cm. keberagaman terlihat dalam aspek perbedaan pendapat, jenis kelamin, selera, dan juga pandangan hidup. Semua perbedaan tersebut menjadi sebuah kekuatan yang membuat mereka
bisa memahami satu dengan yang lainnya sehingga terjalin rasa saling menghargai. Adanya rasa saling menghargai tersebut, membuat kelima orang bersahabat ini menjalin kebersamaan
atas nama persahabatan. Kelima tokoh dalam novel 5 cm. merupakan orang-orang sejak masa SMA sudah
bersahabat. Hal itu terlihat dalam kutipan berikut: ”Kalau kata Zafran, sebuah cerminan masa-masa bahagia yang sudah begitu gelap
karena walau bagaimana pun dengan cara apa pun kita nggak akan bisa kembali lagi ke masa-masa SMA yang sangat indah bagi mereka. Masa SMA yang nggak akan
tergantikan dengan apa pun.... Jadi, biarkan aja semuanya gelap, yang penting kita pernah sama-sama di gelap bahagia sana.” 5 cm.: 46
Pada kutipan tersebut dapat diidentifikasikan bahwa rasa kebersamaan mereka memang sudah terjalin lama karena sudah menghabiskan waktu bersama-sama sejak masa
SMA, sehingga membuat rasa persatuan di antara kelima orang bersahabat ini sudah cukup kuat. Rasa kebersamaan kelima orang bersahabat ini juga berlanjut, ketika mereka mendaki
gunung Semeru. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: ”Kalo ada yang capek bilang ya, jangan ada yang gengsi. Satu orang capek,
semuanya berhenti. Kebanyakan orang gagal ke puncak karena kecapekan dan gengsi nggak mau bilang. Yang ada cuma maksa sehingga akibatnya nggak bisa
ngelanjutin.” 5 cm.: 237
Pada kutipan tersebut, kebersamaan dalam persahabatan mereka memang cukup jelas terlihat. Rasa kebersamaan seakan sudah tertanam di dalam benak mereka, sehingga
mereka harus melaksanakan sesuatunya berdasarkan kepentingan bersama. Kelima orang bersahabat dalam novel 5 cm. ini benar-benar menempatkan kepentingan bersama di atas
kepentingan dirinya sendiri. Hal itu dilakukan sejak masa SMA, mereka bersama-sama mendaki gunung Semeru. Nilai nasionalisme yang terdapat dalam tema novel 5 cm. adalah
tentang persahabatan, yang di dalamnya terdapat rasa kebersamaan.
4.2 Latar
Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semua yang dapat berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung Stanton dalam
Sugihastuti, 2007: 35. Latar atau setting mengacu pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan, Abrams dalam
Universitas Sumatera Utara
Nurgiantoro, 2005: 216. Latar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
a. Latar Tempat
Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan. Latar tempat dalam novel 5 cm. adalah di Indonesia yaitu terbagi di beberapa kota di Indonesia
seperti Jakarta, Bogor, Cirebon, Jogjakarta, Madiun, dan Malang. Hal itu dapat dilihat dalam kutipan berikut:
”Panasnya Jakarta hari itu menimpa gerbong, menambah tua tampilan kereta”. 5 cm.: 148
”Heh bengong, udah sampai Bogor nih...,” Arial menyenggol bahu Indy. 5 cm.: 91 ”Menjelang sore kereta mulai memasuki daerah Cirebon. Mereka berenam masih
saja bercanda ngobrol segala macam, nggak peduli dengan keadaan kereta. Kerinduan pada diri mereka masing-masing mengalahkan semuanya.” 5 cm.: 152-153
”Genta, Riani, Zafran, dan Dinda turun dari kereta, menginjakkan kaki di ubin putih yang mulai kekuningan di stasiun Lempuyangan Jogjakarta.” 5 cm.: 172
”Kita di mana, Ta?” Riani yang baru bangun bertanya ke Genta. ”Di Madiun.” Arial menjawab pertanyaan Riani. 5 cm.: 178
”Jalan-jalan kota Malang yang tidak terlalu lebar menyambut mereka sore itu, suatu tempat yang lain dan asing.” 5 cm.: 194
