Persatuan dan Kesatuan ANALISIS BENTUK NASIONALISME

menurut adat atau agama, perbuatan atau perayaan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting. Bendera menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 131 adalah sepotong kain atau kertas segiempat atau segitiga diikatkan pada ujung tongkat, tiang, dan sebagainya dipergunakan sebagai lambang negara, perkumpulan, badan, atau sebagai tanda. Upacara bendera merupakan salah satu bentuk untuk membangun kesadaran berdisiplin. Sebagai warga negara yang baik tentu pernah melaksanakan kegiatan upacara bendera. Upacara bendera adalah bentuk kegiatan yang mencerminkan sikap cinta tanah air, bangsa, dan negara kita. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam upacara bendera, bukan hanya mencerminkan sikap cinta terhadap tanah air, bangsa dan negara, tetapi masih banyak lagi yang terkandung dari kegiatan upacara bendera, yaitu 1 menghargai pahlawan, 2 mencerminkan ketertiban, 3 menumbuhkan sikap kedisiplinan, 4 menumbuhkan nilai saling menghormati dan menghargai, 5 menumbuhkan sikap kekompakan dan kerja sama, 6 menumbuhkan potensi kepemimpinan, 7 menumbuhkan rasa percaya diri, 8 menumbuhkan semangat kebersamaan, 9 membangun sikap bersosial di lingkungan, 10 belajar bertanggung jawab. Upacara bendera bukan hanya merupakan ceremonial atau ritual belaka, akan tetapi mempunyai makna yang sangat dalam yaitu menumbuhkan rasa dan sikap nasionalisme. Selain itu upacara mempunyai banyak manfaat, yang kesemuanya itu mengarahkan kita kepada proses berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Upacara Bendera yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat pada kutipan berikut: Duluan ya Mas-mas dan Mbak-Mbak. Ayo sebentar lagi sampai puncak langsung upacara bendera di atas”. 5 cm.: 341

5.22 Persatuan dan Kesatuan

Istilah persatuan dan kesatuan merujuk pada UUD 1945, antara lain: Pertama, alinea kedua Pembukaan UUD 1945, yang berbunyi: ”...dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur....” Hal ini memuat makna bahwa perjuangan kemerdekaan itu adalah perjuangan oleh seluruh rakyat dan untuk seluruh rakyat. Alinea ini juga menegaskan cita-cita dasar bangsa Indonesia: merdeka, bersatu, berdaulat, Universitas Sumatera Utara adil dan makmur. Cita-cita bangsa Indonesia ini merupakan kesatuan yang bulat, tidak dapat dipisah-pisahkan, bukan sekadar adil dan makmur, tetapi juga merdeka, bersatu dan berdaulat. Kedua, pada alinea keempat, ”...suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Hal ini menegaskan persatuan meliputi keseluruhan aspek bangsa dan wilayah serta sebagai dasar negara bangsa Indonesia. Ketiga, Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945 menyebutkan: Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Pilihan susunan negara adalah kesatuan, berbentuk republik, dan bukan federasi atau konfederasi. Persatuan dan kesatuan banyak dipahami sebagai suatu derivasihasil upaya untuk bersatu saja. Pengungkapan persatuan dan kesatuan bangsa sering kali merujuk pada ”peringatan” warning adanya ancaman persatuan dan kesatuan itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 1003, makna persatuan adalah gabungan ikatan, kumpulan, dsb beberapa bagian yang sudah bersatu, perserikatan, serikat, sedangkan makna kesatuan adalah perihal satu, keesaan, sifat tunggal, dan satuan. Makna persatuan dan kesatuan berada dalam pola berpikir kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Persatuan dan kesatuan berkembang dalam proses historis bangsa dan negara Indonesia. Persatuan di samping sebagai perwujudan kehendak bersatu sebagai bangsa yang tetap harus dipertahankan, juga sebagai satu nilai yang dimanifestasikan dalam konstitusi, Sirait, 1997: 29. Pembukaan UUD 1945 yang merupakan pancaran dari Pancasila sebagai dasar negara memuat empat pokok pikiran, salah satu pokok pikirannya adalah persatuan. Pada pembukaan ini, pengertian negara persatuan adalah negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Negara mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham perorangan, Sirait, 1997: 31. Tidak dapat dipungkiri, bahwa makna persatuan senantiasa dikaitkan dengan kondisi riil masyarakat Indonesia yang beranekaragam elemennya. Keanekaragaman ini berdimensi horizontal dan vertikal. Kondisi obyektif teritorial geografis, etnik, budaya dan bahasa Universitas Sumatera Utara daerah, agama-agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menunjukkan keanekaragamannya. Indonesia merupakan negara kepulauan meliputi lebih dari 17 ribu pulau, dengan panjang 3.000 mil dan lebar 1.000 mil dengan ratusan etnik yang memiliki berbagai budaya dan bahasa lokal yang berbeda, Sirait, 1997: 31. Bangsa Indonesia itu timbul dari adanya keyakinan nilai persatuan. Nilai persatuan ini mempunyai akar kultural dalam masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia tumbuh dari pola-pola keterikatan yang berasal dari marga, keluarga atau keturunan dan kesamaan teritorial. Suatu wilayah teritorial secara keseluruhan merupakan milik bersama masyarakat. Pola keterikatan ini tumbuh dari bawah sebagai manifestasi kebutuhan hidup bersama dalam satu masyarakat. Pola keterikatan integratif tersebut merupakan pangkal tolak dan tempat tumbuhnya persatuan, Sirait, 1997: 33. Nilai persatuan yang semula terbatas pada loyalitas primordial masing-masing kelompok, melalui perjuangan bersama sejak Kebangkitan Nasional ditransformasikan kepada loyalitas nasional. Persatuan sebagai suatu nilai mengintegrasikan bangsa Indonesia yang serba majemuk. Para tokoh perintis kemerdekaan dan pendiri negara berhasil meletakkan akar kultural ikatan integratif dalam cita-cita dan perspektif negara kebangsaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pada bagian ini Pancasila berperan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang terkristalisasi dari nilai-nilai masyarakat majemuk itu. Persatuan dan kesatuan merupakan bentuk nasionalisme segenap warga negara Indonesia, yang menjadi modal untuk mengarungi kehidupan bermasyarakat dalam dimensi yang serba beragam, mulai dari suku, agama, ras, golongan, bahasa, budaya, dan sebagainya. Hanya dengan persatuan dan kesatuan, bisa mempererat dan menyatukan segala perbedaan yang ada di Indonesia, seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika, “Walaupun Berbeda-Beda, Tetap Satu Juga”. Persatuan dan kesatuan menyiratkan bahwa negara Indonesia dibentuk atas rasa saling menghormati dan menghargai antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya demi kepentingan bersama dalam berbangsa dan bernegara. Persatuan dan kesatuan yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat pada kutipan berikut: “Bencana itu banyak memberikan pelajaran berharga dan memberitahukan ke kita kalo rakyat di Indonesia masih merasa satu. Tanah Air ini masih ada. Setiap orang masih peduli saudara sebangsanya”. 5 cm.: 319 Universitas Sumatera Utara

5.23 Cinta Tanah Air