pasal 250 bukan merupakan tindak pidana peniruan atau pemalsuan uang atau perusakan mata uang, melainkan tindak pidana yang timbul sebelum dilakukannya tindak pidana peniruan uang, memalsu uang atau merusak mata uang. Bukan merupakan tindak pidana yang ditujukan pada uang kertas atau mata uang, melainkan pada bahan atau benda yang digunakan untuk menjadikan tidak asli, palsunya uang atau rusakberkurangnya nilai mata uang. Jadi mengandung sifat preventif atau pencegahan secara dini agar tidak terjadinya tindak pidana peniruan, pemalsuan atau perusakan mata uang. Apabila dipandang dari sudut percobaan, dengan memerhatikan semua unsur pasal 250, sebenarnya perbuatan dalam pasal 250 tersebut dapat dipandang sebagai perbuatan persiapan voorbereidingshandelingen dalam hal hendak melakukan tindak pidana pasal 244 maupun 246. Namun dalam hal ini tidak dapat dipandang sebagai perbuatan persiapan untuk melakukan tindak pidana pasal 244 maupun pasal 246, selain tidak bisa dipidana berdasarkan kedua pasal tersebut. Karena perbuatan persiapan belum masuk pada unsur-unsur atau syarat-syarat untuk dapat dipidananya melakukan percobaan kejahatan. Namun perbuatan tersebut dirumuskan sebagai tindak pidana lain dan berdiri sendiri yakni pasal 250 di luar tindak pidana pasal 244 dan 246. Maksud dibentuknya tindak pidana pasal 250 adalah untuk membebani pertanggungjawaban pidana dan dapat dipidananya terhadap perbuatan persiapan dalam rangka hendak melakukan tindak pidana pasal 244 maupun 246. Dengan demikian, dibentuknya pasal 250 dapat dipandang sebagai usaha preventif atau pencegahan secara dini agar tidak terjadinya tindak pidana pasal 244 maupun 246. Secara objektif, perbuatan dalam pasal 250 adalah perbuatan yang dilakukan sebelum permulaan pelaksanaan kejahatan sebagaimana dimaksud pasal 53 KUHP. Sebelum masuk pada permulaan pelaksanaan belum dapat dipidana. Namun oleh karena perbuatan itu dibentuk menjadi tindak pidana yang berdiri sendiri, diuar pasal 244 dan 246, maka dapat dipidana sebagai tindak pidana selesai yang berdiri sendiri ialah pasal 250. Perbuatan membuat dan mempunyai persediaan dilakukan terhadap dua objek ialah : a bahan dan b benda yang diketahui digunakan untuk meniru atau Universitas Sumatera Utara 85 memalsu uang atau merusak mengurangi nilai mata uang. Bahan adalah benda yang digunakan sebagai bahan membuat tidak aslinya uang, dipalsunya uang atau berkurangnya nilai mata uang. Misalnya tinta,cat, kertas dan lain sebagainya. Sedangkan benda adalah benda yang digunakan sebagai alat dalam melakukan perbuatan meniru atau memalsu uang yang dimaksud pasal 244 atau mengurangi nilai mata uang sebagaimana dimaksud pasal 246. Misalnya peralatan mencetak uang, stempel, klise, pisau potong, dan lain sebagainya. Membuat artinya mengadakan sesuatu, sebelum perbuatan itu diwujudkan sesuatu itu belum ada. Setelah perbuatan membuat dilakukan, maka sesuatu itu menjadi ada. Perbuatan membuat bahan atau benda adalah melakukan wujud perbuatan tertentu mengenai bahan atau benda yang sebelumnya belum ada menjadi ada, yang mana bahan atau benda itu digunakan untuk meniru atau memalsu uang atau mengurangi nilai mata uang. Mempunyai persediaan adalah menyediakan sesuatu dalam jumlah tertentu dalam kekuasaannya atau ditempatkan pada tempat tertentu, yang maksudnya untuk digunakan atau dipakai bila sewaktu-waktu diperlukan. Perbuatan mempunyai persediaan benda atau bahan yang diketahuinya untuk meniru atau memalsu uang atau mengurangi nilai mata uang di tempatkan dalam tempat tertentu atau dalam kekuasaannya, yang bila sewaktu-waktu diperlukan untuk meniru atau memalsu uang atau mengurangi nilai mata uang, seketika itu atau segera dapat digunakan. Perbuatan mempunyai persediaan adalah