dan merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan transportasi sangat diharapkan lebih lanjut menurut Soejachmoen 2005:68 tata kelola transportasi kota yang baik perlu
diletakkan pada nilai nilai dasar dari tatakelola yang baik. Dengan demikian perlu sebuah penyederhanaan, kemudian dirumuskan menjadi enam nilai dasar dari tata kelola
transportasi yang baik. Pertama, transportasi kota harus dikelola dengan bertanggung jawab atau akuntable
dalam konteks kebaikan dan mutu, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pengguna sekaligus pemilik.
Kedua, penyelenggaraannya harus transparan sehingga semua orang dapat ikut memantau dan mengontrol proses penyelenggarannya secara proporsional.
Ketiga, transportasi publik harus responsif terhadap kebutuhan masyarakat kota, termasuk diantaranya terhadap kemungkinan masalah yang muncul maupun terhadap
kemungkinan peluang mengembangkan tata transportasi yang baru dan lebih baik. Keempat, pengelolaan harus berdasarkan prinsip kewajaran atau fairness dimana
pengelolaan tidak boleh merugi atau memeperoleh subsidi yang berlebihan, namun tidak boleh dibebani untuk mencari laba yang sebesar besarnya. Dengan demikian harus
diterapkan key performance indicators-nya Kelima, menjadi kesetaraan dasar dari setiap pengguna, artinya pelayanan yang
baik dan bermutu tidak membedakan kepada siapa pelayanan tersebut diberikan Keenam, masyarakat harus berpartisipasi untuk menjamin bahwa pelayanan
transportasi kota berjalan dengan baik dan bermutu baik dalam menjaga dan memelihara infrastrukturnya, yang pada akhirnya masyarakat dapat menjadi pemelihara, investor atau
pengelolanya
2.5. Otonomi Daerah
Berkenaan dengan era otonomi daerah yang memberikan kemungkinan lebih besar bagi pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik.
1. Dengan mendekatkan pengambilan kebijakan dan keputusan publik dengan rakyat didaerah. Asumsinya sulit dipahami bahwa kebijakan dan keputusan publik itu
bertentangan dengan kenyataan mengenai kondisi lingkungan hidup didaerah. 2. Ada kontrol lebih langsung dan lebih cepat bahkan lebih murah dari masyarakat dan
berbagai kelompok kepentingan didaerah. Kontrol ini yang memungkinkan
pemerintah daerah menggunakan kewenangannya demi kepentingan masyarakat dan bukan demi kepentingan sendiri atau kelompok tertentu. Akhirnya diasumsikan
bahwa kebijakan dan keputusan dibidang lingkungan hidup akan lebih mengakomodasi kenyataan dilapangan
3. Dengan otonomi daerah kepentingan masyarakat lokal yang terkait dengan lingkungan hidup, khususnya masyarakat adat akan lebih bisa diperhatikan dan
diakomodasi. Dengan artian aparat adalah orang yang mengenal masyarakatnya sehingga kepentingan masyarakat akan lebih bisa diperhatikan dan diakomodasi.
4. Nasib setiap daerah itu ditentukan oleh daerah itu sendiri. Maka masa depan daerah itu juga menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat setempat. Dalam kaitan
dengan itu, lingkungan hidup harus menjadi salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan secara serius dalam setiap perencanaan pembangunan didaerah
tersebut. Ada asumsi cukup kuat bahwa pemerintah daerah dan masyarakat setempat tidak seperti pemerintah pusat sebelumnya akan lebih serius mengantisipasi setiap
kemungkinan yang terkait dengan lingkungan hidup. Menurut Samekto 2007: 17 era otonomi daerah cenderung berpacu pada
peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD ternyata makin memperburuk kondisi lingkungan. Dalam hal menjaga dan melindungi lingkungan untuk sebuah keberlanjutan
kehidupan, ternyata belum menjadi sebuah kepedulian daerah apalagi namanya prioritas. Menurut Samekto, 2007: 17 bahwa permasalahan lingkungan di masing masing daerah
cenderung meningkat dan mendekati kondisi konflik perselisihan antara daerah. Menurut Budihardjo 1991:106 permasalahan kota kota di Bumi Pertiwi
bercirikhas populasi lebih padat dengan mata pencarian sektor informal dan rata rata penghasilan rendah, apakah adil bila perencana kota mengambil kebijakan membabat
tanpa ampun kegiatan kegiatan sumber kehidupannya ....... Pantaskah kalau wahana dan kegiatan kehidupan kota khusus untuk kelompok strata atas yang mampu dan merupakan
golongan minoritas ....?. Negara barat yang telah dicap sebagai negara borjuis kapitalis, ternyata dalam hal
perkotaan justru memperhatikan kesan kebersamaannya. Sebagai contoh kebijakan transportasi di Inggris, pemerintah mempromosikan dan menggalakkan penggunaan
transportasi umum public transport dengan konsep konsep penunjang yang mantap,
misalnya konsep “ kiss and ride” untuk transportasi antar kota pekerja atau pegawai yang tinggal di kota satelit tetapi bekerja di kota induk central city.
Disamping itu ditambahkan Budihardjo 1991:107 “Park and Ride” untuk transportasi pusat kota. Konsep ini diberlakukan pada pusat pusat perkantoran,
perdagangan atau pertokoan di pusat kota. Peraturannya adalah hanya kendaraan umum boleh masuk, sedangkan yang membawa kendaraan pribadi dilarang masuk dan harus
parkir di car park yang telah disediakan di pheri pheri untuk kemudian bersama sama menggunakan kendaraan umum ketempat tujuan masing masing.
2.6. Transportasi Ramah Lingkungan dan Global Warming