Kusir Cidomo sebagai pemilik. Kusir Cidomo sebagai buruh.

7. Tidak Punya Pekerjaan 29 36 Jumlah 80 100 Sumber : data primer diolah, 2008 Berdasarkan tabel tersebut diatas diketahui informan penumpang “cidomo” yang terbesar adalah bermata pencarian sebagai pedagang dengan komposisi 53. Untuk lebih jelasnya dari gambaran pekerjaan para penumpang “cidomo” yang dijadikan informan ada baiknya untuk memperhatikan gambar grafik dibawah ini : 53 1 5 5 36

a.Petani b.Pedagang

c.Pegawai Negeri d. Wiraswasta

e. Pensiunan f. Pembantu Rumah

Tangga g. Tidak Punya Kerjaan Gambar 16. Grafik Mata Pencaharian Informan Penumpang Sumber : data primer diolah, 2008 Melihat grafik 53 penumpang adalah pedagang yang menunjukkan transportasi “cidomo” mengambil peran cukup vital dalam menunjang kelancaran perdagangan di pasar pasar tradisional di Kota Mataram. Selanjutnya 36 dari grafik adalah golongan penumpang yang tidak memiliki pekerjaan, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga, pengangguran yang diasumsikan sebagai informan yang tidak memiliki pekerjaan hal tersebut diatas menunjukkan kemampuan dari transportasi “cidomo” dalam melayani masyarakat miskin. Pangsa pasar utama transportasi ”cidomo” berdasarkan diagram diatas melayani golongan menengah kebawah sampai pada masyarakat yang miskin dengan orientasi kegiatan pada pasar tradisional yang terdiri dari para pedagang dan pembeli yang melaksanakan kegiatan pemenuhan kebutuhan setiap hari dengan belanja di pasar tradisional. Transportasi “cidomo” sudah mampu memenuhi pelayanan masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi dan kegiatan lainnya. Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development OECD dalam Onogawa 2007:1 yang terpenting dari EST Environmentally Sustainable Transpor adalah sistem transportasi dan aktifitas transportasi dimana lingkungan dan manusia anak anak, para ibu ibu dan wanita, orang cacat, orang tua jompo, masyarakat miskin dan masyarakat umum dapat berjalan selaras dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi dan kegiatan lainnya. Menurut AR. Barter dan Tamim Raad dalam Soejachmoen 2005:77 transportasi yang baik harus berbiaya rendah dan terjangkau, tetapi bukan berarti pelayanan transportasi memiliki kwalitas yang sama, beberapa tingkatan kelas pelayanan diatasnya dapat diberikan dengan mempertimbangkan biaya operasi dan keterjangkauan kelas masyarakat yang dituju, berarti biaya rendah bukan merupakan kunci semata melainkan suatu nilai ekonomis dan keterjangkauan bagi seluruh lapisan masyarakat. Sistem transportasi harus merupakan bagian usaha untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota Baewarld, 1976:555 hal ini terlihat dengan kurangnya minat masyarakat Kota Mataram yang sudah cukup mapan dengan menggunakan taxi atau beralih ke jasa angkutan ojek yang lebih cepat. Bila dikaitkan dengan tabel 8 kepemilikan kendaraan pribadi roda dua 1unit roda dua : 0,96 jiwa maka masyarakat Kota Mataram lebih memilih untuk melayani kebutuhan transportasinya secara individu dengan penggunaan sepeda motor, kurangnya pengguna dari kalangan mampu lebih dikarenakan oleh kepemilikan sepeda motor roda dua.

4.6. Gambaran Umum Transportasi Kota Mataram

Sektor transportasi di Kota Mataram merupakan daerah perlintasan transportasi yang menghubungkan daerah daerah di sekitarnya dan merupakan daerah yang dilintasi jalan arteri primer yang pembinaannya oleh Pemerintah Daerah. Dengan kondisi yang sedemikian rupa maka jumlah arus lalu lintas yang melalui wilayah Kota Mataram menjadi tinggi. Tahun 2006 Kota Mataram memiliki panjang jalan yang berdasarkan fungsi pembinaan yaitu jalan Negara sepanjang 30,91 Km, Jalan propinsi 62,9 Km, jalan kota