Blangkon ANALISIS BENTUK NASIONALISME

mengakui adanya Tuhan. Mengakui adanya Tuhan berarti sesuai dengan isi dalam sila pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa. Bersyukur merupakan bentuk dari nasionalisme, karena sesuai dengan nilai dasar dari Pancasila. Negara Republik Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya bangsa Indonesia sebagai keseluruhan dan pada umumnya percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Setiap warga negara berkewajiban untuk mengakui dan menetapkan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah dasar negara, dan dianjurkan supaya setiap warga negara mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar hidupnya sendiri untuk mencapai kesejahteraan lahir batin, Bakry: 1987: 45. Bersyukur merupakan salah satu cara yang digunakan manusia untuk menyatakan bahwa mereka mengakui adanya Tuhan. Bersyukur yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat pada kutipan berikut: “Si Mbok melihat uang lima puluh ribu di tangannya, matanya membesar dan mendekatkan genggaman tangannya ke hidung-nya. “Allhamdullilah Gusti Pangeran... Allhamdulillah”. 5 cm.: 176 Selain itu, bersyukur yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat juga pada kutipan berikut: “Tak hentinya mereka melihat ke langit sambil mengucap syukur”. 5 cm.: 288 “Semuanya tersenyum dan menoleh ke Arial. Rombongan kecil anak manusia itu bersujud syukur di puncak Mahameru, mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Tuhan dan kepada tanah yang telah menghidupi mereka, Ibu yang selalu memberikan tanah dan airnya setiap hari. Ibu yang akan selalu mencintai anak-anak bangsa. Air mata yang berjatuhan membasahi pasir di Puncak Mahameru, membuat rasa terima kasih mereka menjadi begitu indah. Mereka berenam berpelukan sangat erat, air mata kembali jatuh, menjadi saksi bening dan eratnya persahabatan mereka”. 5 cm.: 344

5.11 Blangkon

Pada perkembangannya, blangkon menjadi sebuah simbol bagi para pria dari suku Jawa. Bentuk blangkon sangat sederhana, akan tetapi dibalik kesederhanaannya itu blangkon memiliki makna yang cukup tinggi. Makna estetika tercermin dari bentuk blangkon yang dibuat sedemikian rupa sehingga memancarkan keindahan, makna martabat tercermin dari kegunaan blangkon sebagai alat pembeda antara kaum ningrat Kraton dengan rakyat jelata, dan makna etika tercermin dari kehidupan dan kepribadian orang Jawa. Saat ini blangkon dianggap sebagai sesuatu yang kuno dan tidak relevan untuk dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berpengaruh terhadap penggunaan blangkon Universitas Sumatera Utara yang hanya dipakai pada acara-acara tertentu yang menggunakan tema tradisional. Masyarakat memandang blangkon hanya sebagai pakaian bagi orang-orang tradisional dan hanya dipakai pada era tradisional, selain itu mereka juga beranggapan bahwa orang yang memakai blangkon adalah orang yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman dan dinilai tertinggal dalam aspek cita rasa berpakaian maupun prilakunya. Blangkon adalah kain penutup kepala tradisional kaum pria Jawa yang digunakan sebagai pelengkap busana tradisional Soegeng, 1981: 27. Selain sebagai pelindung terhadap sinar matahari, blangkon juga mempunyai fungsi sosial yang menunjukkan martabat atau kedudukan sosial bagi pemiliknya. Sebagian besar masyarakat Jawa menjadikan blangkon sebagai simbol atau ciri khas dan konon dulunya digunakan sebagai pembeda antara kaum ningrat Kraton dengan masyarakat jelata yang hanya memakai iket sebagai penutup kepala. Masyarakat Jawa beranggapan bahwa kepala lelaki mempunyai arti penting, sehingga pelindung kepala lelaki sebagai penutup tubuh yang amat diutamakan, sehingga masyarakat kuno menggunakan blangkon sebagai pakaian keseharian dan dapat dikatakan pakaian wajib Soegeng, 1981: 27. Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman kebudayaan. Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kebudayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan terus-menerus guna meningkatkan ketahanan budaya serta dapat dimanfaatkan untuk menunjang wisata budaya. Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan-kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia anggota masyarakat Depdikbud, 1988: 10. Makna kebudayaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 170 adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin akal budi manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Budaya merupakan satu kata yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah negara, terlebih untuk negara Indonesia yang dikenal sebagai negara multikultural. Budaya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat karena semua aspek dalam kehidupan masyarakat dapat dikatakan sebagai wujud dari kebudayaan, misalnya gagasan atau pikiran manusia, aktivitas manusia, atau hasil karya yang dihasilkan manusia. Pada Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945 ditegaskan bahwa “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”. Pada pasal tersebut dijelaskan bahwa negara menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Blangkon merupakan salah satu bentuk kebudayaan Universitas Sumatera Utara berupa hasil karya yang dihasilkan manusia. Blangkon identik dengan kebudayaan suku Jawa, karena memang Blangkon merupakan simbol yang membanggakan bagi pria dari suku Jawa. Blangkon merupakan salah satu bentuk dari kebudayaan lokal yang harus dilestarikan, karena memiliki makna yang penting dalam kebudayaan Jawa, yaitu sebagai identitas yang membedakan suku Jawa dengan suku-suku lainnya. Perbedaan ini bukanlah menjadi suatu ancaman yang menjadi pemisah antara suku yang satu dengan suku lainnnya dan antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lainnya, melainkan menjadi suatu pengayaan bagi kebudayaan Indonesia. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan budaya sehingga setiap kebudayaan lokal harus tetap dilestariakan guna memperkaya khasanah kebudayaan Indonesia. Melestarikan blangkon sebagai kebudayaan lokal berarti melakuakan sesuatu yang berbentuk nasionalisme karena dengan tindakan tersebut kita mencintai kebudayaan lokal yang ada di Indonesia, sehingga budaya lokal dapat menjadi identitas dan kebanggaan bagi bangsa Indonesia di mata bangsa-bangsa lain, dan mencerminkan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai bentuk budaya. Blangkon yang menjadi bentuk nasionalisme dalam novel 5 cm. terdapat pada kutipan berikut: “Mas-mas sama Mbak-mbak dari mana?” sopir angkot yang bertampang Jawa dan mengenakan blangkon memecahkan bengong mereka”. 5 cm.: 195

5.12 Bahasa Jawa