Jakarta adalah kota yang menjadi asal dan tempat tinggal para tokoh dalam novel 5 cm. Bogor adalah kota yang menjadi salah satu tempat yang tertera dalam novel 5 cm. yaitu
ketika Arial dan Indy datang ke sebuah pesta ulang tahun temannya. Cirebon juga menjadi salah satu kota yang disinggahi oleh para tokoh di dalam novel 5 cm. karena pada saat itu
kereta api yang mereka tumpangi melintasi daerah Cirebon. Jogjakarta menjadi tempat pemberhentian sementara para tokoh dalam novel 5 cm. menuju Malang. Pada saat itu
mereka berhenti di stasiun Lempuyangan, Jogjakarta, untuk ke toilet. Madiun juga menjadi tempat berhenti mereka sementara, tepatnya di stasiun kereta Madiun. Mereka juga sempat
bersarapan nasi pecel di stasiun ini. Malang merupakan kota terakhir yang menjadi pemberhentian mereka sebelum menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tempat
yang menjadi tujuan utama mereka. Selain enam kota tersebut, yang menjadi latar tempat dalam novel 5 cm. yang paling
utama adalah berada di Gunung Semeru tepatnya di Puncak Mahameru. Hal itu dapat dilihat dalam kutipan berikut:
Universitas Sumatera Utara
”Para pendaki tampak berbaris teratur di puncak Mahameru. Di depan barisan tertancap tiang bendera bambu yang berdiri tinggi sendiri dengan latar belakang
kepulan asap Mahameru dan langit biru. ”Pengibaran Sang Saka Merah Putih di puncak Mahameru.” Teriakan seorang
pendaki, memecah segala suara yang ada saat itu, menimbulkan keheningan yang mendadak. Hanya suara angin dan desir pasir yang ada.” 5 cm.: 344
Gunung Semeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa. Puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Mahameru. Mahameru artinya adalah raja dari gunung atau
gunung yang besar. Maha artinya besar atau megah dan meru dalam bahasa Jawa artinya gunung 5 cm.: 202. Posisi gunung ini terletak di antara wilayah administrasi Kabupaten
Malang dan Lumajang. Gunung Semeru masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Nilai nasionalisme dari kutipan di atas adalah di puncak Mahameru para tokoh dalam novel 5 cm. dan seluruh pendaki melakukan upacara bendera untuk memperingati hari
kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka melakukan upacara bendera dengan khidmat dan penuh tangis bahagia. Keheningan di puncak Mahameru menjadikan suasana semakin penuh
dengan keharuan. Hal itu dapat dilihat juga dalam kutipan berikut: ”YEAH... teriak semua pendaki serentak membahana memecahkan
keheningan, disusul dengan saling berpelukan. Sekali lagi Sang Dwiwarna berkibar di puncak Mahameru tahun ini. Suara-suara tangis bahagia dan teriakan-teriakan
penuh semangat terdengar memenuhi puncak. Hampir seluruh pendaki di situ tak bisa menahan haru. Di pagi ini semua merasa dekat sekali satu sama lain,
bergembira dengan hati sesak penuh kebanggaan. Di sini... di Mahameru tanggal tujuh belas Agustus... Tanah Air ini indah sekali.” 5 cm.: 347
Nilai nasionalisme yang terkadung dari latar tempat ini adalah di Puncak Mahameru para tokoh dalam novel 5 cm. melakukan upacara pengibaran bendera Merah Putih untuk
memperingati hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Ketinggian puncak Mahameru dapat diartikan bahwa itulah tempat tertinggi yang berada di Pulau Jawa, sehingga para tokoh
dalam novel 5 cm. merasa lebih dekat dengan Tuhan tetapi tetap menjejakkan kaki di tanah air Indonesia, yaitu di puncak Mahmeru. Mereka juga mengucapkan rasa syukur kepada
Tuhan karena telah diberikan negeri yang begitu indah, yang bernama Indonesia di puncak Mahameru.
b. Latar Waktu