perbuatan yang tidak terjadi seketika, melainkan berlangsung lama atau berlangsung terus. Oleh sebab itu, mempunyai persediaan sesungguhnya adalah membuat atau menjadikan suatu keadaan yang terlarang. Tindak pidananya dapat disebut dengan tindak pidana berlangsung terus voortdurende delicten. Disebut dengan membuat atau menjadikan keadaan terlarang, karena menempatkan suatu benda dalam keadaan siap atau dipersiapkan untuk sewaktu-waktu digunakan sebagai alat atau bahan melakukan suatu tindak pidana. Keadaan terlarang tersebut dapat terhenti, apabila dihentikan oleh pejabat hukum, misalnya benda atau bahan yang digunakan si pembuat disita atau Universitas Sumatera Utara 86 pelakunya ditangkap polisi. Peran perbuatan menyediakan ini dapat dianggap sebagai mempermudah atau memperlancar sewaktu-waktu melakukan tindak pidana. Namun karena dirumuskan sebagai tindak pidana yang berdiri sendiri, maka tidak bisa dianggap sebagai perbuatan pembantuan dalam melakukan tindak pidana pasal 244 atau 246. Meskipun dengan perbuatannya itu memperlancar kejahatan pasal 244 atau 246. Mengapa perbuatan mempersiapkan ini diancam pidana, padahal tindak pidana meniru atau memalsu uang atau mengurangi nilai mata uang belum dilakukan ? dasar pertimbangannya ialah, meskipun perbuatan itu belum menyerang kepentingan hukum, tetapi sudah mengancam kepentingan hukum yang dilindungi oleh pasal 244 dan 246 dan juga kepentingan hukum mengenai kepercayaan masyarakat terhadap benda uang sebagai alat pembayaran yang sah. Unsur kesalahan dalam kejahatan ini adalah “yang diketahuinya” bahwa bahan atau benda itu digunakan untuk meniru atau memalsu uang atau mengurangi nilai mata uang. Mengingat bahwa apa yang diketahui atau pengetahuan seseorang tidak selamanya sesuai dengan kebenaran yang sesungguhnya materiele waarheid, maka timbul pertanyaan. Apakah pengetahuan tentang bahan atau benda yang demikian itu harus benar-benar kenyataannya adalah untuk meniru atau memalsu uang atau mengurangi nilai mata uang ? bagaimana andaikata pengetahuan si pembuat seperti itu, padahal bahan atau benda tersebut adalah bahan atau benda yang tidak mampu digunakan untuk meniru atau memalsu uang atau mengurangi nilai mata uang. Misalnya seseorang membeli alat percetakan yang menurut pengetahuannya dapat digunakan untuk meniru atau memalsu uang kertas, padahal alat itu terbukti tidak mampu digunakan untuk melakukan hal itu.\ Apabila dipandang dari alasan, bahwa: a Pertama, dilihat semata-mata dari sudut objektif, unsur yang diketahuinya itu adalah merupakan unsur yang bersifat subjektif, yakni menurut pengetahuannya sendiri pribadi, dan bukan menurut pengetahuan orang lain. b kedua, bahwa maksud dibentuknya tindak pidana pasal 250 ini adalah sebagai usaha dini atau preventif agar tidak terjadi tindak pidana pasal 244 dan 246. Maka apa yang diketahui si pembuat tentang Universitas Sumatera Utara 87 bahan atau benda itu sebagai sarana untuk meniru atau memalsu atau mengurangi nilai mata uang tidak perlu sama dengan kenyataan yang sesungguhnya tentang kegunaan bahan atau benda tersebut. Orang yang memiliki pengetahuan salah tersebut sudah dapat dipidana. 74 Hij die opzettelijk, zonder schriftelijke vergunning van het hoofd van het gewestelijk bestuur, zilveren schijven of platen, al of niet voorzien van een stempel, en geschikt om na stempeling, overstempeling of eenige andere bewerking, voor muntspecien te worden aangezien, en welke niet klaarblijkelijk bested zijn om tot sieraad of als gedenkpenning te dienen, in voorraad heeft of binnen Indonesie invert, wordt gestraft met gevagenisstraf van ten hoogste een jaar of geldboete van ten hoogste honderd vijftig duizend gulden.

7. Menyimpan Kepingan Perak Yang Dianggap Mata Uang Pasal 251