Melestarikan dan menjaga keseimbangan lingkungan hidup berperan juga dalam proses pembentukan karakter bangsa. Semakin peduli seseorang terhadap keseimbangan
lingkungan hidupnya berarti juga ikut serta dalam proses pencegahan kerusakan yang akan terjadi di negaranya. Bersikap peduli terhadap lingkungan hidup maka akan berdampak
kepada proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Suatu negara akan terhindar dari bencana dan kerusakan alam yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia. Sikap peduli terhadap
lingkungan hidup merupakan suatu bentuk nasionalisme karena dampak dari sikap tersebut dapat berpengaruh terhadap proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Suatu negara akan
tetap terjaga kelestarian lingkungan hidup masyarakatnya, dan terjaga dari kerusakan alam yang akan berdampak kepada kehidupan generasi yang akan datang. Bersikap peduli terhadap
lingkungan hidup berarti menyelamatkan generasi bangsa yang akan datang. Peduli lingkungan hidup yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm.
terdapat pada kutipan berikut: “Genta berujar ke teman-temannya, “Sampah kita mana? Masukin di plastik, jangan
dibuang di sini, kita bawa aja, gantung di luar carrier. Jangan pernah ninggalin sampah di gunung”. 5 cm.: 279
5.16 Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah nilai yang dimiliki oleh semua orang. Kita memimpin diri kita sendiri untuk tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya, kita memimpin
keluarga kita untuk menjadi keluarga yang memperoleh rasa hormat dari lingkungan tempat kita berada. Kepemimpinan mempunyai dua makna, pertama, bahwa yang bersangkutan
diterima dilingkungannya sebagai pemimpin, baik formal maupun informal. Kedua, sebuah karakter yang pasti dimiliki setiap manusia sebagai ciptaan Tuhan.
Seorang pemimpin harus mempunyai kualitas kepemimpinan yang berbasiskan ciri universal seorang pemimpin, mempunyai prilaku pemimpin tatkala berada dalam kelompok
kerja, menggunakan format kekuasaan pengaruh dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya, dan selalu menekankan perlunya konteks ruang dan waktu pada saat
kepemimpinan dilaksanakan. Pemimpin juga harus memiliki wewenang dan wibawa. Wewenang adalah hak dan
kekuasaan yang diberikan kepada seseorang untuk secara sah menurut peraturan yang berlaku memimpin orang lain, sedangkan wibawa adalah bobot kepribadian seseorang, yang
menyebabkan dirinya dihargai orang lain dan dianggap layakmampu memimpin Riberu, 1992: 3. Wibawa merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan seorang pemimpin. Wewenang
Universitas Sumatera Utara
tanpa wibawa kurang ampuh, sedangkan wibawa tanpa wewenang masih punya daya dorong yang besar.
Wibawa selalu bertumpu pada salah satu keunggulan yang ada dalam diri seseorang. Keunggulan ini bisa disebabkan karena seseorang mempunyai keahlian atau keterampilan di
bidang tertentu, atau karena berbakat dalam mengatur dan mengelola sesuatu. Hal yang paling penting adalah keunggulan karena kelebihan watak atau keluhuran akhlak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 874, makna pemimpin adalah orang yang memimpin, sedangkan kepemimpinan adalah perihal pemimpin, cara memimpin.
Menurut Moeljono 2003: 27, pemimpin adalah individu manusianya, sementara kepemimpinan adalah sifat yang melekat kepadanya sebagai pemimpin. Beberapa syarat
pemimpin dan kepemimpinan adalah 1 dicirikan adanya pengikut, 2 pemimpin efektif bukanlah seseorang yang selalu dipuja atau dicintai, namun mereka adalah individu yang
menjadikan para pengikutnya berbuat benar, 3 pemimpin adalah mereka yang sangat tampak. Oleh karena itu, mereka harus memberi contoh, 4 kepemimpinan bukanlah
kedudukan, jabatan, atau uang. Kepemimpinan adalah tangggung jawab, Moeljono, 2003: 27.
Kepemimpinan yang berdasarkan Pancasila, yaitu kepemimpinan yang memiliki jiwa Pancasila, yang memiliki wibawa dan daya, mampu untuk membawa serta dan
memimpin masyarakat lingkungannya ke dalam kesadaran kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Bakry, 1987: 163.
Unsur keteladanan memegang peranan yang sangat menentukan, maka salah satu aspek kepemimpinan Pancasila adalah sikap konsisten dan konsekuen dalam menghayati dan
mengamalkan Pancasila. Selain itu, semangat kekeluargaan merupakan unsur penting lainnya dari kepemimpinan Pancasila. Seorang pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun, dan membimbing asuahannya. Menurut Bakry 1987: 164, prinsip-prinsip utama kepemimpinan Pancasila adalah
sebagai berikut: 1 Ing ngarso sung tulodo, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu, lewat sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan orang-
orang yang dipimpinnya, 2 Ing madya mangun karso, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-
orang yang dibimbingnya, 3 Tut wuri handayani, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya agar berani berjalan di depan dan
sanggup bertanggungjawab.
Universitas Sumatera Utara
Kepemimpinan merupakan bagian dari bentuk nasionalisme, karena dengan kepemimpinan mampu mempengaruhi jalannya proses kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tanpa adanya kepemimpinan di dalam suatu negara, maka akan meyebabkan kekacauan dan ketidakjelasan proses bernegara. Kepemimpinan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
adalah kepemimpinan yang berwibawa, jujur, terpercaya, bijaksana, mengayomi, berani mawas diri, mampu melihat jauh ke depan, berani dan mampu mengatasi kesulitan, bersikap
wajar, tegas, dan bertanggung jawab atas putusan yang diambil, sederhana, penuh pengabdian kepada tugas, berjiwa besar, dan mempunyai sifat ingin tahu sebagai modal pendorong
kemajuan, Bakry, 1987: 164. Kepemimpinan yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat pada
kutipan berikut: “Genta diam saja. Dia memang mulai merasa lelah sekali, tapi dia tahu kelima
temannya ini mengandalkan dirinya, dia nggak boleh menurunkan mental mereka. Untuk sekarang Genta adalah pemimpin di rombongan kecil ini dan pada saat ini dia
nggak boleh ngeluh, nggak boleh ngomong ‘nggak tau’, dan nggak boleh nggak bisa ngambil keputusan”. 5 cm.: 305
5.17 Disiplin