Seksi Pendidikan HASIL DAN PEMBAHASAN

- Mendorong usaha usaha ekonomi untuk memerangi kemiskinan dan kemunduran. - Usaha usaha lain yang tidak bertentangan dangan azas dan tujuan Forum Komunikasi Rukun Keluarga Kusir ”Cidomo” Kota Mataram. - Mengefektifkan dukungan sektor terkait dalam mewujudkan pembangunan berbasis ekonomi kerakyatan. Dalam upaya promosi yang sifatnya menghibur masyarakat Kota Mataram serta peningkatan kualitas pelayanan “cidomo” Pemerintah Kota Mataram juga menyelenggarakan lomba “cidomo hias” dengan hadiah yang menarik. Pengelolaan transportasi “cidomo” sampai pada permulaan abad-21 menggambarkan masih banyak kekurangan dan pada tanggal 16 April 2008 para kusir yang tergabung dalam Forum Komunikasi Rukun Keluarga Kusir ”Cidomo” Kota Mataram dilakukan Group Intervew dengan hasil inti Group Intervew menambahkan hal yang berkaitan dengan pengelolaan transportasi “cidomo” kedepan, adapun yang dimaksud sebagaiberikut :

a. Ketua Koordinator Kusir “Cidomo”

Seperti lazimnya ketua koordiantor maka KKKCx Ketua Koordinator Kusir “Cidomo” daerah x adalah bagian dari Forum Komunikasi Rukun Keluarga Kusir ”Cidomo” yang fungsinya memelihara keteraturan dan ketertiban dalam kelompok kusir daerah x, menegakkan hukum, melihat kekurangan dari kelengkapan “cidomo” terutama pada saat ini ditekankan pada gendongan kotoran kuda, dengan arti Ketua Koordinator Kusir “Cidomo” KKKC memiliki fungsi sebagai koordinator dalam hal ketertiban dan kebersihan lingkungan. Menurut AR. Barter dan Tamim Raad dalam Soejachmoen 2005:77 bahwa jejaring kerja dari berbagai stake holder sangat diperlukan terutama sebagai ajang bertukar informasi dan pengalaman untuk dapat menerapkan sistem transportasi kota yang berkelanjutan. Ketua Koordinator Kusir “Cidomo” KKKC diusulkan Rukun Keluarga Kusir ”Cidomo” untuk bersama sama anggota kusir yang lainnya menciptakan, memelihara kebersihan lingkungan serta ketertiban kusir dalam berlalulintas. Adapun dasar pendekatan pemecahan masalah oleh Ketua Koordinator Kusir “cidomo” sebagaiberikut : Ketua Koordinator Kusir “cidomo” KKKC yang diusulkan Rukun Keluarga Kusir “cidomo” RKKC merupakan strategi maupun kebijakan untuk mengendalikan ketertiban dan kebersihan yang diemban bersama sama oleh para kusir “cidomo” untuk dapat berperan aktif dalam pengelolaan transportasi “cidomo”, dalam hal tersebut diatas Forum Komunikasi Rukun Keluarga Kusir “cidomo” yang merupakan binaan dari Dinas Perhubungan dan Dinas Lingkungan Hidup tidak dapat menanggulangi masalah pengaturan kebersihan dan ketertiban berlalulintas para anggotanya. Dalam hal peran sertanya menjaga kebersihan jalan raya lebih mengedepankan tindakan pada kusir yang kurang disiplin dan salah dalam pemasangan gendongan kotoran kuda, selanjutnya dalam ketertiban lalulintas contohnya mengingatkan untuk parkir dengan rapi. Beberapa kriteria calon Ketua Koordinator Kusir “cidomo” KKKC yang dimaksud Forum Komunikasi Rukun Keluarga Kusir “cidomo” sebagai berikut : merupakan insan yang dapat dijadikan panutan dalam kehidupan sehari hari baik dilingkungan keluarga dan masyarakat, dituakan dan disegani, dapat memberikan pembinaan kepada anggotanya, ramah, sabar, tekun dan ulet berusaha.

b. Pembentukan FKRKKC di Tingkat Kelurahan

Pelaksanaan kegiatan Forum Komunikasi Rukun Keluarga Kusir “Cidomo” di Kota Mataram baru pada tingkat kecamatan, sementara kondisi Rukun Keluarga Kusir “cidomo” kelurahan belum terbentuk yang menyebabkan kurang terkoordinasinya Rukun Keluarga di tingkat kelurahan dengan tingkat kecamatan dan berarti sebuah penumpukan kerja bagi petugas Forum Komunikasi Rukun Keluarga Kusir ”Cidomo” Kota Mataram. Kota Mataram dalam proses pemekaran akan terbagi menjadi 6 Kecamatan terdiri dari 50 kelurahan membutuhkan kepengurusan sesuai dengan penambahan kelurahan tersebut bila dianggap perlu.

c. Fasilitasi Lembaga Pengolah Limbah

Usulan lembaga pengolah limbah yang sifatnya terpusat sangat diharapkan Forum Komunikasi Rukun Keluarga Kusir “cidomo” . Rencana tersebut sudah sering di informasikan keberbagai pihak termasuku Pemerintah Kota Mataram tetapi terbentur kondisi dan biaya hal yang dimaksud belum juga terwujud, adapun gambaran dari pengelolaan limbah terpusat yang ada di Kota Mataram setelah di implementasikan pembuatan pupuk organik dari kotoran kuda dan memanfaatkan biogas di lokasi percontohan daerah Tinggar Kebon Roek menunjukkan kurang tertariknya masyarakat dengan upaya tersebut disamping SDM yang ada masih rendah, kesadaran untuk