Ya b. Memasang tetapi tidak tepat

Dengan menyimak pernyataan dan data diatas partisipasi komunitas kusir ”cidomo” dalam hal menjaga kebersihan jalan raya atau lingkungan kandang baru pada tingkatan tangga yang ke dua yakni ”terapi” yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Mataram guna meningkatkan kebersihan jalan raya di Kota Mataram. Hal ini menurut Arnstein 1969 dalam Sulistiani 2004:125 berada pada kondisi non partisipatif. Menurut Onogawa 2007:22 kepala daerah yang mempunyai komitment untuk Transportasi Ramah Lingkungan tidak dapat bekerja sendirian, dengan demikian partisipasi masyarakat harus ditingkatkan guna menuju transportasi yang ramah lingkungan. Tingkat partisipasi kusir “cidomo” dalam mengolah limbah yang baru pada tangga nomor dua yakni “terapi” dan tergolong non partisipasi sangatlah buruk dampaknya bagi keberlanjutan transportasi “cidomo” atau dapat dikatakan menjadikan citra “cidomo” kurang baik mengingat kotoran kuda di tempat terbuka akan mengalami penguraian pada proses penguraian ini akan menghasilkan CH 4 , satu hari seekor kuda rata rata dapat menghasilkan ± 2,5 liter biogas hal ini bila tidak diolah atau ditampung dapat mempengaruhi jumlah GRK. Annex A Protokol Kyoto mengidentifikasi jenis emisi GRK yang harus direduksi meliputi : CO 2 , CH 4 , N 2 O, CFC, PFC dan SF6 Samekto, 2007: 14. Adapun beberapa penyebab para kusir mamasang Gendongan Kotoran Kuda 50 cm bila dihubungkan dengan data informan yang membuang limbah di tempat sepi : 1. Jelas kotoran kuda tersebut belum memberikan manfaat bagi kusir meski secara teori dapat dijadikan pupuk dan biogas. 2. Pemasangan tetap dilakukan namun hanya untuk memenuhi persyaratan saja “ supaya tidak ditegur ataupun ditilang” pada kondisi ini pihak Dinas Perhubungan tidak dapat menyalahkan para kusir karena aturan tertulis belum ada. Dari grafik kepatuhan kusir memasang Gendongan Kotoran Kuda ada 13 kusir dianggap tidak peduli memasang Gendongan Kotoran Kuda akan mempengaruhi kusir yang sudah mulai berusaha tertib, hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan kusir yang tertib sebagaiberikut: “ sebagian kusir sudah berusaha memasang dengan tertib ....... tetapi yang lain malah tidak memasang Gendongan Kotoran Kuda dalam kesehariannya....... malah ada yang memasang tetapi pada bagian bawahnya dilubangi atau hanya sekedar terlihat Gendongan Kotoran Kuda...... “ Gambar 44. Memasang Gendongan Kotoran Kuda tetapi Hanya Terlihat dan Tidak Berfungsi Sumber Dokumen Hasil Penelitian, 2008 Dari informan yang berjumlah 30 orang kusir “cidomo” didapat angka tertinggi adalah tidak lulus SD dalam artian Drop Out dari sekolah dengan jumlah 43 diikuti urutan kedua dengan pendidikan tamat SD 27, tidak sekolah sama sekali 17 dan yang tamat SLTP 13 untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut ini :