Bersyukur ANALISIS BENTUK NASIONALISME

utamanya adalah sebagai bahan busana sedangkan bentuknya disesuaikan dengan kegunaannya. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat modern memiliki aspirasi yang berbeda dengan masyarakat tradisional, yaitu menganggap batik tradisional tidak sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan yang baru. Maka orang lalu berusaha mencari dimensi baru dalam dunia batik. Batik tidak hanya digunakan untuk kepentingan busana tradisional karena dipandang tidak praktis untuk kehidupan modern. Berdasarkan hal tersebut maka media batik dipandang lebih cocok untuk kebutuhan budaya modern sebagai busana modern rok, kemeja, dan jas, elemen interior taplak meja, sprei, gorden, produk cinderamata kipas, sandal, dan kartu pos, serta media ekspresi lukisan. Melestarikan batik merupakan salah satu bentuk nasionalisme, karena batik merupakan hasil dari kebudayaan bangsa Indonesia. Dalam Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945 dijelaskan bahwa, “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”. semua yang menjadi warga negara Indonesia mempunyai peranan yang penting dalam melestarikan batik. Melestarikan batik, berarti ikut berperan dalam memelihara dan mengembangkannya menjadi sesuatu yang dapat dibanggakan sebagai identitas bangsa. Batik merupakan suatu kebanggaan bagi segenap bangsa Indonesia, sehingga bangsa lain tidak akan mudah untuk mengaku-ngaku menjadi pemilik batik. Batik yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat pada kutipan berikut: “Nak, nasi pecel, ayam telur, Nak. Endok asin, ndok asin, hangat hangat.” Seorang ibu tua dengan pakaian khas Jawa dan kain batik lusuh, mengusung gendongan makanannya, menawarkan dagangannya ke Riani”. 5 cm.: 173

5.10 Bersyukur

Syukur dapat diartikan sebagai rasa terima kasih kepada Tuhan yang memberikan semua kenikmatan dunia. Seperti halnya ketika mendapat pemberian dari teman atau atasan, maka pemberian itu harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jika pemberian itu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka pihak yang memberi akan merasa bahagia, kemungkinan dia akan memberikan yang lainnya. Syukur dalam konsep Islam adalah pengakuan terhadap nikmat yang telah diberikan Allah SWT dengan dibuktikan ketaatan kepada-Nya. Rasa bersyukur adalah mempergunakan nikmat Allah SWT menurut kehendak Allah SWT sebagai pemberi nikmat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa rasa bersyukur yang sebenarnya adalah mengucapkan pujian Universitas Sumatera Utara kepada Allah SWT dengan lisan, mengakui dengan hati akan nikmat Allah SWT, dan mempergunakan nikmat itu sesuai dengan kehendak Allah SWT. Makna syukur secara luas adalah sebuah perbuatan yang patut untuk kita lakukan, karena di dalam rasa bersyukur, kita menghargai dan menghormati kebesaran Tuhan. Bersyukur bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan, karena penilaian yang bisa diberikan bukan dari perbuatan dan perkataan kita saja, akan tetapi Tuhan bisa melihat ke dalam hati kita yang sesungguhnya. Bersyukur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 1115, mempunyai arti yaitu berterima kasih, mengucapkan syukur. Manzhur dalam Sulistyarini, 2010: 6 mengatakan bahwa syukur adalah membalas kenikmatan kebaikan orang lain dengan ucapan, perbuatan, dan niat. Seseorang harus menyampaikan sanjungan kepada yang memberikannya dengan ucapan ketaatan yang sepenuhnya, serta berkeyakinan bahwa yang memberinya itu adalah Allah SWT. Al-Fauzan dalam Sulistyarini, 2010: 6 juga mengatakan bahwa orang yang bersyukur adalah orang yang mengakui nikmat Allah SWT dan mengakui Allah SWT sebagai pemberinya, tunduk kepada-Nya, cinta kepada-Nya, rida terhadap-Nya, serta mempergunakan nikmat itu dalam hal yang disukai Allah SWT dalam rangka taat kepada-Nya. Rasa syukur harus disertai ilmu dan amal yang didasari oleh ketaatan serta kecintaan kita kepada Tuhan pemberi nikmat. Al Sa’di dalam Sulistyarini, 2010: 6 mengatakan bahwa orang yang bersyukur adalah orang yang baik jiwanya, lapang dadanya, tajam matanya, hatinya penuh dengan pujian kepada Allah SWT dan pengakuan akan nikmat-Nya, merasa senang dengan kemuliaan-Nya, gembira dengan kebaikan-Nya, serta lisannya selalu basah pada setiap waktu dengan bersyukur dan berzikir kepada Allah SWT. Allah SWT dalam Asma Al-Husna yang ke-35 dari 99, bersifat Asy-Syakur dalam arti yang menyebarluaskan anugerah-Nya. Maka Allah adalah pusat syukur. Hamba yang bersyukur yaitu memuji Allah dengan mengingat-ingat anugerah yang telah diberikan-Nya. Seorang hamba bersyukur dengan lisannya berupa pengakuan atas anugerah dalam derajat kepasrahan, bersyukur dengan jasmaninya yaitu mengambil sikap setia dan mengabdi, dan bersyukur dengan hati dengan mengundurkan diri ke tataran syahadat dengan terus-menerus melaksanakan penghormatan. Bersyukur merupakan tanda orang beriman karena mengakui kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu, rasa bersyukur erat kaitannya dengan keberadaan hamba dengan Sang Pencipta Allah SWT. Orang yang mengerti makna syukur tidak lain adalah orang yang memahami arti hidup, karena bersyukur merupakan bentuk tindakan manusia dalam Universitas Sumatera Utara mengakui adanya Tuhan. Mengakui adanya Tuhan berarti sesuai dengan isi dalam sila pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa. Bersyukur merupakan bentuk dari nasionalisme, karena sesuai dengan nilai dasar dari Pancasila. Negara Republik Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya bangsa Indonesia sebagai keseluruhan dan pada umumnya percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Setiap warga negara berkewajiban untuk mengakui dan menetapkan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah dasar negara, dan dianjurkan supaya setiap warga negara mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar hidupnya sendiri untuk mencapai kesejahteraan lahir batin, Bakry: 1987: 45. Bersyukur merupakan salah satu cara yang digunakan manusia untuk menyatakan bahwa mereka mengakui adanya Tuhan. Bersyukur yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat pada kutipan berikut: “Si Mbok melihat uang lima puluh ribu di tangannya, matanya membesar dan mendekatkan genggaman tangannya ke hidung-nya. “Allhamdullilah Gusti Pangeran... Allhamdulillah”. 5 cm.: 176 Selain itu, bersyukur yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat juga pada kutipan berikut: “Tak hentinya mereka melihat ke langit sambil mengucap syukur”. 5 cm.: 288 “Semuanya tersenyum dan menoleh ke Arial. Rombongan kecil anak manusia itu bersujud syukur di puncak Mahameru, mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Tuhan dan kepada tanah yang telah menghidupi mereka, Ibu yang selalu memberikan tanah dan airnya setiap hari. Ibu yang akan selalu mencintai anak-anak bangsa. Air mata yang berjatuhan membasahi pasir di Puncak Mahameru, membuat rasa terima kasih mereka menjadi begitu indah. Mereka berenam berpelukan sangat erat, air mata kembali jatuh, menjadi saksi bening dan eratnya persahabatan mereka”. 5 cm.: 344

5.11 Blangkon