Supaya tetap ada b. Biasa saja tidak ada

kondisi kusir sebelumnya serba kekurangan dan miskin seperti apa yang diungkapkan dari hasil wawancara dengan staf Bappeda Kota Mataram “informan kusir sudah cukup bersyukur sifatnya, serta sulit merubah pola kehidupan yang lama …….yang kurang baik, contohnya kebersihan…….. yang tadinya informan hidupnya kurang mampu dan kini sudah agak lumayan…..tetapi masalah kebersihan belum ada peningkatan” . Selain itu peningkatan pendapatan jarang diusahakan dari sebagian besar para kusir hal ini didukung dengan data pekerjaan lain selain sebagai kusir, 90 tidak ada pekerjaan lain dan hanya 10 memiliki pekerjaan sampingan seperti sebagai petani sayur, tukang tambal ban, tukang ojek sepeda motor dan buruh bangunan harian seperti terlihat dari grafik dibawah ini : 10 90

a.Ya b.Tidak

Gambar 36. Grafik Upaya mencari pekerjaan sampingan Sumber : data primer diolah, 2008 Berkenaan dengan harapan para kusir akan keinginannya untuk dapat bekerja terus sebagai kusir serta harapan dari penumpang yang tergolong kurang mampu kemudian dikaitkan dengan Rencana Revisi Perencanaan Daerah Kota Mataram 2006 sampai tahun 2016 menunjukkan transportasi “cidomo” masih memiliki potensi untuk tetap beroperasi melayani transport jarak dekat, berdasarkan wawancara dengan pihak Bappeda Kota Mataram mengenai pengaturan Tata Ruang untuk “cidomo”. “................ Pengaturan perencanaan untuk Tata Ruang pengguna sepeda dan transportasi “cidomo” belum direncanakan. Perencanaan Tata Ruang khusus transportasi baru pada Perencanaan Tata Ruang Angkutan Perkotaan. Pada intinya “cidomo” diperuntukkan melayani daerah pinggiran Kota Mataram yang belum terjangkau Angkutan Perkotaan.......................” “Cidomo” sebenarnya belum sepenuhnya di rencanakan namun sudah digambarkan untuk melayani transportasi jarak dekat pada daerah pinggiran kota dengan trayek bebas tidak teratur. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup 2007:36 arah pembangunan nasional lebih menitik beratkan untuk pemulihan kualitas lingkungan yang selaras dengan strategi tiga jalur yakni : pro-poor, pro-growth, pro-job dan mendasarkan pada pembangunan yang berkelanjutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari peta rencana revisi pengembangan pelayanan angkot dibawah ini : Gambar 38. Peta Jalur Angkot dan “cidomo” tahun 2008 Gambar 37. Peta Rencana Pelayanan Angkot s ampai tahu n 2016 Sum b er data : Bap p eda Kota M atar am , 2006