3. Optimalisasi fungsi dari sistem transportasi tradisional “cidomo” yang ada, dan pelaksanaan manajemen transportasi.
b. Jangka Menengah 2007-2010
1. Memantapkan kinerja pelayanan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi tradisional untuk dapat mengimbangi perubahan pola dan besar
permintaan perjalanan orangjasa sesuai dengan rencana pengembangan wilayah yang ada;
2. Untuk menghasilkan struktur dasar jaringan prasarana dan jaringan pelayanan sebagai pembentuk dan mengakomodasi tata ruang;
3. Menampung kebutuhan masyarakat guna menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi terutama yang menghubungkan pemukiman dan mengurangi kesenjangan
dengan pemerataan aksesibilitas terpencil.
c. Jangka Panjang 2010-2020
1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan transportasi tradisional sehingga mampu menjadi tulang punggung dalam meningkatkan daya saing wisata di masa
yang akan datang dengan memperhatikan kelestarian lingkungan; 2. Terciptanya system transportasi multimoda untuk angkutan orang yang efisien dan
berdaya saing, efektif dan merata serta ramah lingkungan; 3. Pemerataan aksesibilitas semua wilayah terhadap prasarana jalan dan angkutan
tradisional umum guna meningkatkan level kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
4.8.1. Pelayanan Transportasi “cidomo”
Pelayanan transportasi “cidomo” melayani semua lapisan masyarakat dan pada kenyataannya kini sebagian besar pengguna “cidomo” adalah dari kalangan masyarakat
ekonomi lemah, meskipun ada penumpang dari kalangan mampu itu hanya semata mata untuk rekreasi, bernostalgia dan alasan mengurangi polusi. Dari segi kesehatan
transportasi “cidomo” tidak menghasilkan CO
2
yang sangat membahayakan kesehatan masyarakat. Menurut Onogawa 2007:5 bahwa kondisi polusi di negara Asia berada
pada kondisi yang memprihatinkan dengan jumlah polusi diudara meliputi partikel partikel debu, nitrogen oxides, dan carbon monoxide, 50 sampai 80 polusi di Metro
Manila disebabkan oleh kendaraan bermotor. Polusi udara dapat menyebabkan beberapa keluhan seperti ganguan kerja jantung dan ganguan saluran pernafasan, dari hasil studi
menunjukkan polusi udara juga menyebabkan keluhan asma, bronchitis, ganguan hati dan stroke
, hasil survey membuktikan akibat polusi udara secara global telah mengakibatkan kematian 200.000 sampai 570.000 orang meninggal WRI, 1998 dalam Onogawa
2007:5 Kenyamanan kendaraan “cidomo” semakin terasa dengan penambahan pegas
suspensi, ban mobil dan yang tidak kalah pentingnya bagi pengguna “cidomo” dari kalangan ibu ibu adalah diantar sampai depan rumah bila jalan memungkinkan dengan
tarif yang dapat ditawar tergantung dari jumlah barang yang dibawa, dengan “cidomo” barang belanjaan dapat dibawa dengan jumlah yang cukup banyak dan tidak mungkin
untuk diangkut oleh ojek yang sudah mulai menyaingi keberadaan “cidomo”. Dalam segi pemenuhan tuntutan transportasi “cidomo” memiliki keunggulan dapat
menghantar penumpang sampai tujuan depan rumah dengan harga yang dapat dinegosiasi dengan kapasitas angkut lima orang dan mampu membawa barang bawaan
yang lebih banyak. Dengan tuntutan transportasi bagi kaum miskin dengan jumlah 37.971 orang BPS Prop. NTB, 2007:6 transportasi “cidomo” merupakan sebuah solusi
masalah tersebut diatas. Menurut Onogawa 2007:9 kondisi transportasi umum di Indonesia lebih banyak bersifat bertahan dari pada untuk lebih dihargai.
Dalam banyak hal kebutuhan transportasi perorangan maupun keluarga banyak diakomodasi dengan sepeda motor dan mobil pribadi sementara kondisi pelayanan
transportasi umum menunjukkan ketidak nyamanan seperti halnya menunggu lama sampai penuh penumpang, bila dilihat secara pribadi kurang aman serta keterbatasan
dalam pelayanan ketempat tempat penting. Beberapa negara menurut Onogawa 2007:10 seperti Bogota di Amerika Latin dan Curitiba sudah mengaplikasikan kehandalan dari
Bus Rapid Transport sistem. Meskipun demikian negara negara di Asia juga sudah mulai
membangun Bus Rapid Transport seperti halnya di Beijing, Jakarta, Nagoya, Hangzhou, Seoul dan Taipei. Untuk meningkatkan penggunaan sistem transportasi umum sebuah
kota harus memperhatikan orientasi pelayanan yang baik seperti halnya membuat network
pelayanan yang terintegrasi, menyediakan stasiun dan terminal yang nyaman dan aman dari perubahan cuaca, penyediaan papan trayek pelayanan dan tarif rata rata untuk
setiap tujuan perjalanan Onogawa, 2007:10.